19
October

 

(voinews.id)- Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menyatakan neraca perdagangan Indonesia pada September 2022 mencatat surplus hingga 4,99 miliar dolar AS di tengah kewaspadaan risiko global.

Secara kumulatif surplus neraca perdagangan Indonesia sejak Januari hingga September 2022 mencapai 39,87 miliar dolar AS yang jauh lebih tinggi dibanding puncak periode boom komoditas pada 2011 yang sebesar 22,2 miliar dolar AS.

“Capaian ini juga menandakan surplus yang telah terjadi selama 29 bulan berturut-turut,” kata Febrio di Jakarta, Rabu. Baca juga: Neraca perdagangan.

Secara kuartalan, kinerja net ekspor juga cukup baik sehingga menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan PDB kuartal III 2022 dan tahun 2022 secara keseluruhan. Surplus itu terjadi karena ekspor Indonesia pada September 2022 berkinerja positif yaitu 24,80 miliar dolar AS atau tumbuh 20,28 persen (yoy) yang didorong oleh ekspor migas dan non-migas dengan pertumbuhan masing-masing 41,8 persen (yoy) dan 19,26 persen (yoy). Meski secara bulanan melambat karena penurunan harga dan volume komoditas unggulan, namun total ekspor meningkat yakni dari Januari-September 2022 mencapai 219,35 miliar dolar AS atau naik 55 miliar dolar AS dibanding periode sama 2021 sebesar 164,32 miliar dolar AS. Febrio mengatakan peningkatan kumulatif ekspor menunjukkan masih kuatnya permintaan global seiring dengan pengendalian pandemi yang semakin baik seperti dari India, Jepang dan Korea Selatan. Peningkatan ekspor Indonesia Januari-September 2022 didorong oleh ekspor migas yang masih tumbuh tinggi mencapai 38,56 persen (ytd) sedangkan ekspor non-migas tumbuh 33,21 persen.

 

antara

18
October

 

(voinews.id)- Wakil Presiden Ma’ruf Amin berdialog dengan diaspora Indonesia di Singapura, kata Duta Besar RI untuk Singapura Suryo Pratomo dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.

"Kehadiran Wakil Presiden Ma’ruf Amin sangat berarti bagi teman-teman diaspora dan itu terlihat dari antusiasme yang luar biasa dari teman-teman diaspora," kata Suryo Pratomo di Singapura, Selasa. Menurut dia, kehadiran Ma'ruf Amin sangat istimewa untuk diaspora Indonesia di Singapura karena kunjungan terakhir pejabat tinggi Indonesia di negeri singa itu adalah Presiden Joko Widodo pada April 2019. "Jadi, sudah tiga tahun ini tidak ada pejabat tinggi," tukasnya.

Antusiasme warga sangat terasa, kata Suryo, khususnya bagi para pelaku industri usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia di Singapura. Sebagaimana diketahui, banyak warga negara Indonesia yang memiliki usaha di Singapura, salah satunya di bidang kuliner.

"Arahan yang disampaikan oleh Wakil Presiden tentunya sangat dibutuhkan, terutama karena di Singapura bukan hanya pengusaha besar yang tinggal di sini, tapi banyak UMKM Indonesia," jelasnya.

18
October

 

(voinews.id)- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencadangkan 10 lokasi kabupaten/kota sebagai kawasan daerah pelarangan penangkapan ikan sidat sebagai upaya perlindungan perikanan sidat yang berkelanjutan. “Pelarangan penangkapan ikan sidat di lokasi itu dalam segala situasi dan sepanjang waktu pada area/kawasan tertentu yang telah disepakati.

Kita juga menggandeng partisipasi masyarakat karena merekalah yang memiliki peran lebih besar dalam proses ini,” kata Direktur Pengelolaan Sumber Daya Ikan KKP Ridwan Mulyana dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa.

Sepuluh lokasi tersebut yaitu Kabupaten Kutai Kartanegara, Kota Samarinda, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Parigi Moutong, dan Kabupaten Poso.

Ridwan mengatakan adanya daerah larangan penangkapan ikan sidat dapat meningkatkan peluang migrasi ikan sidat dalam melanjutkan siklus reproduksinya secara alami. Pelarangan itu akan dituangkan dalam regulasi KKP, sebagai kerangka implementasi Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 118 Tahun 2021 tentang Rencana Pengelolaan Perikanan (RPP) Sidat.

