Sumarno

Sumarno

15
September

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia-API, Ade Sudrajat, mengatakan ekspor tekstil Indonesia diprediksi bisa mencapai  30 miliar US dolar pada 2025. Usai diskusi Menteri Perdagangan dengan Asosiasi Pertekstilan Indonesia bertema peningkatan devisa indonesia melalui produk TPT (tekstil dan produk tekstil)  nasional" ia mengatakan pelaku usaha kini tengah mengkaji road map atau peta jalan untuk mengejar target tersebut. Ade Sudrajat di Bandung Jum'at, 14 September mengatakan, pihaknya optimis target tersebut dapat dicapai karena permintaan dari dunia semakin meningkat dan dalam dua tahun terakhir ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia terus meningkat.

“Pertama di tahun 2017 naik 5% kemudian di tahun 2018 ini naik lagi 8% dimana sebelum-sebelumnya tidak pernah meningkat. Kalau bisa yang dalam negeri 100% di isi juga. Ekspor juga kita tingkatkan menjadi 30 miliar (usd) kan begitu. Jadi peluang investasinya yang sangat besar,” kata Ade Sudrajat.

 Ade Sudrajat lebih lanjut mengatakan, langkah penting yang perlu dilakukan untuk mendorong ekspor tekstil saat ini adalah dengan mendorong seluas-luasnya akses pasar. pembaharuan peta jalan industri tekstil dan produk tekstil  saat ini diperlukan untuk menyikapi ketidakpastian perdagangan global. Menurutnya,  Peta jalan akan menjawab tantangan dalam industri negeri dan juga akses pasar luar negeri.

15
September

 

Menteri perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan tekstil merupakan andalan devisa no 3 terbesar setelah pariwisata dan kelapa sawit. Pada diskusi dengan Asosiasi Pertekstilan Indonesia bertema peningkatan devisa indonesia melalui produk TPT (tekstil dan produk tekstil)  nasional" ia mengatakan tekstil dan produk tekstil terus tumbuh dan berkembang seiring perkembangan fashion dan era digitalisasi. Enggartiasto Lukita di Bandung Jum'at, 14 September menjelaskan, Tekstil dan produk tekstil merupakan produk andalan ekspor Indonesia yang terus tumbuh dan tidak bergantung pada bahan baku dan bahan penolong impor serta memiliki pasar yang besar di dalam negeri. Pemerintah juga telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk melindungi pengusaha tekstil nasional. Ia meminta pengusaha tekstil untuk mengisi kebutuhan nasional dan mendominasi pasar nasional. Selain itu pihaknya juga mengajak pengusaha untuk meningkatkan ekspor kepasar global.

“Satu-satunya cara yang paling efektif adalah penuhi pasar dalam negeri. Ekspor satu sisi jadi peluangnya begitu besar. Jadi kita lihat mereka selalu memiliki opportunity yang besar. Untuk itulah mereka sedang menyusun road map nya sampai dengan investasi dan kemudian nanti mereka akan menyampaikan apa yang dimintakan dari kita, pemerintah. Fasilitas apa, peraturan seperti apa, iklim usaha seperti apa yang dibutuhkan untuk mencapai target ekspor kita meningkat 30 miliar dolar lagi dan kebutuhan dalam negeri," kata Enggartiasto Lukita.



Lebih lanjut Enggartiasto Lukita mengatakan, untuk mendukung peningkatan ekspor tekstil dan produk tekstil, pemerintah telah membuka berbagai akses pasar dan investasi ke negara-negara Afrika. Menteri Enggar menjelaskan, pihaknya telah menyelesaikan perundingan Indonesia-Chile CEPA (comprehensive economic partnership agreement),   Indonesia-Palestina, ASEAN-Hongkong FTA (free trade agreement) and Investment Agreement, Protocol to amend ASEAN Comprehensive Investment Agreement (ACIA), ASEAN-Japan Investment, Service, and MTA Agreements, dan Protocol to Amend Indonesia-Palestina (PTA). Sementara beberapa perundingan yang masih dalam proses adalah Indonesia-Australia CEPA, Indonesia-European CEPA, Indonesia-EFTA CEPA, Indonesia-Iran PTA (preferential trade agreement, Indonesia-Turkey CEPA, Indonesia-Mozambique PTA, Indonesia-Tunisia PTA, dan Regional Comprehensive Economic Partnership.

