Pandemi covid 19 membuat universitas di Indonesia berlomba-lomba menciptakan inovasi yang membantu meringankan tugas petugas medis. Salah satunya, Universitas Brawijaya yang kembali menghasilkan inovasi untuk menanggulangi pandemi Covid-19.
Kali ini, dibawah koordinasi UB Tech, Universitas Brawijaya membuat lemari sterilisasi untuk memudahkan kerja tenaga medis di rumah sakit, sekaligus memastikan keamanan APD yang digunakan. Lemari sterilisasi ini bekerja menggunakan sinar Ultra Violet yang dipancarkan oleh delapan buah lampu, dengan daya lampu masing-masing sebesar 40 watt.
Bayu Abi Pamungkas selaku koordinator tim mahasiswa UB Tech menjelaskan, alat Pelindung Diri yang akan disterilisasi dimasukkan ke dalam lemari ini, untuk diputar agar seluruh permukaan terpapar lampu Ultra Violet.
Kecepatan rotasi, menurut Bayu dapat di atur menjadi 3, kecepatan lambat (1 rpm), kecepatan sedang (5 rpm) dan kecepatan tinggi (10 rpm), tergantung kebutuhan. Lama prosesi sterilisasi juga dapat diatur. Pada pengujian terakhir, waktu 30 menit sudah cukup untuk sekali sterilisasi.
Durasi sterilisasi yang singkat ini juga dapat membantu tenaga medis bekerja dengan cepat tanpa harus menunggu lama untuk sterilisasi APD. Bayu menjelaskan, awal mula diciptakannya lemari ini bermula dari munculnya kelangkaan APD pada saat pandemi Covid-19 di Kota Malang.
Untuk membantu mengatasi masalah ini, UB Tech menghasilkan solusi berupa diciptakannya Lemari Sterilisasi APD ini. Saat ini, lemari ini masih dalam proses riset purwarupa dan pengujian efisiensi
VOI PESONA INDONESIA Mandalika adalah kawasan wisata seluas 1.035 hektar yang berlokasi di di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Sejak tahun 2017, Mandalika sudah diresmikan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata yang diharapkan dapat menjadi tempat liburan yang cukup representatif di Lombok karena dilengkapi beberapa hotel dan beragam fasilitas rekreasi. Wilayah Mandalika memiliki 7 spot wisata alam yang memesona wisatawan salah satunya adalah bukit Merese. Bukit Merese adalah spot terbaik untuk menikmati pemandangan Mandalika dari ketinggian. Bukit Merese terletak di antara Pantai Serenting dan Pantai Tanjung Aan. Perjalanan naik menuju ke atas bukit sangat menyenangkan dan cukup membakar kalori.
:
Dengan cakupan areanya yang luas, banyak pilihan tempat dan latar belakang untuk berfoto di bukit ini. Pengunjung dapat menatap ke arah Tanjung Aan atau ke Pantai Serenting, semua sama indahnya. Titik paling menakjubkan di Bukit Merese Lombok adalah bagian puncaknya. Anda perlu melewati jalan setapak yang berkelok untuk sampai ke sana. Aktivitas menyenangkan dan wajib dilakukan saat berwisata di Bukit Merese adalah menikmati matahari terbit dan terbenam. Selain menikmati sunrise dan sunset, di puncak Bukit Merese, anda juga bisa menyaksikan panorama Pantai Tanjung Aan dan Batu Payung.
Dari posisi yang lebih tinggi keindahan dua pantai yang terhampar luas ini akan terlihat dengan sangat jelas. Mengabadikan momen di Bukit Merese tentu tak boleh anda lewatkan. Di sini ada banyak sekali spot foto yang dijamin instagramable. Aktivitas menyenangkan lainnya yang bisa dilakukan di Bukit Merese adalah berkemah.
Dapat dikatakan, bukit Merese memiliki suasana yang menyenangkan dan menenangkan di setiap waktu, terutama malam dan pagi hari. Namun, tidak ada fasilitas khusus yang tersedia di Bukit Merese seperti warung penjual makanan dan minuman serta souvenir. Bagi anda yang ingin makan atau minum bisa mengunjungi restoran dan cafe di luar kawasan bukit dengan jarak tidak terlalu jauh. Pada umumnya, wisatawan membawa bekal sendiri untuk santap di puncak bukit sambil menikmati pemandangan. Lokasi Bukit Merese berada di Jalan Kuta Lombok, Pujut, Lombok Tengah. Membutuhkan waktu 2 jam perjalanan dari kota Mataram, ibukota Propinsi Nusa Tenggara Barat atau 40 menit dari Bandara Internasional Lombok. Anda dapat menggunakan berbagai macam moda transportasi umum maupun pribadi. Anda bisa juga menggunakan jasa sewa mobil Lombok untuk mengunjungi bukit Merese.
