Pada edisi pelangi nada kali ini, akan hadir lagu-lagu masyarakat Lampung.
lagu berjudul “Tapis Berseri” yang dinyanyiikan oleh Jay Abank baru saja anda dengarkan. Judul lagu ini, yakni TAPIS BERSERI sebenarnya merupakan slogan kota Bandar Lampung, ibukota provinsi Lampung. Kata TAPIS BERSERI merupakan kependekan dari Tertib, Aman, Patuh, Iman, Sejahtera, dan bersih, sehat , Rapih dan Indah. Sesuai dengan judul lagunya, TAPIS BERSERI bercerita tentang kota Bandar Lampung yang tertib, aman, patuh, beriman, sejahtera, bersih, rapih dan indah. Diciptakan oleh Semar Jaya IS, lagu ini bertempo cepat dan riang. Sedangkan musiknya merupakan musik Melayu, yang ditandai dengan permainan alat musik akordian, rebana dan serunai. Selain merupakan Slogan, nama Tapis juga digunakan untuk kain tradisional masyarakat Lampung. Sebelum lanjut mengupas lagu-lagu daerah Lampung lainnya, mari dengarkan lagu berjudul “Anak Rantau”berikut ini. dinyanyikan oleh Jay Abank. Diciptakan oleh Semar Jaya IS, lagu ini bercerita tentang perjuangan seorang anak yang merantau untuk meraih cita-cita. Susah senang dilaluinya dengan berbekal doa dan restu orang tua. Sama seperti lagu sebelumnya, lagu ini juga diiringi dengan musik Melayu. Anda baru saja mendengarkan Lagu “Anak Rantau” dari Jay Abank. Mengakhiri Pelangi Nada daerah kali ini, lagu berjudul “Siger Lampung” yang dinyanyikan oleh Jay Abankakan saya putarkan. Lagu “Siger Lampung” bercerita tentang Siger. Siger adalah mahkota pengantin wanita Lampung yang berbentuk segitiga, berwarna emas dan biasanya memiliki cabang atau lekuk berjumlah sembilan atau tujuh. Mahkota ini pun kemudian menjadi simbol provinsi Lampung. Selain bercerita tentang Siger, melalui lirik-liriknya, lagu ini juga mengajak pendengarnya untuk melestarikan adat dan tradisi masyarakat Lampung.
Berjumpa kembali dalam program acara Pelangi Nada, sebuah acara yang memperkenalkan lagu-lagu Indonesia. Pelangi Nada edisi kali ini, Voice Of Indonesia menghadirkan lagu-lagu pop bernuansa Islami.
demikian sebuah lagu yang dinyanyikan oleh Rita Effendi dengan judul “Keagungan Tuhan”. Lagu yang diciptakan oleh A. Malik Buzaid ini sempat dipopulerkan oleh penyanyi senior Indonesia, Ida Laila. Lagu yang dirilis tahun 1964 ini begitu sukses kala itu. Sampai saat ini sudah sekitar 40 musisi di Indonesia yang merecycle lagu ini, diantaranya D’lloyd, Titiek Sandhora, Ikke Nurjannah, Vidi Aldiano, Iis Dahlia, dan lain-lain. Lagu “Keagungan Tuhan” ini mengajak pendengarnya untuk bertaubat dan terus berbuat kebajikan sebelum menghembuskan napas terakhir.
baru saja anda mendengarkan sebuah lagu berjudul “Tuhan” dibawakan oleh Rafika Duri. Lagu yang diciptakan dan dipopulerkan oleh grup band legendaris “Bimbo” ini sukses besar. Sudah banyak musisi Indonesia yang merecycle lagu ini selain Rafika Duri, yakni salah grup band Gigi. Lagu ini, liriknya dibuat oleh Taufik Ismail, seorang penyair dan sastrawan Indonesia. Lagu ini mengingatkan kita agar mendekatkan diri kepada Tuhan, dengan begitu Tuhan pun akan terasa dekat.demikian lagu “Ku Bersimpuh” dari Memes. Lagu ini terdapat dalam album religi kompilasi bertajuk “Harmoni Kemenangan” yang diluncurkan tahun 2011. Semua lagu dalam album ini diciptakan oleh Arif Satria. Lagu “Ku Bersimpuh” bercerita tentang seseorang yang menyadari akan kekhilafannya selama ini dan tengah bersimpuh memohon ampun kepada-Nya agar dihapuskan segala dosanya selama ini.demikian Pelangi Nada edisi kali ini. Sebagai penutup hadir lagu “Doaku Harapanku” yang dinyanyikan oleh Krisdayanti. Saya .... pamit undur diri, selamat mendengarkan dan sampai jumpa.
