Presiden Joko Widodo Jumat sore di Yogyakarta membuka secara resmi 2 pertemuan kaum perempuan, yaitu sidang umum ke-35 International Council of Women, ICW dan pertemuan nasional pertama kalinya seribu pimpinan organisasi perempuan dari seluruh Indonesia.Presiden meyakinkan kepada para perempuan bahwa Indonesia merupakan negara besar dan didalamnya banyak kaum perempuan memiliki prestasi besar.Pemerintahnya yang menempatkan 9 dan kini tinggal 8 perempuan menteri dalam kabinet juga merupakan bukti perhatian besar terhadap kaum perempuan.Karena itu presiden mangajak perempuan Indonesia menjadi Ibu Bangsa Sejati.
“Inilah yang saya maksudkan sebagai Ibu bangsa, yang mendidik anak- anak kita, sebagai penerus masa depan bangsa, yang, memperbaiki mentalitas bangsa ini. Yang menjaga moral warga dan masyarakat, yang menjaga alat untuk anak cucunya, yang menggerakkan ekonomi warga dan masyarakat. Jadi saya setuju Ibu Giwo menyampaikan istilah emak – emak Ibu bangsa. Saya ingat jadilah Ibu Bangsa Hai perempuan Indonesia,” kata Jokowi.
Sementara itu Ketua Kowani, Giwo Rubianto Wiyogo mengatakan, sesungguhnya tugas menjadi ibu bangsa merupakan suatu kehormatan karena misinya adalah mempersiapkan generasi bangsa yang unggul, berkarakter dan kompetitif. Konsep Ibu Bangsa itu sendiri telah dicanangkan oleh para perempuan pejuang sebelum kemerdekaan Indonesia.
“Sesungguhnya peran Ibu bangsa bukanlah sebuah beban, melainkan sesuatu kehormatan, yakni berupa tugas mempersiapkan generasai muda yang berkarakter, unggul, berdaya saing, inovatif, kreatif serta memiliki wawasan kebangsaan yang militan. Dan kami tidak mau kalau perempuan – perempuan Indonesia yang sudah mempunyai konsep ibu bangsa sejak tahun 1935, sebelum kemerdekaan kalau dibilang emak – emak.”
Pertemuan seribu pimpinan organisasi perempuan seluruh Indonesia pertama kali diselenggarakan oleh Kowani didukung kementerian BUMN dan 15 BUMN.Pertemuan itu diselenggarakan bersamaan dengan sidang umum ke-35 International Council of Women, ICW, organisasi perempuan dunia yang kini berusia 130 tahun.Munarsih Sahana RRI melaporkan./Marno
Menteri Agraria dan Tata Ruang, Kepala Badan Pertanahan Nasional, Sofyan Djalil, Kamis di Jakarta, menyampaikan komitmen pemerintah Indonesia untuk terus meningkatkan hubungan kerjasama dengan Meksiko. Hal itu disampaikannya saat menghadiri perayaan Hari Nasional Meksiko yang ke 208 sekaligus memperingati 65 tahun hubungan diplomatic antara Indonesia dan Meksiko. Menteri Sofyan Djalil mengatakan meskipun hubungan baik antara kedua Negara telah berjalan selama 65 tahun, namun masih banyak ruang yang dapat digunakan untuk terus memperluas kerjasama kedua Negara, terutama dalam sektor ekonomi dan people to people contact.
“Dalam 65 tahun terakhir, hubungan bilateral kita telah ditandai oleh pemahaman yang mendalam dan saling menghormati. Kami telah belajar pentingnya membawa rakyat lebih dekat dan meningkatkan kerja sama yang sangat baik yang telah berjalan selama bertahun-tahun. Duta Besar, yakinlah bahwa pemerintah Indonesia berkomitmen bekerja sama untuk lebih memperkuat hubungan kita demi kesejahteraan rakyat kita,” kata Sofyan Djalil.
