Akbar

Akbar

09
August

 

(voinews.id)Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat angka konsumsi batu bara untuk sektor kelistrikan mengalami kenaikan sebesar 60 persen dalam enam tahun terakhir terhitung sejak 2015 sampai 2021.

"Sektor kelistrikan masih menjadi pengguna terbesar batu bara dalam negeri," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta, Selasa. Pada 2015, sektor kelistrikan mengonsumsi 70,08 juta ton batu bara, 2016 sebanyak 75,4 juta ton, 2017 sebanyak 83 juta ton, 2018 sebanyak 91,14 juta ton, 2019 sebanyak 98,55 juta ton, 2020 sebanyak 104,83 juta ton, dan pada 2021 sebanyak 112,13 juta ton.

"Berdasarkan realisasi 2015-2021, konsumsi batu bara untuk kelistrikan mengalami kenaikan sebesar 60 persen. Sementara, konsumsi batu bara untuk industri di luar kelistrikan mengalami kenaikan 52 persen," kata Arifin.

Kementerian ESDM juga mencatat rencana kebutuhan batu bara sepanjang 2022 sampai 2025, dengan porsi konsumsi terbanyak masih dari sektor kelistrikan. Pada 2022, kebutuhan batu bara domestik sebesar 188,9 juta ton, 2023 sebesar 195,9 juta ton, 2024 tembus angka 209,9 juta ton, dan pada 2025 sebesar 197,9 juta ton.

Sementara itu, sektor kelistrikan membutuhkan batu bara sebanyak 119 juta ton pada 2022, lalu sebesar 126 juta ton pada 2023, kemudian meningkat menjadi 140 juta ton pada 2024, dan turun menjadi 128 juta ton pada 2025. Pada 2022, rencana volume kontrak baru bara untuk kelistrikan adalah sebesar 144,14 juta ton dengan volume alokasi 122,52 juta ton. Adapun realisasi pemenuhan batu bara untuk kelistrikan hingga Juli 2022 adalah sebesar 72,94 juta ton.

"Untuk industri non kelistrikan dari total rencana kebutuhan batu bara 2022 sebesar 69,9 juta ton, realisasi pemenuhan sampai dengan Juli 2022 adalah sebesar 30,94 juta ton," kata Arifin. Berdasarkan indeks yang dikeluarkan Platt's ataupun NEX pada Juli 2022, rata-rata harga batu bara global antara 194 dolar AS per ton sampai 403 dolar AS per ton.

Sedangkan, harga batu bara acuan (HBA) Indonesia adalah sebesar 319 dolar AS per ton.

 

antara

09
August

 

(voinews.id)Kementerian Pertanian menyebutkan bahwa diversifikasi pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat harus dilakukan sebagai upaya antisipasi ancaman krisis pangan, terlebih pada kondisi penduduk yang terus bertambah setiap tahun.

Direktur Serelia Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Ismail Wahab dalam diskusi bertajuk "Menangkis Ancaman Krisis Pangan Global" yang diselenggarakan Pataka secara daring dipantau di Jakarta, Selasa, mengatakan menjaga produksi pangan dalam negeri tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan dengan penduduk yang terus bertumbuh setiap tahun.

"Tidak cukup hanya dengan menjaga produksi, jika tidak ada diversifikasi pangan pokok, dengan peningkatan jumlah penduduk 1,49 persen setiap tahun, lama-lama kita akan kesulitan," kata Ismail. Ditambah lagi, kata dia, lahan pertanian Indonesia mengalami penyusutan dengan berkurangnya lahan subur di Pulau Jawa yang berubah fungsi menjadi infrastruktur nonpertanian. Menurut Ismail, konsumsi beras per kapita harus lebih rendah dan berganti dengan pangan pokok alternatif yang juga melimpah di Indonesia dan memiliki kandungan gizi tinggi seperti singkong, sagu, maupun sorgum.

Ismail mengatakan alternatif pangan masyarakat Indonesia selain beras adalah pangan yang bersumber dari gandum seperti mie maupun roti. Padahal, gandum Indonesia dipenuhi dari impor lantaran tanah yang kurang cocok untuk ditanami gandum.

Harga gandum dunia saat ini melonjak hingga tiga kali lipat akibat produsen gandum terbesar dunia yaitu Ukraina mengalami konflik geopolitik dengan Rusia. Selain itu, negara produsen gandum lainnya mulai membatasi ekspor untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya.

"Gandum sendiri di kita tidak terlalu cocok, sehingga coba subtitusi dengan singkong, sagu, dan sorgum. Sorgum satu famili dengan gandum, dan lebih sehat dari gandum," kata Ismail. Dia menjelaskan bahwa sorgum tidak memiliki kandungan gluten seperti pada gandum.

Oleh karena itu sorgum kurang cocok untuk dijadikan roti karena tidak ada kandungan gluten yang membuat roti mengembang. Namun demikian saat ini produsen makanan mulai mempromosikan produk pangan sehat tanpa kandungan gluten.

Oleh karena itu sorgum sangat cocok untuk dijadikan produk pangan sehat tanpa gluten guna menggantikan produk olahan dari gandum.

 

09
August


(voinews.id)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Selasa meresmikan Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar), yang diharapkan akan memperkuat daya saing produk-produk unggulan dari provinsi tersebut.

“Karena di sini (Kalimantan Barat) memiliki kekuatan besar, Crude Palm Oil (CPO), alumina, bauksit dan produk-produk lainnya, dan pelabuhan ini memiliki kapasitas 500 ribu Teus, dan juga 8 juta yang non-peti kemas,” kata Presiden Jokowi saat meresmikan Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak, Kabupaten Mempawah, Kalbar, Selasa.

“Ini adalah pelabuhan terbesar di Pulau Kalimantan. Tadi tanya Dirut PT Pelindo, ‘habis berapa Pak’, gede banget seperti ini, Rp2,9 triliun,” kata Presiden.

Dengan biaya sebesar itu, Presiden meminta agar Terminal Kijing dimanfaatkan secara optimal untuk memperkuat daya saing, dan memperbaiki konektivitas antar-pelabuhan, antarpulau dan antarnegara.
 

Selain itu Presiden juga meminta agar jalan akses dari dan ke Pelabuhan Pontianak diperlebar. Ia meminta langsung kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono untuk memperlebar jalan akses ke Terminal Kijing.

“Ini Menteri PUPR hadir sehingga selesaikan sekalian, sehingga perjalanan kontainer dan non-peti kemas, semuanya bisa lancar dan tujuan akhir kita memperkuat daya saing,” ujarnya.

Jokowi mempersilahkan jika terdapat usulan atau aspirasi untuk perubahan nama pelabuhan tersebut.

 

antara

09
August

(voinews.id)Ribuan pengguna internet melaporkan bahwa hari ini, Google sempat mengalami gangguan, down, dan mesin pencari tersebut tidak bisa diakses, menurut laporan laman web Downdetector.com.

Dikutip dari laporan Reuters, Selasa, terdapat lebih dari 40 ribu kejadian dimana membuat warganet melaporkan isu tersebut. Downdetector melacak insiden down tersebut dengan menyusun laporan status dari sejumlah sumber, termasuk kesalahan yang diajukan pengguna pada platformnya.

Google tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.