Bima merupakan salah satu kabupaten di pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Secara historis Kota ini merupakan pusat Kesultanan Bima dimasa lampau. Dengan warisan kekayaan budaya yang dimiliki, Kota Bima menawarkan wisata budaya dengan kebudayaan Islam sebagai basisnya. Disana ada Asi Mbojo (istana kesultanan), kuburan raja-raja dan para wali, permainan dan kesenian rakyat serta upacara keagamaan. Disamping kaya akan wisata budaya, Bima juga punya daya tarik wisata alam. Letaknya di bibir Teluk, membuat Bima dianugerahi deretan wisata bahari yang Indah. Salah satunya Pantai Wane.
Pantai Wane berada di Desa Tolotangga, Kecamatan Monta. Jaraknya sekitar 6 kilometer dari bandara Sultan Muhammad Salahudin. Pantai Wane memiliki pasir putih yang terbentang luas dengan ombak dan air lautnya yang jernih. Berwisata ke pantai ini, anda bisa menikmati kesegaran airnya dengan berenang. Atau bermain-main di pasir pantainya yang putih. Bagi anda yang ingin memacu adrenalin, anda bisa mencoba surfing di pantai ini.
Daya tarik pantai Wane terletak pada atraksi lumba-lumba yang melompat di atas gelombang air. Untuk wisata lumba-lumba, anda harus menyewa kapal nelayan satu hari sebelum berangkat. Waktu terbaik untuk menonton atraksi Lumba-lumba ini adalah pagi hari, sekitar pukul 9 pagi. Jarak tempuh untuk melihat atraksi lumba-lumba tersebut hanya butuh waktu setengah jam menggunakan sampan boat. Pantai Wane dilengkapi dengan lahan parkir yang luas dan deretan rumah makan.
Jambi memiliki potensi wisata alam yang sangat indah. Baik dari alam maupun budayanya. Banyak destinasi wisata di Jambi yang bisa dieksplor, mulai dari gunung, danau, air terjun, air panas, gua, geopark ataupun berbagai wisata modern yang kini tengah dikembangkan. Salah satunya Telaga Biru yang ada di Desa Tanjung Alam, Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin, Jambi. Telaga ini berada di ketinggian 2033 Meter diatas permukaan laut, masih termasuk kawasan Hutan Produksi Lainnya (HPL) yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Wisatawan yang datang ke sini akan disuguhi keindahan alam yang khas. Airnya berwarna biru dan jernih. Anda bisa melihat hingga ke dasar telaga. Udaranya juga sejuk karena dibalut rimbunnya pepohonan yang ada di sekitarnya
Ada juga pohon tumbang yang membentang di antara telaga biru, pohon itu dijadikan sebagai jembatan menuju pondok yang sudah dibangun oleh warga setempat untuk beristirahat. Keberadaan pohon tumbang itu justru menjadi spot menarik untuk mengambil angel foto yang instagramable. Menurut cerita warga setempat, telaga ini ditemukan secara tidak sengaja oleh warga Desa Tanjung Alam yang sedang berburu burung di sekitar hutan adat. Salah satu warga tersebut kemudian menceritakan penemuannya itu ke warga desa lain. Namun Bupati Merangin menggantinya menjadi danau Biru ketika ia berkunjung tahun 2016 lalu.
Dari Kota Jambi, Anda bisa menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat menuju Kabupaten Merangin. Dari pusat kota Kabupaten Merangin, yaitu Bangko, Anda harus menempuh perjalanan lagi ke Desa Tanjung Alam, Kecamatan Sungai Tenang. Karena letak Telaga Biru ada di sekitar Gunung Masurai, Anda harus menempuh lagi perjalanan dengan berjalan kaki selama kurang lebih 1-2 jam. Selain menyiapkan fisik yang sehat, Anda juga disarankan membawa perbekalan yang cukup. Lebih asyik jika berkunjung ke sini ramai-ramai dengan teman-teman, jadi perjalanan akan terasa lebih menyenangkan. Dari Desa Tanjung Alam Jangkat, perjalanan menuju Telaga Biru dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama kurang lebih 7 jam, atau 3 jam dengan menggunakan kendaraan roda dua.
