Perwakilan delegasi Indonesia di Pertemuan ke-15 ASEAN-Rusia Senior Officials Meeting (ARSOM) di Moskow, Rusia, Jumat (18/5) lalu, mengapresiasi komitmen Rusia dalam kerangka kerja sama pemberantasan terorisme.Hal itu disampaikan Direktur Kerja Sama Eksternal ASEAN Kementerian Luar Negeri, Benny YP Siahaan, yang memimpin delegasi Indonesia di ARSOM ke-15, kepada Antara London Sabtu.Benny mengungkapkan, di sela-sela pertemuan, seluruh negara anggota ASEAN dan Rusia menyampaikan belasungkawa kepada Indonesia atas aksi terorisme yang terjadi di beberapa kota di Indonesia dalam sepekan terakhir.
Menurut negara-negara peserta ARSOM ke-15, aksi tersebut menjadi pertanda ancaman terorisme di kawasan masih nyata, penanggulangannya memerlukan kerja sama intensif antarnegara termasuk ASEAN-Rusia.Menurut Benny, baik ASEAN maupun Rusia perlu meningkatkan kesempatan berbagai pengalaman sembari mempelajari best-practices satu sama lain dalam upaya pemberantasan terorisme.Indonesia juga menekankan pentingnya kerja sama pencegahan dan penanggulangan radikalisme dan ekstremisme disertai kekerasan.antara
Sebanyak 30 perusahaan asal Indonesia yang memproduksi berbagai jenis makanan, minuman, dan kerajinan tangan mengikuti pameran Cross-Strait Fair for Economy and Trade (CSFET) di Fuzhou, China, yang berlangsung 18-22 Mei 2018.Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun kepada Antara Beijing, Sabtu (19/5) mengatakan, Fuzhou merupakan pintu gerbang produk-produk Indonesia untuk memasuki pasar Tiongkok.
Sejumlah perusahaan Indonesia itu, di antaranya Kapal Api, Indomie, dan Garuda Food, dikumpulkan dalam Paviliun Indonesia yang berdiri di atas lahan seluas 800 meter persegi di dekat pintu masuk utama CSFET di Ibu Kota Provinsi Fujian tersebut. Gubernur Fujian Tang Deng Jie menyempatkan diri mengunjungi Paviliun Indonesia yang megah itu. Ia menyampaikan penghargaan atas partisipasi Indonesia dalam CSFET dan berharap, melalui ajang pameran tersebut masyarakat China lebih mengenal produk Indonesia dan hubungan perdagangan kedua negara terus meningkat. antara
Perusahaan industri petrokimia asal Korea Selatan, Lotte Chemical Titan, akan melakukan peletakan batu pertama untuk pembangunan pabrik yang memproduksi nafta cracker pada akhir 2018. Dengan nilai investasi yang rencananya mencapai 3,5 miliar dolar Amerika Serikat, pabrik ini diharapkan mendukung pengurangan impor produk petrokimia hingga 60 persen.Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kementerian Perindustrian, Achmad Dwiwahjono, melalui keterangannya, di Jakarta, Sabtu mengatakan, “Nafta cracker selaku bahan baku petrokimia, Indonesia memang kurang sehingga masih impor. Tetapi setelah ini produksi, bisa disubstitusi.
Bahkan, pabrik ini juga akan menghasilkan etilen, propilen, dan produk turunan lain. Jadi Indonesia tidak akan impor lagi.Hal itu disampaikannya usai mendampingi Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, pada pertemuan dengan Vice Chairman of Lotte Group, Huh Soo Young, beserta delegasinya di Kementerian Perindustrian.Dikatakannya, proyek Lotte ini sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia yang tengah memprioritaskan akselerasi pertumbuhan industri petrokimia karena memenuhi kebutuhan produksi di banyak sektor hilir. antara
Indonesia menerima sertifikat dari ICAO (International Civil Aviation Organization) tentang peningkatan keselamatan penerbangan di Indonesia. Perwakilan Indonesia untuk ICAO, Andy Aron seperti dikutip Antara Sabtu menyebutkan, Presiden Dewan ICAO, Olumuyiwa Benard Aliu, menganugerahkan sertifikat tersebut kepada Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Agus Santoso, di Kantor Pusat ICAO, di Montreal, Kanada baru – baru ini.
Penganugerahan sertifikat tersebut diberikan sebagai bentuk pengakuan prestasi pemerintah Indonesia atas peningkatan keselamatan penerbangan di Tanah Air.ICAO secara resmi pada 28 Februari 2018 menerbitkan laporan hasil audit di tempat, yang dilaksanakan di Indonesia, pada Oktober 2017.Saat itu, Indonesia berhasil meraih angka sebesar 80,34, yang berarti meningkat secara signifikan dari hasil audit ICAO pada 2014 yang hanya sebesar 45.33.Dengan demikian, hasil audit keselamatan penerbangan berhasil membawa Indonesia menempati posisi peringkat ke-58 dunia, dari 192 negara anggota ICAO. antara