Tenang dan nyaman itulah yang dapat dirasakan ketika menginjakkan kaki di sebuah kota yang terkenal akan seni gurindamnya. Kota Tanjung Pinang di kepulauan Riau yang memiliki slogan “Kampung Kite” terlihat sangat bersih dan indah. Sejauh mata memandang tampak jelas tanah merah bertabur hijaunya pepohonan dihiasi lekukan indah sungai Carang, menyapa setiap orang yang datang.
Kehangatan tidak hanya datang dari matahari yang turun perlahan di ufuk barat kota ini saja. Secercah harapan untuk menjadikan pariwisata sebagai nafas kota ini perlahan mulai terbentuk. Kota Tanjung Pinang memang tidak main-main untuk menjadikan pariwisata sebagai sumber utama kehidupan masyarakatnya. Pembangunan berbagai jenis fasilitas yang dibutuhkan oleh wisatawan domestik dan mancanegara terus dilakukan oleh jajaran pemerintah kota yang didukung penuh oleh pemerintah daerah dan pusat. Mereka bahkan membuat kelompok sadar wisata yang di kelola oleh masyarakat setempat dengan berbagai kegiatan.
Kreatifitas masyarakat Tanjung Pinang pun mulai terasah dan teruji nyata. Berbagai kegiatan yang mampu mendongkrak pertumbuhan wisata seperti festival budaya dan international dragon boat race menjadi landasan bagi Kota ini untuk membangun citra baru di industri pariwisata Indonesia. Pengalaman memang guru terbaik yang harus dimiliki setiap insan di muka bumi ini termasuk bagi masyarakat kota Tanjung Pinang. Semangat masyarakatnya untuk memajukan potensi pariwisata yang mereka miliki tidak hanya patut di acungi jempol tapi juga patut di ikuti.
Teknologi yang berkembang pesat di berbagai belahan dunia menjadi salah satu Cara berpromosi yang dapat diandalkan. Kecerdasan dalam memanfaatkan teknologi terinterpretasi dengan baik melalui sosial media yang di kelola oleh generasi muda kota Tanjung Pinang. Masyarakatnya pun mampu beradaptasi dengan baik akan perubahan yang terjadi secara perlahan tapi pasti di kota ini.