foto:Kemlu RI
VOInews, Jakarta : Kemitraan ASEAN dan Korea Selatan penting untuk mempercepat transformasi digital di kawasan Asia Tenggara. Sebagai negara dengan keunggulan di bidang inovasi digital, Korea Selatan dapat mendukung ASEAN dalam pengembangan inovasi dan infrastruktur digital.
Menlu RI Retno Marsudi dalam pertemuan para Menlu ASEAN dengan Menlu Korea Selatan di Jakarta, Kamis (13/07/2023) mengatakan bahwa tahun depan adalah peringatan 35 tahun hubungan ASEAN-Korea Selatan dan rencananya akan diluncurkan Kemitraan Strategis Komprehensif antaranya keduanya.
Menlu mengatakan, ada dua area kerja sama yang perlu didorong.
Pertama, mempercepat pengembangan infrastruktur digital di ASEAN.
Tahun ini pertumbuhan ekonomi ASEAN diproyeksikan mencapai 4,7%. Guna menjaga momentum ini, investasi infrastruktur untuk transformasi digital diperlukan, khususnya infrastruktur komunikasi, inovasi digital di sektor perbankan, dan pembayaran digital.
“Sebagai raksasa di bidang inovasi digital, Korea Selatan dapat membantu pembangunan ASEAN di sektor ini, termasuk dengan mendukung pelaksanaan ASEAN-Indo-Pacific Forum: Implementation of the AOIP,” kata Menlu Retno.
Kedua, menjaga komitmen terhadap perdamaian dan stabilitas jangka panjang di kawasan. Perkembangan di Semenanjung Korea dewasa ini menjadi keprihatinan bagi kawasan. Senjata nuklir sangat berbahaya bagi kawasan Indo-Pasifik.
“ASEAN berkomitmen untuk menumbuhkan budaya dialog dan paradigma kolaborasi dengan memanfaatkan semua platform yang ada di ASEAN, seperti ASEAN Regional Forum (ARF). Rencana Pernyataan Bersama ASEAN-Korea Selatan mengenai AOIP harus inklusif dan berkontribusi bagi perdamaian dan stabilitas jangka panjang di kawasan,” tandas Retno.
Dalam pertemuan tersebut, negara-negara ASEAN menyambut baik Korean-ASEAN Solidarity Initiative (KASI) yang menggarisbawahi sentralitas ASEAN, memperkuat kerja sama strategis pada bidang politik dan keamanan, dan eksplorasi kerja sama infrastruktur digital dan perubahan iklim.
Di bidang budaya, dibahas peningkatan people-to-people contact dan kerja sama sosio-kultural termasuk melalui peresmian ASEAN Korea Day pada akhir tahun 2023. Di bidang ekonomi, dibahas pentingnya kerja sama pemajuan UMKM, termasuk peningkatan keterampilan inovasi dan ekonomi digital.
Terkait perdamaian dan keamanan, ditekankan mengenai pentingnya perdamaian di Semenanjung Korea.
Pertemuan juga mendorong finalisasi peningkatan status kemitraan ASEAN-Korea Selatan menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif, bersamaan dengan peringatan 35 tahun hubungan dialog ASEAN-Korea Selatan tahun depan.
Pernyataan Bersama Menlu ASEAN mengenai peluncuran rudal balistik di Semenanjung Korea telah tersedia website Sekretariat ASEAN (https://asean.org/wpcontent/uploads/2023/07/AMS-Statement-on-Korean-Peninsula.pdf).
Indonesia berharap Australia dapat menjadi mitra utama ASEAN dalam mempertahankan perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik dalam pertemuan ASEAN Post Ministerial Conference (PMC) dengan Australia di Jakarta, Kamis(13/07/2023) (Foto: Kemlu RI)
VOInews, Jakarta : Indonesia berharap Australia dapat menjadi mitra utama ASEAN dalam mempertahankan perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik. Pernyataan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pertemuan ASEAN Post Ministerial Conference (PMC) dengan Australia di Jakarta, Kamis(13/07/2023).
