Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya meluncurkan Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) untuk mengoptimalkan perlindungan alam. Hal itu dikatakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Rabu. Menurut Sri Mulyani, dengan BPDLH itu maka sumber pendanaan akan menjadi lebih fleksibel dibandingkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara-APBN, pemerintah mengalokasikan anggaran untuk lingkungan hidup dan dari tahun ke tahun meningkat.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menyebut pada 2016 alokasi anggaran untuk lingkungan hidup mencapai Rp72,4 triliun, kemudian tahun 2017 mencapai Rp95,6 triliun, dan tahun 2018 mencapai Rp109,7 triliun. Anggaran tersebut juga untuk mendukung komitmen pemerintah mengurangi 29 persen emisi karbon. Selain itu, target ambisius 41 persen pengurangan emisi karbon melalui kerja sama dan bantuan internasional sebagai wujud Kesepakatan Paris. Sri Mulyani menyadari tekanan terhadap alam akan besar apabila ingin meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan, dan kemajuan pelosok Tanah Air. Antara.
Pemerintah menggagalkan aksi penyelundupan jaringan sindikat benih lobster (BL) senilai lebih dari 66 miliar Rupiah. Nilai tersebut berasal dari 440.740 ekor BL yang berhasil diamankan pada 3-4 Oktober 2019. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, penggagalan penyelundupan BL dilakukan berkat adanya kerja sama yang baik dengan penegak hukum. Adapun penggalan BL yang dilakukan kali ini diinisiasi oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri. Hal itu dikatakan Susi saat memberikan keterangan pers, di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Rabu (9/10). Berdasarkan catatan KKP, jumlah Bibit Lobster yang ditangkap tahun ini memang lebih meningkat jika dibandingkan tahun lalu. Susi menjabarkan, banyaknya jumlah BL yang ditangkap dikarenakan para aparat penegak hukum (apgakum) telah mengetahui modus penyelundupan yang dilangsungkan oleh sindikat penyelundupan BL. Modusnya, adalah mendekatkan BL ke negara-negara tetangga. Tak hanya itu, Susi juga menggarisbawahi bahwa pola mafia penyelundupan mulai mengalami pergeseran. Tadinya mafia ini hanya bermain di pemain kecil-kecil, sekarang mereka berkonsolidasi ke besar. Republika
Hubungan Turki dan Kurdi di Suriah terus mengalami pasang surut. Masuknya Amerika dalam konflik antar keduanya, membuat situasi semakin rumit Selama ini militer AS bekerjasama dengan pasukan Kurdi (YPG) bertempur melawan milisi ISIS di kawasan utara Suriah Di pihak lain, Turki berkeras ingin menghancurkan pasukan Kurdi yang mereka tuduh sebagai kelompok terror.Babak baru yang sulit ditebak ujungnya muncul ketika beberapa hari yang lalu pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump merestui operasi militer Turki di Suriah terhadap pasukan Kurdi yang selama ini merupakan sekutu utama AS dalam menumpas kelompok ISIS
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyebut Amerika menghormati kehendak Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, untuk melindungi masyarakatnya dari serangan teroris.Langkah yang sudah diambil Amerika adalah menarik mundur pasukan Amerika dari perbatasanTurki –Suriah Dengan langkah itu Kurdi mulai merasa kehilangan dukungan dari Amerika Serikat dan merasa dikhianati Mengutip laporan Reuters, ditariknya pasukan AS dari wilayah itu akan membuat pasukan pimpinan Kurdi di Suriah, yang telah lama bersekutu dengan Washington, rentan terhadap serangan yang direncanakan oleh militer Turki yang mencap mereka sebagai teroris. Banyak pengamat berpendapat bahwa penarikan pasukan AS yang cepat dari Suriah hanya akan menguntungkan Rusia, Iran, dan rezim Assad di Suriah. Hal ini akan meningkatkan risiko ISIS dan kelompok teroris lainnya berkumpul kembali