Ridwan mengatakan hasil riset laju eksploitasi sidat di Indonesia terindikasi terjadi penangkapan berlebih (overfishing) di Sungai Cimandiri di Jawa Barat, Sungai Malunda di Sulawesi Barat, serta Sungai Lasolo dan Sungai Lalindu di Sulawesi Tenggara.

“Hal ini terlihat dari semakin sedikit jumlah sidat yang tertangkap oleh nelayan, ditambah ukuran sidat yang tertangkap juga semakin mengecil,” katanya. Di Indonesia, sidat merupakan salah satu jenis ikan yang bernilai ekonomi tinggi dan memiliki nilai histori yang cukup penting. Keberadaan Sidat Borneo (Anguilla Borneensis) merupakan nenek moyang sidat di dunia dan Sidat celebes (Anguilla Celebesensis) merupakan jenis asli/endemik Indonesia.

“Tingginya permintaan produk perikanan sidat di pasar domestik dan pasar luar negeri, menjadikan kita semakin terpacu untuk mengelola sumber daya ikan sidat secara bijaksana guna menjamin kelestariannya,” katanya. Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Haryono mengatakan siklus hidup ikan sidat diperkirakan dapat mencapai 30 tahun dan berenang hingga ribuan kilometer untuk memijah di laut dalam.

Dengan siklus biologi yang demikian unik, daerah larangan penangkapan ikan sidat menjadi sangat mendesak untuk segera ditetapkan guna menambah upaya perlindungan bagi kelangsungan hidup ikan sidat. Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan menjaga kelestarian sumber daya ikan menjadi prioritasnya untuk mewujudkan ekonomi biru. Menurut dia, ekologi adalah panglima pembangunan sektor kelautan dan perikanan karena kesehatan ekosistem laut akan menghasilkan ekonomi yang berkelanjutan.

 

antara

18
October

 

(voinews.id)- Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengajak generasi muda menjadikan pandemi yang bergulir selama tiga tahun terakhir sebagai tolok ukur pengalaman sekaligus pembelajaran bagi generasi muda yang dapat diwariskan untuk masa depan.

"Pandemi ini siklusnya mungkin tahunan, bahkan puluhan tahun. Jadi, apa yang dilakukan generasi saat ini dalam menangani pandemi, bisa menjadi patokan bagi anak muda di masa depan jika terjadi pandemi," ujar Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Selasa.

Budi mengatakan generasi muda perlu memahami betul penanganan pandemi yang dilakukan pemerintah melalui gotong-royong bersama masyarakat dalam menekan laju kematian banyak orang. Supaya ketika peristiwa serupa kembali terjadi di masa depan, diharapkan tidak akan menimbulkan banyak kematian. Ini kewajiban kita untuk memastikan generasi muda harus terlibat dalam penanganan pandemi COVID-19 dan mereka bisa memahami apa yang sedang diupayakan oleh pemerintah dalam pencegahan terjadi pandemi berikutnya, katanya.

Menurut Budi, Presidensi G20 tahun ini melahirkan banyak upaya penanganan pandemi COVID-19 yang bisa dijadikan pelajaran bagi anak muda. Terdapat lima target yang ingin dicapai dalam presidensi G20, antara lain membentuk Dana Pandemi agar negara punya dana yang cukup untuk mengendalikan pandemi selanjutnya. Selain itu, kata Budi, G20 juga membentuk mekanisme formal dalam penggunaan dana pandemi, tujuannya supaya dana pandemi bisa digunakan dengan adil untuk mengakses vaksin, obat-obatan, alat diagnostik, terutama untuk negara berkembang. Tujuan berikutnya adalah membangun jejaring genom sekuensing di dunia.

Sebab, virus, bakreri, parasit penyebab pandemi bisa muncul di mana saja. "Jadi, perlu dibangun sistem surveilans yang sama rata di seluruh dunia," ujarnya.

Dikatakan Budi, G20 juga menginisiasi standar protokol kesehatan secara global agar saat terjadi karantina wilayah di semua negara, semua roda perekonomian dapat terus bergerak, termasuk pendistribusian logistik kesehatan.

"G20 juga ingin memastikan produksi vaksin, obat-obatan, dan alat kesehatan terdistribusi merata bagi semua negara, khususnya negara berkembang," katanya. Lima agenda tersebut diharapkan jadi komponen dalam arsitektur kesehatan global. "Tanggung jawab kita lebih besar untuk mempersiapkan generasi-generasi kita. Makanya, peran anak muda menjadi sangat penting, karena kita sebagai orang yang mengalami pandemi pada saat ini menginginkan generasi berikutnya lebih paham jika terjadi pandemi lagi, katanya.

 

antara