Menlu Retno menyatakan Australia dapat menjadi kekuatan positif di kawasan dengan mendukung sentralitas ASEAN. Ia menggarisbawahi status Australia sebagai satu di antara empat mitra ASEAN dengan kerja sama Comprehensive Strategic Partnership.
“Kami mempunyai ekspektasi besar kepada Australia untuk menjadi kekuatan positif kawasan dan mendukung sentralitas ASEAN dalam membentuk dinamika regional,” jelas Menlu Retno.
Menlu Retno menyampaikan bahwa terdapat dua area kerja sama yang dapat dijadikan fokus.
Pertama, dalam isu perdamaian dan stabilitas di kawasan. Menlu Retno menyampaikan bahwa Australia dan ASEAN dapat berperan sebagai jangkar stabilitas di Indo-Pasifik.
“Kita perlu membangun arsitektur kawasan yang inklusif, dimana seluruh pihak merasa aman dan berkontribusi pada kemakmuran kawasan. Australia dapat menjadi mitra sejati ASEAN dan menjadi jangkar perdamaian dan stabilitas di Indo-Pasifik,” tegas Menlu Retno.
Kedua, Australia diharapkan dapat menjadi mitra pembangunan di kawasan Pasifik. Terkait hal ini, Menlu Retno menyampaikan bahwa kawasan Pasifik merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Indo-Pasifik. Untuk itu, diperlukan kerja sama konkret antara ASEAN dengan negara-negara Pasifik di antaranya di bidang aksi iklim dan pengurangan risiko bencana, keamanan pangan, dan ekonomi biru.
Menlu Retno juga mengharapkan dukungan Australia terhadap kerja sama antara Sekretariat ASEAN dan Pacific Island Forum (PIF) akan dimulai pada tahun ini.
Pada pertemuan ini, Menteri Luar Negeri negara-negara ASEAN harapkan peningkatan kerja sama konkret dengan Australia di sejumlah bidang, yakni perdagangan, konektivitas, kesehatan, pendidikan, transportasi, perubahan iklim, dan energi berkelanjutan.
Mereka juga berharap Australia dapat menjadi jangkar pertumbuhan ekonomi di bagian Selatan Indo-Pasifik. Di samping itu, negara-negara ASEAN juga harapkan Australia mendukung stabilitas dan perdamaian kawasan, termasuk dengan mendukung posisi bersama ASEAN mengenai Laut China Selatan.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong tegaskan dukungan terhadap sentralitas ASEAN dalam menjaga stabilitas dan mewujudkan kemakmuran kawasan, melalui implementasi konkret ASEAN Outlook on the Indo-Pasific (AOIP). Selain itu, Australia juga telah merumuskan Strategi untuk Asia Tenggara tahun 2040 untuk tingkatkan kerja sama ekonomi dengan ASEAN.
Pertemuan tersebut menyepakati Concept Note untuk ASEAN-Australia Commemorative Summit. ASEAN-Australia Commemorative Summit akan dilaksanakan tahun depan.
Indonesia mendorong penguatan kerja sama di bidang ketahanan pangan antara ASEAN dengan Rusiadalam pertemuan para Menlu ASEAN dengan Menlu Rusia Sergey Lavrov di Jakarta (13/7) (Foto: Kemlu RI).
VOInews, Jakarta: Indonesia mendorong penguatan kerja sama di bidang ketahanan pangan antara ASEAN dengan Rusia. Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam pertemuan para Menlu ASEAN dengan Menlu Rusia Sergey Lavrov di Jakarta, Kamis (13/07/2023).
Menlu Retno mengatakan Rusia telah menjadi mitra dialog ASEAN selama lebih dari 26 tahun. Lima tahun lalu hubungan keduanya naik tingkat menjadi Kemitraan Strategis. Namun sekarang situasi dunia telah berubah drastis.
“Paradigma kolaborasi dibutuhkan untuk menyelamatkan dunia. Sebagai teman Rusia maupun Ukraina, Indonesia tak kenal lelah untuk menyerukan perdamaian. Kemitraan kita harus mewujudkan paradigma ini dalam tindakan nyata,” kata Menlu Retno.
