agus santika

agus santika

13
July

Indonesia mengajak Jepang untuk bekerja sama mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di ASEAN dalam pertemuan ASEAN-Japan Post Ministerial Conference (PMC) di Jakarta (13/7) (Foto: Kemlu RI).

VOInews, Jakarta : Indonesia mengajak Jepang untuk bekerja sama mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di ASEAN. Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pertemuan ASEAN-Japan Post Ministerial Conference (PMC) di Jakarta, Kamis (13/07/2023).

Terdapat dua area kerja sama yang perlu didorong untuk mewujudkan Indo-Pasifik sebagai pusat pertumbuhan.

Pertama, pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV) di negara ASEAN.

“Kita telah sering membahas hal ini. Sekarang saatnya untuk mewujudkan rencana tersebut menjadi kenyataan. ASEAN dan Jepang akan sama-sama diuntungkan dengan kolaborasi ini,” kata Menlu Retno.

Jepang sedang bertransisi menuju 100% kendaraan listrik pada tahun 2035 dan ingin menjadi pemimpin di industri kendaraan listrik. ASEAN adalah mitra yang tepat bagi Jepang untuk pengembangan baterai kendaraan listrik.

“Jepang dapat mendukung kerja sama ini, termasuk melalui Green Innovation Fund. Ekosistem EV tidak hanya akan membawa kemakmuran di kawasan, namun juga membawa kita selangkah lebih dekat menuju masyarakat bebas karbon,” ujar Menlu Retno.

Kedua, kerja sama dalam menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan. Indonesia percaya Jepang juga menginginkan kawasan Indo-Pasifik yang damai, stabil, dan makmur.

“Kami menginginkan arsitektur regional yang inklusif, di mana seluruh negara dapat merasa aman. Hanya dengan begitu kita dapat fokus menjadikan kawasan kita sebagai pusat pertumbuhan,” kata Menlu Retno.

Peringatan 50 tahun hubungan ASEAN-Jepang tahun ini menjadi momentum untuk memperkokoh kerja sama. Di bidang ekonomi, pertemuan menyambut baik ASEAN Japan Economic Co-Creation Vision guna mendorong berbagai kerja sama di bidang ekonomi digital, pembiayaan inovatif untuk infrastruktur, ekonomi hijau untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, dukungan UMKM, dan penguatan rantai pasok global.

Pertemuan juga mengangkat pentingnya identifikasi kerja sama strategis lainnya, termasuk di bidang transisi energi, sains teknologi, kerja sama kebudayaan dan pariwisata dan pemuda. Di bidang kesehatan, pertemuan mendorong implementasi pendirian Pusat Kedaruratan Kesehatan Masyarakat dan Penyakit Menular ASEAN. Jepang siap mendukung ASEAN yang lebih resilien, termasuk melalui inisiatif AZEC (Asia Zero Emission Community) dan pembangunan infrastruktur yang berkualitas.

Di bidang keamanan, pertemuan menggarisbawahi pentingnya menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan melalui penghormatan terhadap hukum internasional dan prinsip-prinsip Piagam PBB. Ditekankan pentingnya kerja sama mengatasi isu-isu keamanan non-tradisional seperti keamanan siber.

Jepang berkomitmen untuk terus mendukung sentralitas ASEAN, termasuk melalui implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP). Jepang menyampaikan komitmen pendanaan sebesar USD 100 juta untuk mendukung implementasi AOIP.

Pertemuan menyepakati peningkatan kemitraan ASEAN-Jepang dari Kemitraan Strategi menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif yang akan diumumkan pada KTT ke-26 ASEAN-Jepang di Jakarta bulan September mendatang. Menlu Jepang juga mengundang Para Pemimpin ASEAN untuk hadir pada ASEAN–Japan Commemorative Summit di Tokyo pada 16-18 Desember 2023, yang akan mengadopsi dokumen Visi Masa Depan ASEAN – Jepang.

13
July

foto: Kemlu

VOInews, Jakarta : Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Timor Leste Bendito Dos Santos Freitas di sela-sela pertemuan Post-Ministerial Conference (PMC) ASEAN di Jakarta (13/7).

Kedua Menlu membahas peningkatan kerja sama ekonomi dan isu perbatasan.

Kedua Menlu menegaskan bahwa pembangunan Zona Ekonomi di perbatasan Nusa Tenggara Timur dan kawasan Oe-Cusse Ambeno menjadi prioritas pemerintah kedua negara.

Terkait perbatasan, kedua Menlu sepakat untuk menuntaskan penyelesaian perbatasan darat di dua segmen yang telah lama tertund. Pembahasan batas laut akan dilakukan setelah batas darat dituntaskan.

Menlu Timor Leste sampaikan apresiasi terhadap semua dukungan Indonesia selama ini kepada Timor Leste, termasuk di ASEAN. Sudah menjadi komitmen Menlu Bendito untuk terus bekerjasama dengan Indonesia dalam memajukan hubungan kedua negara.

13
July

VOInews, Jakarta : Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly akan mengumumkan program baru ASEAN-Inggris senilai hingga 25 juta poundsterling (setara Rp500 miliar) dalam pendanaan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN dan pengentasan kemiskinan.

Mengutip laporan ANTARA, pengumuman program baru itu akan dilakukan saat Cleverly menghadiri pertemuan Menteri Luar Negeri Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Jakarta pada 13-14 Juli, menurut keterangan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Kamis (13/07/2023).