Yang menarik adalah perubahan sikap Amerika yang terjadi begitu cepat dan cukup membingungkan Senin (7/10/2019)/ Presiden Trump bahkan sempat berkicau di akun twitternya mengancam akan "melenyapkan" ekonomi Turki jika dianggap bertindak berlebihan Tapi faktanya, pasukan Amerika Serikat yang telah mengalahkan 'kekhalifahan' di wilayah ISIS, tidak lagi mendukung atau terlibat dalam operasi di wilayah itu Intinya, Amerika tidak lagi mendukung Kurdi
Bisa ditebak, sebagai kelanjutan dari sikap Amerika Serikat ini Turki tentu segera bersiap melancarkan aksi serangan kepada milisi Kurdi Sebelumnya, Ankara sudah pernah dua kali menggelar serangan, pada 2016 dan 2018. Sasarannya adalah Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG), milisi yang jadi tulang punggung Kurdi Gedung Putih menyatakan bahwa Turki akan memikul semua tanggung jawab atas para milisi ISIS yang ditangkap pasukan Kurdi selama dua tahun terakhir
Tinggal lagi kini, bagaimana sikap masyarakat Internasional terhadap aksi yang akan dilancarkan Turki atas Kurdi? Akankah Kurdi mengalami pengurangan populasi paling ekstrem dari yang telah terjadi selama ini? Populasi Kurdi di Suriah terkonsentrasi di provinsi Hasakah (perbatasan Suriah-Turki), provinsi Aleppo di wilayah Ain Arab (termasuk Kobani yang saat ini sedang mereka pertahankan dari serangan ISIS). 120 ribu Kurdi telah dihapus dari kebangsaan Suriah selama ini. Negara mana yang akan berdiri di samping Kurdi yang sedang merasa dikhianati.
Pekan kedua bulan September 2019, Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani mengatakan, Pemerintah Indonesia memutuskan menaikkan cukai rokok sebesar 23%. Sri Mulyani menambahkan, dengan kenaikan ini, harga jual eceran rokok juga mengalami kenaikan sebesar 35%. Keputusan ini akan dituangkan dalam Peraturan Menteri Keuangan dan akan berlaku pada 1 Januari 2020.
Beberapa hari belakangan ini di Indonesia, harga baru sebungkus rokok menjadi viral. Harga rokok produksi lokal yang saat ini masih sekitar 23 ribu rupiah, dikabarkan akan mencapai 48 ribu rupiah. Kenaikan harga rokok di Indonesia, memang mendapat perhatian besar dari berbagai pihak. Bagaimana tidak, Laporan Southeast Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA) berjudul The Tobacco Control Atlas, Asean Region menunjukkan pada tahun 2013 sekitar 65,19 juta penduduk Indonesia adalah perokok.
Menaikkan cukai rokok di Indonesia, seperti memakan buah simalakama. Bila tak dinaikkan, jumlah kematian akibat konsumsi produk tembakau mungkin bertambah. Kajian Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Tahun 2015 menunjukkan konsumsi produk tembakau di Indonesia menyumbang lebih dari 230.000 angka kematian setiap tahunnya. Kanker paru menempati urutan pertama penyebab kematian yaitu sebesar 12,6%. Di sisi lain, Industri Hasil Tembakau dinilai merupakan salah satu sektor manufaktur nasional yang memiliki kontribusi besar. Kementerian Perindustrian Republik Indonesia mencatat sektor industri rokok menyerap hampir 6 juta tenaga kerja.
Betapapun, tetap harus ada yang diutamakan. Menaikkan cukai rokok adalah tindakan yang harus diambil pemerintah, dan tak bisa ditunda lagi. Apalagi mengingat Indonesia bertekad kuat untuk menciptakan sumber daya manusia unggul. Fakta memperlihatkan, konsumsi tembakau telah menjadi intrumen efektif untuk mendegradasi kualitas Sumber Daya Manusia di Indonesia. Menciptakan Sumber Daya Manusia Unggul harus dilakukan sejak dini. Salah satu penyebab tak terbentuknya sumber daya manusia unggul, adalah stunting, gagalnya pertumbuhan anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Fakta di lapangan menunjukkan hampir sekitar 70 persen perokok di Indonesia adalah keluarga miskin. Bagi mereka, rokok menjadi prioritas kedua setelah beras.
Kenaikan harga rokok yang optimal, perlu dilakukan. Tidak ada lagi harga rokok yang murah. Masyarakat miskin pun tidak lagi dengan mudah dapat membeli rokok. Dana yang semula dikeluarkan untuk membeli rokok dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan gizi. Semoga Sumber Daya Manusia Unggul Indonesia akan lebih cepat terbentuk.