Saturday, 24 November 2018 09:52

Kementerian Pertanian Kembangkan Komoditas Pertanian Lokal Papua”.

Written by 
Rate this item
(0 votes)


Kementerian Pertanian (kementan) bersama kementerian terkait melakukan pengembangan ekonomi provinsi Papua dan Papua Barat melalui industri komoditas pertanian lokal untuk meningkatkan kedaulatan pangan wilayah tersebut. Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Kementerian Pertanian, Kuntoro Boga Andri di Jakarta, Rabu (22/11), mengatakan hal ini sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2017 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di kedua provinsi tersebut.

Kuntoro Boga Andri menjelaskan, dukungan pengembangan tanaman pangan dilakukan dalam bentuk budidaya komoditas, Unit Pengolah Pupuk Organik, sertifikasi, distribusi mesin penggiling padi, serta peralatan pasca panen dan pengolahan lainnya.

Kementerian Pertanian juga telah mengalokasikan anggaran untuk kegiatan pengembangan padi, padi organik, jagung, kedelai, aneka kacang dan ubi, bawang merah, bawang putih, cabai, jeruk, tanaman perkebunan baik semusim (tebu dan nilam), maupun tanaman perkebunan tahunan (sagu, kelapa sawit, kelapa, karet, kopi dan kakao), serta Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).

Lebih lanjut Kuntoro Boga Andri mengatakan kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari diharapkan dapat mendorong kegiatan percepatan penganekaragaman dan konsumsi pangan serta memperkuat ketahanan pangan masyarakat. Kegiatan ini dilakukan melalui pembangunan kebun bibit,demonstration plot (demplot), dan kebun sekolah. Kuntoro menjelaskan, kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari pun mengutamakan sumber daya lokal disertai dengan pemanfaatan pengetahuan lokal.

Pada 2018, Kementerian Pertanian telah mengalokasikan anggaran kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari sebanyak 115 miliar rupiah untuk 2.300 kelompok yang tersebar di 33 provinsi. Untuk Papua dan Papua Barat, total alokasi angaran kegiatan ini sebesar 8,65 miliar rupiah.

Kegiatan yang dilakukan dalam mendukung pengembangan sumber daya manusia ialah melalui Sekolah Lapang (SL) sebanyak 10 Unit di Papua dan 3 Unit di Papua Barat. Sekolah lapang dilakukan sebagai media pembelajaran bersama antara penyuluh dan petani.

Selain melalui Sekolah Lapang, kegiatan pengembangan sumber daya manusia ialah melalui adaptasi teknologi masing-masing 2 unit sebagai media transfer teknologi yang berbasis lokal. 

Read 819 times