Program baru tersebut akan dilaksanakan dengan melibatkan keahlian Inggris di sektor perdagangan, regulasi, dan layanan keuangan ke kawasan tersebut untuk lima tahun ke depan, kata Kedubes Inggris. Dalam pertemuan Menlu ASEAN-Inggris, Pemerintah Inggris akan berfokus pada kerja sama yang lebih luas dengan para mitra di bidang keamanan, stabilitas dan kemakmuran.

Pada kesempatan itu Cleverly akan menyampaikan dukungan Inggris untuk ASEAN yang kuat dan bersatu sebagai pusat untuk menjaga wilayah Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

“Keamanan dan ekonomi Inggris dan Asia Tenggara terhubung lebih erat daripada sebelumnya. Itulah sebabnya kami meningkatkan hubungan jangka panjang dengan pasar yang dinamis dan berkembang pesat di seluruh kawasan ini, dan menunjukkan dukungan kami untuk ASEAN yang kuat dan bersatu – yang sangat penting bagi kemakmuran dan stabilitas Indo-Pasifik," ujarnya.

Cleverly juga akan menjelaskan bagaimana Inggris memanfaatkan keahlian terbaiknya untuk mendukung kinerja ASEAN, termasuk di bidang pendidikan, kesehatan, dan iklim.

Selain itu, menurut dia, Inggris berkomitmen untuk membuat kawasan Asia Tenggara menjadi lebih aman, mulai dari memimpin respon Dewan Keamanan PBB terhadap krisis di Myanmar, hingga terlibat dengan angkatan laut di seluruh kawasan serta mendanai pelatihan berkualitas tinggi tentang keamanan maritim demi mengamankan jalur-jalur pelayaran yang aman dan terbuka.

Sementara itu Duta Besar Inggris untuk ASEAN Sarah Tiffin mengatakan bahwa partisipasi Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly dalam pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN di Indonesia pekan ini menegaskan kembali komitmen Inggris terhadap hubungan Inggris dengan ASEAN.

"Kami mendukung sentralitas ASEAN, dan visi yang jelas yang tertuang dalam ASEAN Outlook untuk Indo-Pasifik, yang dipimpin oleh Indonesia sebagai Ketua ASEAN. Indo-Pasifik adalah wilayah yang penting bagi dunia, dan Inggris akan menjadi Mitra Dialog yang terpercaya dan berkomitmen untuk ASEAN, bekerja sama untuk menjamin keamanan, stabilitas dan kemakmuran," katanya.

Inggris dan ASEAN bekerja sama untuk mewujudkan 'Rencana Aksi 2022-2026' untuk meningkatkan kehidupan di seluruh kawasan. Program pendidikan untuk anak perempuan, dan perempuan dalam isu keamanan dan perdamaian, telah diluncurkan. Selain program ekonomi yang diumumkan pada Kamis, Inggris tengah menyiapkan tawaran kerja sama dengan ASEAN di bidang iklim hingga kesehatan, keamanan siber, serta kerja sama maritim.

Hal ini menambah fokus kinerja Inggris yang lebih luas di Indo-Pasifik, seperti program Aksi Iklim untuk Ketahanan Asia, yang meningkatkan ketahanan rumah-rumah dan infrastruktur terhadap dampak perubahan iklim, kata Kedubes Inggris. Inggris menjadi Mitra Dialog ASEAN pada Agustus 2021, dan merupakan mitra baru pertama ASEAN dalam 25 tahun.

Rencana Aksi 5 Tahun ASEAN-Inggris disepakati pada 2022, yang menetapkan bagaimana Inggris akan mengimplementasikan Dialog Kemitraannya dan mencakup bidang-bidang prioritas: Kerja sama Politik dan Keamanan, Kerja sama Ekonomi, Kerja sama SosialBudaya, Kerja sama Lintas Pilar dan Penguatan Kelembagaan ASEAN.

12
July

VOInews, Jakarta :Arab Saudi menjadi negara ke-51 yang mengaksesi Traktat Persahabatan dan Kerja Sama (Treaty of Amity and Cooperation/TAC). Upacara penandatanganan aksesi dilakukan dalam rangkaian Pertemuan Menlu ASEAN (AMM) ke-56 di Jakarta, Rabu(12/07/2023).

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi atas nama ASEAN dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap Arab Saudi.

“Arab Saudi menjadi negara ke-51 yang menandatangani TAC. Ini menunjukkan komitmen kuat Saudi untuk mematuhi nilai-nilai dan prinsip-prinsip ASEAN sebagaimana termaktub di TAC," kata Menlu Retno.

Dengan menandatangani TAC, berarti Arab Saudi berkomitmen untuk bekerja sama dan berkolaborasi, mematuhi hukum internasional, dan berkontribusi terhadap perdamaian dan stabilitas di Asia Tenggara dan lebih luas lagi. Nilai-nilai dan prinsip-prinsip ini semakin penting di tengah dinamika geopolitik saat ini.

“Kami ucapkan selamat datang di Keluaga ASEAN kepada Arab Saudi. Bersama-sama kita harus menjadi kekuatan positif untuk perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik," ucap Menlu.

Penandatanganan TAC dilakukan oleh oleh Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan Al-Saud dan disaksikan oleh para Menlu ASEAN dan Sekjen ASEAN. Sebelum Saudi, negara terakhir yang mengaksesi TAC adalah Ukraina pada tahun 2022. Sedangkan negara pertama di luar ASEAN yang aksesi TAC adalah Papua Nugini pada tahun 1989.

Pembentukan TAC pada tahun 1976 silam, bertujuan untuk mencapai stabilitas politik dan keamanan di Asia Tenggara.