Edisi kali ini, akan menghadirkan lagu-lagu dari daerah Maluku.
Mengawali Pelangi Nada kali ini, kita dengarkan sebuah lagu berjudul Rasa Sayange yang dibawakan oleh Vika.
itulah sebuah lagu yang dibawakan oleh Vika, berjudul Rasa Sayange. Banyak orang meyakini lagu ini merupakan ciptaan Paulus Pea. Rasa Sayange, lagu populer asal Maluku yang merupakan lagu anak-anak yang dinyanyikan secara turun temurun oleh masyarakat Maluku. Merupakan ungkapan rasa sayang terhadap lingkungan dan sosialisasi di antara masyarakat. Jika didengarkan, lagu ini layaknya seperti sajak atau pantun yang bersahutan, yang merupakan tradisi lisan orang Maluku. Sebagai salah satu lagu yang dikenal luas di tengah masyarakat Maluku, lagu ini telah dinyanyikan oleh banyak penyanyi, salah satunya Vika. Demikianlah sebuah lagu berjudul Hujan Sore –Sore yang dibawakan oleh Jhonny Aldjokdja. Lagu ini menggambarkan tentang indahnya menyanyi dan menari di kala hujan di sore hari. Hampir sama dengan lagu sebelumnya, lagu ini juga merupakan salah satu lagu daerah Maluku yang populer, bukan hanya di kalangan masyarakat Maluku namun juga oleh masyarakat lain di Indonesia. Seperti penciptaan lagu pada umumnya, lagu Hujan Sore – Sore adalah lagu untuk menghibur hati agar bergembira.
untuk mengakhiri Pelangi Nada kali ini, mari kita dengarkan 2 buah lagu dari daerah Malu, berjudul Huhate yang dibawakan oleh Vika dan Kota Ambon yang dibawakan oleh Jhonny Aldjokdja. Selamat mendengarkan dan sampai jumpa pada pelangi nada edisi berikutnya.
Edisi kali ini, menghadirkan lagu-lagu bernuansa keroncong yang dibawakan oleh penyanyi-penyanyi berbakat Indonesia.
Sebagai pembuka perjumpaan kali ini, mari kita dengarkan sebuah lagu berjudul Lamunan Kalbu, dibawakan oleh Tetty Supangat.
Demikianlah sebuah lagu keroncong berjudul Lamunan Kalbu yang dibawakan oleh Tetty Supangat, salah seorang penyanyi keroncong berbakat Indonesia. Meskipun cukup aktif dan banyak membawakan lagu-lagu bernuansa keroncong di Indonesia, namun tidak banyak informasi mengenai perjalanan kariernya di blantika hiburan tanah air. Lamunan Kalbu bercerita tentang seseorang yang sedang dilanda rindu. Di tepian pantai yang sepi berteman suara ombak yang memecah duduk sendiri mengenang masa lalu saat duduk bersama pujaan hati.
itulah sekilas tentang lagu Lamunan Kalbu. Sebuah lagu keroncong asli berirama sendu yang dibawakan dengan sangat baik oleh Tetty Supangat. Suaranya yang merdu dan indah sangat cocok dalam membawakan lagu keroncong asli ini.
selanjutnya kita dengan sebuah lagu berjudul Tugu Monas dibawakan oleh Kelana Hermawan.
Demikianlah lagu berjudul Tugu Monas yang dibawakan oleh Kelana Hermawan. Sebuah lagu keroncong asli dengan balutan musik yang indah. Seperti judulnya lagu ini menceritakan tentang Tugu Monas atau Tugu Monumen Nasional. Tugu yang berdiri kokoh menjulang di jantung kota Jakarta dengan lambang api di puncaknya. Monas merupakan ikon yang menjadi kebanggaan warga Jakarta dan Indonesia yang juga dikenal di mancanegara. Di sekelilingnya terdapat taman yang luas dan rindang, sehingga banyak warga yang datang dan menikmati keindahannya. Baiklah pendengar, selanjutnya kita dengarkan lagu berjudul Riwayat Sangkuriang dibawakan oleh Tetty Supangat dan lagu berjudul Indonesiaku, dibawakan oleh Yayuk Haryono. Dua lagu ini mengakhiri perjumpaan kita pada pelagi nada edisi kali ini.
Warna Warni edisi kali ini akan mengajak Anda untuk mengenal Janggan, layangan khas Bali. Layang-layang di sebagian wilayah Semenanjung Malaya merupakan lembaran bahan tipis berkerangka yang diterbangkan ke udara yang terhubung dengan tali atau benang ke daratan atau pengendali. Di Bali layangan dibentuk dengan cara yang tidak biasa seperti umumnya dengan ukuran yang luar biasa. Masyarakat Bali menyebutnya Janggan. Sepintas jika kita memikirkan kata layang-layang mungkin yang ada di benak Anda adalah sebuah kertas yang berbentuk jajaran genjang dilengkapi dengan rangka dari bambu. Dengan ukuran kecil yang sangat wajar namun Janggan berbeda. Memiliki bentuk yang luar biasa indah dan tidak seperti layangan pada umumnya, Janggan dibentuk menyerupai tokoh-tokoh dalam cerita pewayangan Bali. Jika tidak diterbangkan, kita akan mengira bahwa layangan ini adalah ogoh-ogoh. Ogoh-ogoh adalah sejenis karya seni patung yang terbuat dari kertas dari rangka bambu. Dalam kebudayaan Bali, ogoh-ogoh menggambarkan kekuatan alam semesta dan waktu yang tak terukur dan tak terbantahkan. Dalam kelompok layangan tradisi, janggan merupakan salah satu layangan yang unik, dipercaya sebagai naga sang penjaga kestabilan dunia.
