Kembali ke kampung halaman atau yang lebih umum disebut Mudik adalah istilah yang lazim diucapkan ketika jelang hari raya Idul Fitri setelah menjalani puasa atau Shaum selama bulan Ramadhan menurut penanggalan Islam. Kembali ke kampung halaman mempunyai makna bukan sekadar kembali melihat kampung halaman setelah sekian lama pergi merantau, tapi mudik mempunyai arti kembali bersilaturrahim dengan orang tua, sanak saudara hingga tetangga dan kawan kawan sepermainan. Karena itu fenomena mudik menjadi momentum berbagi pengalaman hingga menunjukan apa saja yang telah dilakukan selama merantau. Jadi tidak heran setiap orang sukarela agar dapat berkumpul keluarga, sanak saudara dan kawan kawan sepermainan di Kampung halaman.
Kebudayaan mudik bukan hanya dimiliki oleh bangsa Indonesia yang mayoritas berpenduduk muslim. Di beberapa negara lain juga ada acara berkumpul dengan keluarga di hari Raya yang dianggap sakral atau dipercaya membawa keberqahan, seperti di Korea Selatan, pada Hari Raya Seollal, Imlek di Tiongkok, Tet di Vietnam, Thanksgiving dan Natal di Amerika. Terkait dengan mudik di Indonesia, sejak awal tahun pemerintah telah menyiapkan segalanya agar kelancaran mudik dapat berjalan dengan baik. Hampir semua infrastruktur, disiapkan dengan matang oleh Pemerintah. Percepatan penyelesaian jalan berbayar bebas hambatan – TOLL, telah dilakukan selain perbaikan jalan nasional non tol. Penyelesaian TOL Trans Jawa sudah dapat dikatakan sudah tersambung dari Merak di ujung barat Jawa hingga Probolinggo di Jawa bagian Timur. Di pulau Sumatera, percepatan trans sumatra sudah dapat dirasakan dengan selesainya sebagian ruas tol di Lampung hingga ke Sumatera selatan.
Sehubungan jelang hari Raya Idul Fitri, persiapan mudik dilaksanakan beberapa instansi. Kementerian PUPR dari sisi infrastruktur, Jasa Marga di jalan Tol, Kepolisian, Kementerian perhubungan bahkan kementerian kesehatan. Mengapa demikian karena pergerakan dalam rangka silaturahmi tahunan ini setidaknya mencapai 14 juta orang bergerak dari kawasan ibukota dan sekitarnya (Jabodetabek). Uang yang akan dibelanjakan dalam mudik tahun ini oleh pemudik Jabodetabek mencapai 10 trilyun rupiah. Diperkirakan puncak arus mudik akan terjadi pada Jumat 31 Mei untuk itu kesiapan petugas dari setiap instansi terkait di lapangan sangat dibutuhkan untuk mencegah terjadinya kemacetan dan memfasilitasi para pemudik agar aman dan nyaman sampai di kampung halaman.
Meskipun Kemajuan zaman saat ini memang sepertinya sudah dapat mengatasi arti sebuah pertemuan tatap muka seperti melalui Video Call atau pertemuan tatap muka di gawai pribadi tanpa harus pergi jauh jauh ke tempat yang kita tuju. Namun kehadiran secara utuh raga dihadapan lawan bicara mempunyai nilai tersendiri yang membedakan pertemuan melalui internet di gawai pribadi seperti adanya unsur rasa hormat dan menghormati dan cinta kasih pada seseorang. Semoga mudik tahun ini lebih baik dari tahun lalu dan membawa suasana kerukunan usai tensi tinggi saat pelaksanaan Pemilu serentak.