Menyambut HUT RRI Ke-74 pada 11 September 2019 mendatang, Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radio Republik Indonesia (RRI) akan merilis Program Tanggap Bencana 'Kentongan' secara nasional. Demikian diumumkan Direktur Utama LPP RRI, Mohammad Rohanudin dalam sambutan Sarasehan berjudul 'RRI Radio Tanggap Bencana' di Auditorium Abdulrahman Saleh RRI, Jakarta, Sabtu (7/9).
Rohanudin mengatakan, sebagai lembaga penyiaran yang menjadi representasi kehadiran negara, RRI dituntut memiliki bentuk jurnalisme sendiri. RRI mengambil inisiatif menjadi satu-satunya radio Tanggap Bencana secara nasional melalui Program 'Kentongan' karena memiliki 100 stasiun radio di seluruh Indonesia. Dari 100 stasiun itu, 37 di antaranya berada di perbatasan, sehingga di situ ada kehadiran negara untuk masyarakat. (kbrn)
Duta Besar Pakistan untuk Indonesia, Abdul Salik Khan, meminta dukungan Indonesia untuk membantu menyelesaikan sengketa wilayah Kashmir. Hal itu disampaikan Abdul Salik Khan dalam jumpa pers di Kedutaan Besar Pakistan di Jakarta, Jumat (06/09). Abdul Salik menambahkan sebagai negara mayoritas Muslim terbesar di dunia, Indonesia sudah sepatutnya membantu penyelesaian konflik Kashmir karena Indonesia selalu menaruh perhatian utama terhadap isu Palestina yang juga berpenduduk mayoritas Muslim.
“Jadi kami ingin memberitahu Anda, kami membutuhkan dukungan dari orang-orang Indonesia yang ramah, yang selalu menolak pelanggaran hak asasi manusia.”
Abdul Salik Khan menambahkan, Pakistan mengharapkan bantuan Indonesia di PBB dalam penyelesaian isu Kashmir, karena saat ini Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan keamanan PBB. Terkait kasus Kashmir Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi telah bertemu Duta Besar India dan Duta Pakistan untuk Indonesia beberapa waktu lalu. Dalam pertemuan itu Retno Marsudi menegaskan posisi Indonesia yang meminta India dan Pakistan bisa menyelesaikan masalah di Kashmir melalui dialog. Menurutnya, jika ketegangan antara India-Pakistan pecah menjadi konflik terbuka, kerugian tidak hanya akan dirasakan oleh kedua negara tapi juga di kawasan. (VOI/AHM/edit r)
Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat menebar kasih sayang dan bertoleransi kepada sesama. Membangun kasih sayang yang dimulai dari sebuah keluarga itu sangat penting dilakukan. Hal itu dikatakannya saat meresmikan pembukaan Konsultasi Nasional ke-tiga belas Forum Komunikasi Pria Kaum Bapak Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Jumat.
Menurut Presiden, dengan membangun kasih sayang dan mengajarkan sikap toleransi pada keluarga membantu merawat Negara Kesatuan RI- NKRI. Presiden menambahkan, keberagaman budaya, bahasa dan adat istiadat perlu disikapi secara bijak agar menjadi kekuatan bagi bangsa. (antara)
Dewan Perwakilan Rakyat RI mendukung kebijakan pemerintah yang membatasi sementara masuknya warga negara asing (WNA) ke Papua setelah kerusuhan yang berujung anarkis di wilayah itu. Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon di Gedung Parlemen di Jakarta, Jumat mengatakan pembatasan masuknya WNA tersebut, sekaligus juga dalam rangka memulihkan keamanan dan ketertiban di Papua.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menegaskan warga negara asing tidak dilarang datang ke Papua, melainkan hanya dibatasi. Menurut dia, langkah pembatasan WNA itu untuk mencegah masuknya provokator yang ingin memperkeruh suasana di Papua dan Papua Barat yang kian kondusif dan demi keselamatan mereka sendiri. (antara)