VOInews.id- Kementerian Pertanian (Kementan) menyampaikan terdapat sejumlah aksi mitigasi pada sub sektor kelapa sawit yang dapat berkontribusi pada penurunan emisi gas rumah kaca, salah satunya penggunaan biofuel pada transportasi di industri kelapa sawit.
“Transportasi ini meski belum terlalu signifikan tapi cukup berpengaruh karena penggunaan transportasi yang masih menggunakan bahan bakar fosil tentunya akan menyebabkan kenaikan gas rumah kaca, beda dengan transportasi yang menggunakan bahan bakar ramah lingkungan,” kata Staf Direktorat Perlindungan Perkebunan Kementan Dimas Nugraha dalam Webinar Kontribusi Sawit terhadap Net Zero Emission Indonesia, yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Meski belum memiliki data persentase penurunan emisi karbon dari penggunaan biosel pada transportasi di sektor sawit, Dimas menuturkan pengangkutan buah sawit dari kebun ke pabrik menempuh jarak yang tidak terlalu jauh, tetapi dengan penggantian bahan bakar ke biofuel maka kendaraan pengangkut memiliki potensi mitigasi. Selain mengganti bahan bakar transportasi di industri sawit, aksi lain yang bisa mengurangi emisi gas rumah kaca di sektor kelapa sawit adalah manajemen lahan.
Menurut dia, lahan perkebunan sawit yang dikonversi dari lahan yang memiliki stok karbon lebih rendah seperti tanah terlantar, rumput dan semak belukar, maka budi daya sawit dapat membantu meningkatkan serapan karbon. “Jika konversi dari tutupan hutan, maka justru menghasilkan emisi,” ucapnya.
Ia juga mengimbau agar Sarana Prasarana Kebakaran Lahan dan Kebun (Sarpras Karlabun) senantiasa memenuhi sarpras untuk menunjang kegiatan penanganan kebakaran lahan perkebunan berupa pompa, selang dan menara api sebagaimana tercantum pada Permentan Nomor 5 Tahun 2018.
“Ini penting karena kebakaran lahan khususnya kelapa sawit ini salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca. Kalau dapat kita tekan ini signifikan sekali untuk menekan gas rumah kaca,” tuturnya. Oleh karena itu, Kementan mendorong agar lahan gambut yang masih berupa hutan perlu dipertahankan agar tetap sebagai hutan. Termasuk juga melakukan rehabilisasi, reklamasi dan revitalisasi lahan gambut terlantar dan pengelolaan lahan gambut untuk pertanian berkelanjutan.
“Kebakaran gambut terutama terjadi pada bulan-bulan kering pada tahun El Nino di lahan semak belukar gambut dan lahan dalam transisi penggunaan, kebakaran hanya sedikit terjadi pada lahan pertanian eksisting,” katanya.
antara
VOInews.id- Pemerintah Swiss pada Rabu mengatakan akan melarang iklan produk-produk rokok termasuk rokok elektrik yang ditujukan kepada kaum muda sesuai dengan keputusan yang disahkan dalam referendum tahun lalu. Kabinet mengatakan akan memperkuat pembatasan yang sudah direncanakan untuk melarang iklan rokok di tempat-tempat dan media yang dapat dijangkau oleh anak-anak muda. Undang-undang baru itu akan mulai berlaku mulai pertengahan 2026.
Adapun pembatasan iklan tembakau dan rokok elektrik akan diterapkan mulai tahun depan. Langkah tersebut dirancang untuk mengurangi konsumsi tembakau dan kematian akibat rokok. Merokok merupakan aktivitas yang relatif umum dilakukan secara luas di Swiss sekaligus salah satu sumber masalah kesehatan masyarakat, dengan 9.500 orang meninggal lebih cepat setiap tahunnya akibat konsumsi tembakau, kata pemerintah.
"Konsumsi tembakau menyebabkan banyak penyakit tidak menular, dan biaya perawatan medis mereka mencapai 3 miliar franc Swiss (Rp50 triliun) per tahun," kata pemerintah. "Iklan tembakau memainkan peran penting dalam keputusan untuk mulai merokok," tambahnya. Pada 2022, 6,9 persen anak berusia 11 hingga 15 tahun di Swiss telah merokok dalam 30 hari terakhir, sementara 5,7 persen remaja berusia 15 hingga 24 tahun menggunakan rokok elektronik setidaknya sebulan sekali.
Iklan produk tembakau atau rokok elektrik nantinya tidak akan diizinkan dipasang di media cetak, toko, atau kegiatan-kegiatan yang dikunjungi oleh anak-anak di bawah umur. Selain itu, pemerintah juga akan melarang perusahaan rokok untuk menjadi sponsor dalam acara-acara yang dihadiri remaja di bawah 18 tahun.
Namun, iklan online akan tetap diizinkan selama pembatasan usia diterapkan. Dalam referendum pada Februari 2022, sebanyak 57 persen pemilih di Swiss sepakat untuk menerapkan pembatasan yang lebih ketat terkait iklan rokok demi melindungi anak-anak dan remaja dari iklan tembakau.
Sumber: Reuters
VOInews.id- Industri pangan yang tergabung dalam SwissCham Indonesia atau Kamar dagang Swiss-Indonesia siap mendukung dan mewujudkan usaha pertanian bekelanjutan di Tanah Air sebagai salah satu upaya menghadapi perubahan iklim.
Perusahaan anggota SwissCham yakni Nestlé, Syngenta, dan Koltiva dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, menyatakan dengan inovasi dan kolaborasi yang tepat, seluruh pelaku bisnis dapat memprioritaskan pembangunan berkelanjutan sebagai langkah kritis untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi nasional dan membantu Indonesia mencapai pemulihan ekonomi di tengah ketidakpastian ekonomi global. Head of Corporate Sustainable Agriculture Nestlé Indonesia Syahrudi mengatakan pihaknya dengan mitra petani bersama memajukan praktik pertanian regeneratif, sebagai jantung di sistem pangan kami.
"Kami percaya kolaborasi yang kami bangun menuju pertanian berkelanjutan, akan menciptakan manfaat bagi petani, bisnis, dan pada saat yang sama menciptakan dampak positif bagi lingkungan," ujarnya.
antara
VOInews.id-Presiden Joko Widodo berharap Mahkamah Konstitusi (MK) dapat mempersiapkan diri menjadi wasit yang adil karena kini Indonesia memasuki tahun politik menjelang Pemilu Serentak 2024. "Kami sangat berharap MK melakukan persiapan yang matang agar dapat menjadi wasit yang adil bagi yang bersengketa, baik sengketa di pileg, pilpres, maupun pilkada," kata Jokowi dalam Sidang Pleno Khusus MK dengan agenda penyampaian Laporan Tahunan 2022 di Jakarta, Rabu.
Jokowi juga mendorong kualitas putusan MK diperlihatkan dari aspek kecepatan penerbitan putusan. Menurut dia, keadilan yang tertunda terlalu lama adalah sebuah ketidakadilan.
"Kita harus berusaha keras agar Pemilu serentak 2024 kita jadikan sebagai ajang pembuktian kualitas demokrasi Indonesia, sekaligus memilih pemimpin-pemimpin yang amanah untuk meraih tujuan berbangsa dan bernegara," pesan Jokowi.
antara