Monday, 24 December 2018 08:20

Indonesia Resmi Kuasai 51 Persen Saham Freeport

Written by 
Rate this item
(0 votes)


Indonesia melalui PT Inalum (Persero) resmi menjadi pemegang saham mayoritas PT Freeport Indonesia. Presiden Joko Widodo dalam pernyataan pers di Jakarta, Jumat (21/12), menegaskan kepemilikan ini akan digunakan sepenuhnya untuk kemakmuran rakyat Indonesia. Laporan tersebut juga memastikan bahwa PT Inalum telah membayar lunas pembelian 51,23 persen saham PT Freeport Indonesia senilai 3,85 miliar dolar Amerika. Selain itu, seluruh permasalahan yang berkaitan dengan lingkungan dan smelter yang sempat menjadi ganjalan telah diselesaikan dan disepakati. Kepala Negara menegaskan bahwa pendapatan dari sisi pajak maupun royalti dipastikan akan meningkat. Tidak kalah penting, rakyat Papua turut mendapatkan bagian dari berbagai keuntungan yang akan diperoleh. Masyarakat di Papua juga akan mendapatkan 10 persen dari saham yang ada. Tentu saja di Papua juga akan mendapatkan pajak daerahnya.

Sesuai kesepakatan dalam perjanjian pokok atau Head of Agreement (HoA), Inalum membayar 3,85 miliar dolar Amerika  atau sekitar  56 triliun rupiah  kepada Freeport McMoRan Inc. (FCX), untuk menjadi pemegang saham mayoritas perusahaan tambang tersebut. Dengan kesepakatan tersebut, Indonesia kini memiliki kendali atas cadangan terbukti dan terkira di lapangan PTFI yang secara kasar bernilai  2.400 triliun rupiah.

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani  mengatakan, akan berupaya menjamin penerimaan negara dari PT Freeport Indonesia menjadi lebih besar setelah proses pengalihan saham mayoritas (divestasi) kepada holding industri pertambangan PT Inalum (Persero) tuntas. Penerimaan dari sisi perpajakan dan penerimaan bukan pajak lebih besar untuk negara, dengan berapapun nilai dari harga tembaga dan emas. Sri Mulyani menjelaskan keseluruhan komponen penerimaan pajak dan bukan pajak akan menggunakan Pasal 169 Undang-Undang tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, yaitu penerimaan negara harus lebih besar. Ia menjelaskan bahwa skema semacam itu mampu memberikan kepastian dalam hal penerimaan kepada negara.

Sementara itu Pejabat Eksekutif Tertinggi (CEO) PT Freeport Mcmoran Richard Adkerson mengatakan pihaknya menargetkan untuk menyelesaikan pembangunan smelter dalam lima tahun. Richard usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta Jumat mengatakan, pihaknya membangun smelter, sesuai harapan Presiden. Menurut Richard, kerja sama itu berdampak positif bagi Indonesia dan PT Freeport./ /Ia mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Indonesia untuk mencari solusi bersama. Selain itu, Richard menjelaskan pihaknya akan mulai melakukan penambangan terbuka. Richard juga menjelaskan dirinya berdialog dengan Presiden Jokowi mengenai pengembangan operasi tambang, dan penambahan lapangan kerja, serta pengelolaan lingkungan alam yang lebih baik.

Read 871 times