Lebih lanjut Menteri Sofyan Djalil menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia juga mengapresiasi hubungan baik antara Indonesia dan Meksiko yang aktif dalam berbagai forum internasional. Menurutnya, Indonesia dan Meksiko senantiasa bekerja sama baik dalam kerangka bilateral, regional mapun multilateral. Sofyan Djalil menjelaskan bahwa hubungan ini didasarkan pada minat yang sama yang dimiliki kedua Negara berupa keramahan dan berpegang pada nilai-nilai kekeluargaan. Hingga tahun 2017, nilai perdagangan antara Indonesia dan Meksiko mencapai 1,2 miliar dolar AS. Jumlah ini meningkat 21,5 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. (voi/ndy)
Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Moazzam Malik mengatakan pihaknya terus berupaya untuk memperkuat kerja sama antara Inggris dan ASEAN, termasuk diantaranya Indonesia sebagai negara terbesar di kawasan tersebut. Oleh karena itu Moazzam Malik mengajak para pemimpin muda Asia Tenggara untuk berdiskusi dalam program UK-ASEAN Leadership yang berlangsung di Jakarta baru–baru ini. Sebelum berdiskusi dengan Moazzam Malik para pemimpin muda tersebut terlebih dahulu melakukan pertemuan dengan sejumlah pihak di Jakarta dan mempelajari bagaimana pengembangan kota pintar.
“adi kelompok ini berasal dari 10 negara ASEAN. Mereka menghadiri sebuah konferensi. Dalam tiga hari ini mereka berdiskusi dengan berbagai pihak di Indonesia, dengan bank, dengan LSM, lembaga think-thank. Pada akhir minggu mereka mencapai kesepakatan dalam tema sekitar kota pintar, untuk memahami bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan untuk menghubungkan kita, warga dengan layanan pemerintah dan untuk meningkatkan kualitas hidup dan meningkatkan kesejahteraan. Jadi, ini tantangan yang sangat penting karena masa depan kawasan Asia berada pada wilayah perkotaan, maka juga bagaimana menyukseskan wilayah perkotaan. semakin urban dan sejauh ini wilayah urban berhasil diperluas. Kita sudah memiliki teknologi untuk menaikkan standar hidup,” kata Moazzam Malik.
Lebih lanjut Moazam Malik mengatakan, untuk mewujudkan sebuah kota pintar dibutuhkan kerjasama yang konkret antar kota di dunia untuk mengetahui serta mempelajari tantangan serta permasalahan kota yang semakin kompleks. Ia kemudian mencontohkan kerjasama yang dilakukan oleh Kota Surabaya, Jawa Timur dengam Kota Liverpool, Inggris. Kerjasama yang dilakukan oleh kedua kota tersebut meliputi pengembangan ekonomi kreatif, manajemen pelabuhan, pengembangan kota pintar, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM). Menurut Moazzam Malik, Surabaya banyak belajar dan mengambil pelajaran dari pengalaman Liverpool menggunakan teknologi dalam mengatur lalu lintas, bencana, serta pelabuhan. (VOI/Rezha)
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise berharap penyelenggaraan Sidang Umum ke-35 International Council of Women dan Temu Nasional Seribu Perempuan Indonesia mampu mendorong kemajuan peran perempuan di berbagai bidang. Hal tersebut dikatakan Yohana Yambise saat memberikan sambutan dalam acara welcome dinner Panitia dan Peserta Sidang Umum ke-35 International Council of Women (ICW) di Malioboro, Yogyakarta, Kamis malam.
Menurut Yohana, kehadiran para peserta dari berbagai belahan dunia di Yogyakarta membuktikan komitmen ICW (Dewan Perempuan Internasional), khususnya perempuan Indonesia, dalam gerakan memperjuangkan pemberdayaan mereka di berbagai bidang. Menurut Yohana Perempuan memiliki potensi yang sangat besar untuk membangun bangsa, maka akses dan partisipasi perempuan di segala bidang pembangunan harus diberikan. antara