Bantul merupakan salah satu kabupaten di DIY yang terkenal kaya akan wisata alamnya. Beragam tempat wisata dapat anda kunjungi, mulai dari yang sudah popular atau yang masih tersembunyi. Jika anda memilih untuk mencari ketenangan dan jauh dari kawasan perkotaan, ada satu tempat wisata tersembunyi yang masih belum terjamah tetapi memiliki keindahan yang luar biasa. Nama tempat ini adalah Kedung Pengilon. daya tarik utama Kedung Pengilon yaitu air terjunnya dengan nuansa yang alami dan pemandangan yang indah. Memiliki air terjun dengan ketinggian mencapai 10 meter serta kolam air jernih tepat di bawahnya yang dikelilingi pepohonan rindang membuat siapapun yang berkunjung terpesona dan betah berlama-lama. Waktu terbaik untuk berkunjung ke Kedung Pengilon adalah saat musim hujan. Sebab pada musim kemarau, debit air lebih sedikit atau bahkan kering. Sedangkan saat musim hujan, debit air bisa memenuhi kolan hingga mencapai 8 meter.Kedung Pengilon terletak di Dusun Petung, Kecamatan Kasihan Pajangan, Kabupaten Bantul, DIY. Menuju ke lokasi wisata ini, wisatawan disarankan menggunakan kendaraan pribadi atau sewaan. Sebab, masih belum ada kendaraan umum yang dapat membawa anda ke Kedung Pengilon. Saat berkendara wisatawan harus waspada dan berhati-hati karena jalanan yang akan ditempuh setelah memasuki Dusun Petung dipenuhi bebatuan. harga tiket masuk ke Kedung Pengilon relative murah. Wisatawan hanya perlu membayar RP 5.000 per orang. Untuk biaya parkir, yaitu Rp 5.000 untuk mobil dan Rp 3.000 untuk motor. Kedung Pengilon hingga saat ini masih dikelola oleh masyarakat setempat. Oleh karena itu, tempat wisata ini masih minim fasilitas. Meski sudah ada area parkir dan kamar mandi, namun tak ada warung atau tempat makan. Jadi, jangan lupa untuk membawa perbekalan makanan dan minuman yang cukup jika akan berkunjung ke Kedung Pengilon.
Kabupaten Kudus adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah beribukota di Kota Kudus. Terletak di jalur pantai timur laut Jawa Tengah antara Kota Semarang dan Kota Surabaya. Kota ini berjarak 51 kilometer dari timur Kota Semarang.Kudus dikenal sebagai kota penghasil rokok (kretek) terbesar di Jawa Tengah dan juga dikenal sebagai kota santri. Kota ini adalah pusat perkembangan agama Islam pada abad pertengahan. Hal ini dapat dilihat dari adanya tiga makam wali/sunan, yaitu Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Kedu. Jika Anda mengunjungi daerah ini, Anda tidak akan menemukan kuliner berbahan dasar daging sapi. Mengapa?
Ciri khas kuliner Kudus seperti sate, soto, pindang dan masakan daging lainnya adalah menggunakan daging kerbau. Hal tersebut tidak lepas dari sejarah panjang kerukunan umat beragama sejak masa Sunan Kudus Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan. Saat itu Sunan Kudus melihat masyarakat setempat sudah memeluk agama Hindu yang sangat menghormati sapi.untuk menghormati pemeluk agama Hindu, Sunan Kudus melarang para pengikutnya menyembelih sapi, karena menurut kepercayaan agama Hindu, sapi adalah hewan suci. Sejak itu masyarakat Kudus yang ingin mengkonsumsi daging sapi memilih menyembelih kerbau sebagai gantinya. Hingga sekarang walaupun tidak ada larangan, masyarakat Kudus tetap memegang teguh larangan Sunan Kudus untuk tidak menyembelih sapi, termasuk pada perayaan Idul Adha.
Mengikuti jejak Sunan Kalijaga dalam menyebarkan agama Islam, Sunan Kudus memberikan dakwah dan petuah melalui kearifan lokal dengan mengapresiasi kebudayaan setempat dan keyakinan-keyakinan Pra Islam.Hal lain, padasan atau pancuran untuk berwudhu berjumlah 8 dan dihias ornament berbentuk relief arca. Angka 8 ini mengacu pada ajaran Buddha, Asta Sanghika Marga atau Delapan Jalan Utama (kepercayaan Budha). Pengambilan bentuk-bentuk dan filosofi Budha ini tentu saja dilakukan dengan alasan toleransi sekaligus mengundang para pemeluk Budha untuk mau datang dan mempelajari agama Islam.Dalam bentuk bangunan, terjadi alkulturasi pada Menara masjid yang berbentuk bangunan candi Hindu dengan arsitektur gabungan Islam, Hindu, dan Buddha. Dengan arsitektur masjid yang mengambil bentuk-bentuk arsitektur Hindu dan Budha, selain terjadi kesinambungan, diwujudkan pula nilai toleransi beragama.bukti sejarah dan berlangsungnya kehidupan masyarakat Kudus hingga sekarang ini, untuk memelihara kerukunan dan kedamaian dengan cara mempraktekkan sikap toleransi dalam kehidupan sehari-hari.