Belakangan ini Telaga Biru lumayan viral di sosial media. Masyarakat sekitar sering menyebutnya sebagai Telaga Hijau, lantaran airnya berwarna biru dengan sedikit corak kehijauan. Pemandangan lain yang tak kalah menarik di sini adalah deretan lumut hijau di dasar telaga.
Tampak begitu mempesona, berpadu apik dengan
warna air yang sangat unik. Lokasi Telagai Biru memang cukup tersembunyi di dalam hutan, sehingga tidak banyak orang tahu soal keberadaannya. Namun jangan salah, tempat ini sangat asri dan sejuk. Jika Anda berniat melepas penat dengan mengagumi pesona alam, destinasi ini adalah pilihan tepat.
Pelangi Nada kali ini kami hadirkan sebuah lagu melayu berjudul KALAULAH KACA MENJADI INTAN yang dinyanyikan oleh ASMIDAR DARWIS DAN TIAR RAMON.
Lagu KALAULAH KACA MENJADI INTAN merupakan satu dari beberapa lagu Duet Melayu Tiar Ramon dan Asmidar Darwis yang berada di Full album Melayu produksi Tanama Record Tahun 1982. Lirik-lirik lagu ini puitis dan bercerita tentang kehidupan percintaan sepasang kekasih yang ingin hidup bahagia selamanya. Musik lagunya sendiri cukup sendu dengan tempo yang lambat sesuai dengan lirik-lirik lagunya.
inilah Lagu KALAULAH KACA MENJADI INTAN oleh ASMIDAR DARWIS DAN TIAR RAMON.
Berwisata ke berbagai tempat, akan terasa lebih lengkap jika anda mencicipi beragam kuliner lokalnya, seperti jajanan kue pasar. Kota-kota di Indonesia sendiri punya beragam jajanan pasar yang unik nan lezat. Misalnya jika anda berwisata ke Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, disana ada kue Lompong yang wajib anda coba. Tidak seperti jajanan pasar pada umumnya di Indonesia yang tampak cerah dan berwarna, Kue Lompong justru tampak berwarna hitam legam. Sekilas sangat tidak menarik namun rasanya sangat spesial.
kue khas Purworejo ini diberi nama Lompong, karena terbuat dari Lompong atau batang daun talas. Selain batang daun talas, kue ini juga dibuat dari tepung merang, tepung ketan, dan gula pasir. Sedang isiannya sendiri terbuat dari tumbukan kasar kacang tanah yang diberi gula merah. Untuk membuatnya, Campur tepung ketan, air, gula, bubuk daun talas, bubuk merang jadi satu dan aduk menjadi adonan. Adonan tersebut lalu diberi sedikit minyak kelapa dan isi adonan dengan kacang tanah yang sudah diolah kemudian bungkus dengan daun pisang kering atau klaras. Adonan yang sudah dibungkus segera kukus selama kurang lebih dua jam.
kue Lompong yang sudah matang berwarna hitam legam. Warna hitam legam ini berasal dari tepung merang dan daun klaras sebagai pembungkusnya. Kue lompong sangat nikmat disantap selagi hangat. Rasanya yang kenyal dan manis menjadi ciri khas dari kue ini. Namun jika sudah dingin, teksturnya berubah menjadi agak keras. Kue ini cocok dinikmati sebagai menu sarapan pagi. Untuk dibawa sebagai oleh-oleh juga bisa, karena kue Lompong bisa bertahan hingga satu minggu. Bagi anda yang tertarik menikmati kue Lompong silahkan membelinya di pasar-pasar Tradisional yang ada di Purworejo.Harga kue Lompong berkisar antara Rp. 2.000,- hingga Rp. 3500,- per buah.