VOI WARNA WARNI Institut Teknologi Surabaya-ITS senantiasa berinovasi dengan robot RAISA yang melayani pasien penderita covid 19. Setelah melakukan beberapa kali pemuktahiran, kini RAISA dilengkapi dengan penyemprot desinfektan. Banyaknya material bekas pasien Covid-19 dan Alat Pelindung Diri tenaga medis yang sudah tak terpakai tidak bisa dibuang begitu saja, harus melalui sterilisasi terlebih dahulu. Berangkat dari hal tersebut, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali meluncurkan versi terbaru dari Robot Medical Assistant ITS – Airlangga (RAISA) yang dilengkapi alat penyemprot disinfektan di Gedung Pusat Robotika ITS. Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari memaparkan bahwa saat ini pada protokol rumah sakit penggunaan APD ada jangka waktunya, sehingga apabila keluar ruangan saja harus disterilisasikan terlebih dahulu. Hal ini agar bisa mengurangi tugas tenaga medis dan meminimalisasi terpaparnya virus yang menempel pada APD.
Dengan dua robot sebelumnya yang sudah bekerja di RSUA, pemasangan alat disinfektan pada versi ketiga ini juga bisa digunakan untuk mensterilkan kamar pasien dan lorong-lorong rumah sakit. Salah satu tim peneliti RAISA, Rudy Dikairono ST MT mengungkapkan, masih dengan spesifikasi yang sama, robot ini yang sebelumnya basic service untuk melayani pasien, diganti dengan penambahan alat penyemprot disinfektan. Selain itu, RAISA sudah berbahan stainless steel yang dipastikan juga tahan air.
Rudy juga menerangkan, penyemprotan disinfektan oleh RAISA dapat dikendalikan jarak jauh melalui remote control. Tim juga sedang mengembangkan sistem semi autonomous. Dengan sistem ini akan bisa diterapkan apabila pada lantai diberikan sensor tertentu seperti lintasan yang ditempelkan ke lantai, sehingga robot dapat secara otomatis tahu ke kamar mana ia akan berjalan. Nantinya, robot ini akan bisa melayani setiap ruangan satu robot, dan dapat berpindah antara satu kamar ke kamar yang lainnya. Pengembangan RAISA ini dilakukan karena sesuai dengan permintaan kondisi yang ada di RSUA. Rumah sakit saat ini sudah bergerak cepat dan kebutuhan teknologi ada untuk mempermudah tugas para petugas medis.
VOI PESONA INDONESIA Pulau Labengki terletak di Desa Labengki, Kecamatan Lasolo, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara. Jaraknya sekitar 70 kilometer dari pusat kota Kendari. Pulau ini terdiri dari beberapa gugusan pulau karang besar serta pulau karang kecil.
Dari pusat kota Kendari, Anda bisa langsung menuju ke Pelabuhan Kendari. Dari pelabuhan, Anda bisa menyewa sebuah kapal untuk menuju ke Pulau Labengki. Tarif sewanya berbeda-beda tergantung kesepakatan Anda dengan si pemilik kapal. Perjalanan ini ditempuh selama kurang lebih 4 hingga 5 jam, tergantung kondisi cuaca.
Pulau Labengki dihuni oleh suku Bajo. Pulau ini memiliki panorama alam yang indah dengan hamparan pasir putih dan air laut yang jernih. Tidak hanya daratannya saja yang indah, Labengki juga menyimpan keindahan bawah laut. Disini banyak spot-spot menyelam yang indah. Anda akan melihat biota laut Labengki yang masih sangat alami.
Di perairan sekitar pulau bisa ditemui berbagai spesies kima atau kerang raksasa. Spesies Kima di pulau ini dikenal sebagai spesies Kima terbesar di dunia, sehingga kawasan pulau Labengki juga dijadikan tempat penelitian, konservasi dan penangkaran Kima.
selain menyelam, aktivitas lain yang bisa dilakukan di Labengki adalah memancing. Jenis ikan yang bisa ditangkap sangat variatif, di antaranya kerapu, barakuda, ikan layar, tuna sirip kuning, dan kakap merah. Hasil tangkapan ikanpun dapat langsung anda bakar dan menjadi menu santapan makan malam anda.