Menlu Retno berharap Rusia dapat mendukung pengarusutamaan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) dan kerja-kerja ASEAN dengan para mitra.
Ada dua area kolaborasi yang perlu didorong.
Pertama, kerja sama di bidang ketahanan pangan. ASEAN berencana mengajukan Deklarasi Pemimpin untuk Penguatan Ketahanan Pangan dan Nutrisi untuk Merespons Krisis pada KTT ASEAN ke-43 bulan September mendatang.
“Dukungan Rusia terhadap inisiatif ini sangat penting mengingat status Rusia sebagai produsen gandum dan pupuk global,” kata Menlu Retno.
Kedua, memastikan zona bebas senjata nuklir di Asia Tenggara. ASEAN dibentuk untuk menjaga perdamaian jangka panjang dan kemakmuran inklusif di kawasan. Ini tidak mungkin tercapai tanpa memastikan Asia Tenggara tetap sebagai kawasan bebas senjata nuklir.
“Oleh karena itu, semua negara pemilik senjata nuklir harus memajukan non-proliferasi dan perlucutan senjata. Untuk itu, saya harap Rusia dapat mengaksesi Protokol Trakat SEANWFZ sesegera mungkin,” ucap Menlu Retno.
Sementara itu, Menlu Rusia menegaskan dukungan Rusia terhadap sentralitas ASEAN dalam pembangunan arsitektur kawasan inklusif di Indo-Pasifik sebagai fondasi keamanan dan kemakmuran, berdasarkan prinsip-prinsip Piagam PBB.
Dalam pertemuan, negara-negara ASEAN mendorong penguatan kerja sama ekonomi, energi dan keamanan pangan melalui implementasi Plan of Action 2021-2025. Mereka juga mendorong kerja sama di bidang pariwisata, sains dan teknologi, smart city, ekonomi digital, dan transfer teknologi.
Terkait aspek keamanan, pertemuan membahas pentingnya kerja sama mengatasi penyelundupan narkotika, terorisme, dan kejahatan berbasis internet. Negara-negara ASEAN meminta Rusia mengaksesi Protokol Traktat Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ).
Mereka juga menyerukan penyelesaian konflik secara damai dan mengundang Rusia untuk memanfaatkan platform ASEAN seperti East Asia Summit (EAS) dan ASEAN Regional Forum (ARF) untuk memajukan dialog damai.
Tahun ini merupakan ulang tahun ke-5 Kemitraan Strategis ASEAN-Rusia. Pertemuan mengadopsi Joint Statement of ASEAN and Russia Foreign Ministers on the Occasion of 5th Anniversary of ASEAN-Russia Strategic Partnership, yang antara lain menyepakati kerja sama inklusif dalam kerangka ASEAN Outlook on the Indo-Pacific.
Pertemuan bilateral Menteri Luar Negeri Indonesia dan India di sela-sela pertemuan Post-Ministerial Conference (PMC) ASEAN di Jakarta (13/7) (Foto: Kemlu RI).
VOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar di sela-sela pertemuan Post-Ministerial Conference (PMC) ASEAN di Jakarta (13/7). Kedua Menlu sampaikan kepuasannya terhadap kerjasama bilateral yang sudah berjalan.
Kedua Menlu membahas mengenai persiapan KTT ke-43 ASEAN dan KTT G20, yang akan dilakukan masing-masing tanggal 5-7 September 2023 di Indonesia dan 9-10 September 2023 di India. Keduanya sepakat untuk mengintensifkan komunikasi agar kedua KTT tersebut berjalan lancar dan menghasilkan hal yang bermanfaat bagi dunia.
Menlu Retno dan Menlu Jaishankar juga membahas isu Myanmar. India menyampaikan kembali dukungannya terhadap sentralitas ASEAN dan 5 Point Consensus.
Pada tanggal 12 Juli 2023, Menlu Retno telah bertemu dengan Menlu Jaishankar dan Menlu Penny Wong (Australia) dalam format Pertemuan Trilateral. Pertemuan ini merupakan pertemuan kedua, setelah pertemuan pertama diselenggarakan di New York City pada September 2022.