15
September

 

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar, Jumat di Jakarta mendorong peningkatan kerjasama antara sektor bisnis Indonesia dan Ukraina. Dalam peringatan Hari Nasional Ukraina tersebut, Arcandra Tahar menyampaikan hingga saat ini Ukraina telah menjadi mitra dagang terbesar ketiga bagi Indonesia diantara Negara-negara Eropa Timur, dengan nilai perdagangan mencapai 800 juta dolar AS.Menurutnya peningkatan hubungan antar sektor bisnis kedua Negara akan mampu membuka peluang pengembangan kerjasama kedua pihak termasuk menemukan potensi untuk pengembangan tersebut.

“Hubungan ini merepresentasikan upaya kedua Negara untuk menguatkan hubungan bilateral dalam berbagai aspek. Saya memperhatikan tumbuhnya angka perdagangan kita yang saat ini memposisikan Ukraina sebagai mitra dagang terbesar ketiga bagi Indonesia di Eropa Timur, yang mencapai 800 juta dolar USD. Saya percaya kita harus meningkatkan hubungan antara kalangan bisnis dan mencari potensi ekonomi yang lebih luas. Kedua Negara juga berkomitmen untuk mendorong seluruh pihak untuk meningkatkan kerjasama perdagangan dan pertanian,” kata Arcandra Tahar.

Lebih lanjut Arcandra Tahar mengatakan selama menjalani 26 tahun hubungan diplomatic, Indonesia dan Ukraina telah mengembangkan kerjasama yang baik yang didasarkan pada kesetaraan, saling menghormati dan saling percaya. Menurutnya dengan landasan yang kuat, kedua Negara telah bekerjasama di berbagai sektor, termasuk dibidang politik, perdagangan dan investasi, pendidikan dan teknologi, sosial budaya dan people to people contact.Terkait kunjungan warga Ukraina ke Indonesia, Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Volodymir Pakhil menyampaikan bahwa pada tahun 2017, jumlah kunjungan warga Ukraina ke Indonesia mencapai 21 ribu kunjungan. Jumlah ini meningkat jika dibandingkan dengan tingkat kunjungan di tahun 2013 yang hanya mencapai 4 ribu orang. Duta Besar Volodymyr mengatakan bahwa Indonesia dan Ukraina berada pada jalur reformasi sosial dan ekonomi. Hal ini menurutnya, dapat berkontribusi pada upaya membangun ruang dan efektifitas dalam kerjasama kedua Negara. (ndy)

15
September

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini resmi menjabat sebagai Presiden United Cities and Local Goverment (UCLG) Asia Pasific (Aspac) periode 2018-2020. Sekjen UCLG Aspac Bernadia Irawati Tjandradewi mengatakan Wali Kota Risma terpilih secara aklamasi dalam kongres di sela-sela perhelatan UCLG Aspac di Dyandra Convention Hall, Surabaya, Jumat (14/9/2018).Menurut Bernadia, semua anggota UCLG Aspac memilih Wali Kota Risma karena memang sejauh ini hanya ada satu kandidat.Para anggota mengusulkan  Wali Kota Risma menjadi presiden UCLG-Aspac dan berharap bisa membawa perubahan. Bernadia menjelaskan semua anggota sepakat karena prestasi kepemimpinan Risma dalam membangun kota Surabaya dapat dikatakan sukses dan kabar positif itu juga terdengar diseluruh mancanegara.

“Karena banyak yang sudah tahu kinerja Bu Risma, dari kota Surabaya yang dulunya kotor, panas sudah jadi bersih, dan juga tambah hijau, dan juga Surabaya sudah banyak menerima award, itu sudah heri konigsen. Jadi Bu Risma bukan hanya terkenal bukan hanya di Surabaya saja, di Indonesia saja, tapi di luar negeri juga sudah terkenal,” kata Bernadia Irawati Tjandradewi.

Sementara itu, Wali Kota Risma mengaku tidak pernah menduga bakal dipilih menjadi Presiden UCLG Aspac. Sebab, sebelumnya dia mengaku tidak pernah kampanye atau meminta untuk menjadi presiden. (KBRN/BENNY)