Sumarno

Sumarno

16
April

 

Ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) telah melaksanakan proses menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2019 dengan metode pos dan kotak suara keliling (KSK) di sejumlah wilayah tersebar di Afrika. Penerangan Sosial dan Budaya KBRI Windhoek Namibia, Miranto Suwandi kepada Antara London, Senin mengatakan, sebanyak 32 WNI berada di Walvis Bay, 38 di Windhoek dan 67 di Angola.

Kotak Suara Keliling digunakan 8 hingga 10 April, sementara pada 12 April 2019 dilakukan pencoblosan di Tempat Pemungutan Suara Luar Negeri (TPSLN) di Windhoek, Namibia pada Minggu (14/4). (antara)

16
April

 

Sebanyak 137 Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Provinsi Erbil, Irak, menyalurkan hak pilihnya dalam Pemilu 2019 melalui Tempat Pemungutan Suara Luar Negeri (TPSLN) pada 12 April 2019. Para WNI tersebut merupakan pekerja domestik yang bekerja untuk keluarga-keluarga Kurdistan, pekerja proyek bandara Erbil, pekerja profesional, dan ibu-ibu rumah tangga yang menikah dengan warga Kurdistan.

Duta Besar RI untuk Republik Irak Bambang Antarikso juga memberikan suaranya di TPSLN Erbil sekaligus memantau jalannya penyelenggaraan pemungutan suara. Ia juga menemui WNI di wilayah yang merupakan kantong keberadaan masyarakat Indonesia terbesar di Irak. (antara)

16
April

 

Menteri Pertahanan RI Ryamizad Ryacudu menegaskan  institusi TNI netral pada Pemilihan Umum 2019. Ryamizad dalam pertemuan dengan para wartawan di Jakarta, Senin mengatakan pihaknya sudah mengingatkan kepada semua satuan di TNI untuk menjaga netralitas pada pemilu dan jangan ikut terbawa arus dalam suasana politik nasional.

Menurut dia, TNI harus tegak lurus menjalankan tugasnya menjaga pertahanan dan keamanan negara karena kalau terkait Pemilu sudah ada pihak yang bertanggung jawab. Ia mengingatkan pemilu yang merupakan pesta demokrasi rakyat Indonesia harus disambut dengan riang gembira dengan cara memanfaatkan hak pilihnya dengan memilih sesuai dengan pilihannya. (Antara)

16
April

 

Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kembali menggelar perayaan Hari Warisan Dunia yang jatuh pada tanggal 18 April 2019. Tema yang diangkat pada tahun ini adalah rural landscape atau lanskap perdesaan. Perayaan Hari Warisan Dunia akan berpusat di Bali pada 20-27 April 2019 dengan mengambil judul “Lanskap Budaya Provinsi Bali: Sistem Subak sebagai Perwujudan Filosofi Tri Hita Karana” atau yang biasa disebut dengan Sistem Subak. Hal tersebut disampaikan Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya, Nadjamuddin Ramly kepada media di Jakarta, Senin (15/4).

“Tahun ini perayaan warisan dunia kami fokuskan di Bali, Denpasar dan sekitarnya dengan berbagai macam kegiatan-kegiatan. Khususnya juga mengapa di Bali, kami hadirkan juga anak-anak muda, generasi muda untuk melihat dari dekat Subak yang ada di Bali itu. Jadi tadi saya sudah sedikit menyinggung Subak sebagai landskap Desa, kawasan Desa. Lanskap pedesaan itu meliputi Pura Ulum, dan juga Danau Batur di Kabupaten Bangli, kemudian landskap Subak dan pura Subak di sepanjang daerah aliran sungai Pakerisan dan kabupaten di Kabupaten Gianyar dan juga kawasan Caturangga Batukaru di Kabupaten Tabanan dan Buleleng dan pura Taman Ayun di Kabupaten Barru.”

Lebih lanjut Nadjamuddin Ramly mengatakan, tujuan Hari Warisan Dunia ini adalah untuk mendorong umat manusia di seluruh dunia, baik kelompok masyarakat maupun perorangan, untuk menyadari pentingnya Warisan Budaya terhadap kehidupan, identitas, dan komunitas mereka. Saat ini Indonesia memiliki empat situs warisan dunia yaitu kawasan Candi Borobudur, kawasan Candi Prambanan, Situs manusia Purba di Sangiran, dan Sistem Subak di Bali. (VOI/AHM/edit r)