Menurut mitos, bumi ditopang oleh seekor kura-kura raksasa bernama benawang nala. Dan bumi tersebut dikelilingi oleh tubuh seekor naga bernama naga besuki. Naga itulah yang diabadikan menjadi layangan janggan. Janggan merupakan layangan sakral. Pasalnya, bagi masyarakat Bali, layang-layang bukan hanya sekedar permainan. Layangan dipercaya memiliki tubuh, tulang, bahkan roh. Jiwa layangan diyakini sebagai perwujudan Rare Angon atau dewa layangan. Di masa itu, para petani Bali pun percaya bahwa kaki para pelayang yang menginjak2 lahan, akan membuat tanah menjadi subur. Maka, sampai sekarang layang-layang harus diupacarai sebelum dilombakan, khususnya bagian tapelnya atau topeng.
Sebelum dan sesudah diterbangkan, layangan ini harus disucikan terlebih dahulu. Layangan tradisional ini menjadi ciri khas tersendiri dan tetap masyarakat. Layangan janggan terdiri dari Layangan itu sendiri dan ekornya terbuat dari kain yang panjangnya bisa melebihi 100m tergantung dari ukuran layangan janggan tersebut. Karena ukuran layangan janggan besar, maka dalam menerbangkannya dibutuhkan banyak orang dan angin yang cukup. Disamping itu dibutuhkan juga lahan yang luas agar layangan dapat mengudara dan mendarat dengan selamat.
Selain ukuran yang besar, layangan Janggan juga mempunyai ciri khas tersendiri yaitu dapat berbunyi saat diterpa angin. Karena masih melekatnya tradisi Layangan di Bali, maka setiap tahun diadakan Bali Kites Festival berbagai kategori termasuk kategori layangan Janggan. Walaupun keadaan lahan di bali yang semakin hari semakin penuh dan berdampak berkurangnya tempat bagi penikmat layangan terutama yang berukuran besar, namun hal itu tidak mengurangi semangat para pelayang bali. Hal ini terbukti dengan selalu ramainya Festival layangan tersebut. Baiklah pendengar, demikian informasi mengenal layangan Janggan khas Bali. Terimakasih atas perhatian Anda dan sampai jumpa pada Warna Warni edisi berikutnya.
Hari ini kami akan memperkenalkan Danau Paniai di Papua. alam Papua tidak henti-hentinya menyajikan pesona alam yang memukau. Mulai dari pantai, pegunungan, gua, hingga danau. Salah satu danau yang memiliki pemandangan yang memukau adalah Danau Paniai yang terletak di Kecamatan Paniai Timur, Kabupaten Paniai, Provinsi Papua.
pada awalnya, Danau Paniai beserta Danau Tigi dan Danau Tage dinamakan Wisselmeren. Nama ini merupakan nama dari seorang pilot berkebangsaan Belanda bernama Frits Julius Wissel, yang pertama kali menemukan ketiga danau ini. Pada masa kolonial Belanda, nama Wisselmeren lebih populer dibanding Paniai. Wisselmeren berasal dari bahasa Belanda yang berarti “Danau-danau Wissel”.Danau Paniai adalah danau terbaik dan terindah di Seluruh Dunia yang dinyatakan oleh 157 Negara-negara pemilik danau di dunia pada Konferensi Danau se-Dunia di India pada 30 November 2007.Danau Paniai memiliki luas yang mencapai 14.500 hektare dan berada diketinggian 1.700 meter di atas permukaan laut. Karena letaknya yang begitu tinggi, udara di sekitar Danau Paniai terasa sangat sejuk. Tidak hanya berhawa sejuk, terdapatnya bebatuan dan pasir di tepian danau, serta dikelilingi oleh tebing yang tinggi, menambah daya tarik objek wisata ini.Dibalik keindahan alam Danau Paniai, danau ini juga menyimpan aneka jenis ikan air tawar dan udang. Diantara banyak jenis ikan air tawar yang terdapat di danau ini, ikan Pelangi adalah ikan yang paling sering dicari oleh para nelayan dan kolektor ikan, karena bernilai ekonomis tinggi.
kegiatan wisata yang dapat anda lakukan di Danau Paniai ini antara lain, jalan-jalan disekitar danau, memancing, atau membakar ikan hasil tangkapan. Selain itu, anda juga dapat mendaki bukit-bukit yang ada di pinggir danau. Dari atas bukit tersebut, anda dapat menyaksikan keindahan alam yang luar biasa dengan sejuknya hembusan angin yang menyegarkan.Untuk menuju Danau Paniai, anda dapat berangkat dari Kota Enarotali, ibu Kota Kabupaten Paniai. Dari kota tersebut, menggunakan jalur darat dengan menyewa bus yang akan mengantar anda sampai objek wisata ini. Bagi anda yang ingin bermalam disekitar danau ini dapat menginap dibeberapa penginapan yang tersedia atau di rumah-rumah penduduk sekitar.