Dataran tinggi Dieng (DTD) adalah dataran dengan aktivitas vulkanik di bawah permukaannya, seperti Yellowstone di Amerika Serikat ataupun Dataran Tinggi Tengger. Bentuk Kawah di dataran tinggi Dieng adalah kaldera dengan gunung-gunung di sekitarnya sebagai tepinya. Terdapat banyak kawah sebagai tempat keluarnya gas, uap air dan berbagai material vulkanik lainnya. Keadaan ini sangat berbahaya sekaligus menarik untuk disaksikan. Secara biologi, aktivitas vulkanik di Dieng menarik karena ditemukan di Sumber mata air panas di dekat kawah beberapa spesies bakteri termofilik ("suka panas") yang dapat dipakai untuk menyingkap kehidupan awal di bumi.
Dataran Tinggi Dieng merupakan gunung berapi raksasa dengan telaga-telaga dan kawah-kawah bekas letusan yang dihuni penduduk. Kawah-kawah ini masih menunjukkan aktivitas vulkanik, seperti Kawah Sikidang Dieng. Kawah yang terletak di tanah datar ini, pada waktu tertentu, rata-rata sekali dalam 4 tahun, akan berpindah atau seolah-olah melompat dalam satu kawasan seperti karakter kijang yang suka melompat atau kidang dalam bahasa Jawa kuno.
Kawah Sikidang Dieng termasuk obyek wisata unggulan Dieng yang wajib dikunjungi. Di antara kawah-kawah lainnya di Dieng, Kawah Sikidang adalah yang paling mudah dicapai dan dinikmati karena terletak di tanah datar. Anda pun dapat melihat aktivitas gunung berapi berupa lumpur vulkanik yang meletup-letup disertai gas beracun yang mengepul berbentuk asap putih pekat. Itu lah sebabnya masker menjadi alat penting bagi Anda yang ingin menikmati sensasi aktifitas Lumpur vulkanik ini. Untuk Anda yang suka dengan petualangan menantang, Kawah sikidang merupakan destinasi wisata yang memicu adrenalin Anda.
Berdasarkan laporan Global Startup Ecosystem Report (GSER) tahun 2019 yang dirilis oleh Startup Genome pada Mei lalu, Jakarta merupakan kompetitor kuat yang setara dengan kota-kota besar di dunia, seperti Seoul (Korea Selatan), Moskow (Rusia), dan Tokyo (Jepang). Jakarta menjadi kota yang mampu bersaing di kancah global lantaran kota ini merupakan rumah bagi empat startup unicorn Indonesia, yaitu Tokopedia, Go-Jek, Traveloka, dan Bukalapak.Unicorn sendiri merupakan sebutan untuk startup yang telah memiliki nilai valuasi lebih dari 1 miliar dollar AS.
Startup Genome memposisikan Jakarta sebagai kota dengan ekosistem startup yang berada di dalam fase “Late-Globalization”. bersanding dengan 8 kota besar lain seperti Sydney, Paris, San Diego, Sao Paulo. Kategori yang disematkan kepada Jakarta itu hanya satu strip di bawah kategori ekosistem terbaik yang dihuni kota-kota seperti Silicon Valley, New York, Beijing, Singapura, dan London. Ada beberapa alasan Genome memasukkan nama Jakarta ke dalam daftar tersebut. Contohnya adalah relaksasi peraturan dari pemerintah seperti pembentukan papan akselerasi tempat jual beli saham khusus startup oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan keberadaan inkubator serta akselerator yang sudah cukup mapan di Jakarta.
Lebih lanjut, laporan GSER menyebutkan sub-sektor paling unggul di Jakarta adalah industri fintech. Menurut laporan GSER Indonesia memiliki tingkat adopsi teknologi internet dan mobile yang sangat tinggi, di mana 75% dari transaksi belanja online dilakukan dengan menggunakan perangkat mobile. Ketua Umum Masyarakat Industri Kreatif dan Komunikasi Indonesia (MIKTI) Joddy Hernady mengatakan ini pertama kalinya Indonesia ikut serta dalam pemeringkatan ekosistem startup global. Pemeringkatan ini membantu untuk memahami posisi Indonesia dalam peta startup digital global.
Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat akan menggelar Halimun Youth Camp 2019 dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI 2019 sekaligus mengenalkan destinasi wisata di Bogor ke mata dunia.Panitia Pelaksana HYCamp 2019, Alfisa Triatmoko, Senin, menjelaskan bahwa kegiatan mendaki puncak Gunung Halimun berlangsung di Kecamatan Nanggung, sebuah kawasan konservasi alam Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) pada 24 dan 25 Agustus 2019. Kegiatan ini merupakan upaya memromosikan sektor pariwisata berbasis perdesaan di Kabupaten Bogor dengan melibatkan peserta dari mancanegara.
Menurut Alfisa Triatmoko, selain untuk memromosikan wisata Kabupaten Bogor, acara tersebut juga bertujuan memupuk kepedulian para pemuda terhadap kelestarian alam dan lingkungan.Para peserta HYCamp juga akan dimanjakan dengan panorama alam Halimun yang sangat luar biasa. Taman Nasional Gunung Halimun Salak menyimpan 23 jenis mamalia, 500 jenis tumbuhan, dan ada sedikitnya 200 spesies burung. Sesuai dengan namanya, kawasan ini terdiri dari Gunung Halimun ( hampir 2.000 Meter Diatas Permukaan Laut ) dan Gunung Salak ( sekitar 2.200 Meter Diatas Permukaan Laut ).
Destinasi wisata yang ada di Gunung Halimun Bogor antara lain, Kebun Teh Nirmala, Wisata Curug dengan 34 titik berbeda, terasering atau spot wisata persawahan, kantor bupati pertama, Serentaun yaitu budaya tahunan masyarakat setempat, dan lain-lain.Pendaftaran HYCamp 2019 dibuka mulai tanggal 6 hingga 19 Agustus 2019. Meski pendaftarannya dilakukan secara gratis, tapi usia pesertanya dibatasi, yakni 16 sampai 30 tahun.
Berlibur merupakan saat yang sangat di tunggu sebagian besar masyarakat urban di Indonesia. Indonesia yang memiliki beragam pesona alam memastikan liburan Anda bersama keluarga tidak mengecewakan. Di kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah Ada sebuah tempat yang wajib Anda kunjungi. Tempat dengan Fenomena alam yang Mengundang decak kagum ini bernama Telaga Warna. Nama Telaga Warna sendiri diberikan karena keunikan fenomena alam yang terjadi di tempat ini, yaitu warna air dari telaga tersebut yang sering berubah-ubah. Terkadang telaga ini berwarna hijau dan kuning atau berwarna warni seperti pelangi.
Fenomena ini terjadi karena air telaga mengandung sulfur yang cukup tinggi, sehingga saat sinar Matahari mengenainya, maka warna air telaga tampak berwarna warni. Berada di ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut, dan dikelilingi oleh bukit-bukit tinggi, pesona Telaga warna tidak akan terlupakan. Keindahan telaga warna akan lebih terasa jika Anda naik ke salah satu bukit yang mengelilingi telaga ini. Waktu yang paling tepat untuk mengunjungi telaga warna adalah saat pagi atau siang hari, karena pada sore hari, kabut tebal akan menutupi daerah sekitar telaga warna, sehingga Anda tidak dapat menikmati keindahan alamnya.
Harmonisasi alam dengan udara yang sejuk dan bersih membuat suasana Telaga Warna Dieng begitu memikat. Para wisatawan juga akan merasakan suasana mistis yang hening disempurnakan oleh kabut putih dan pepohonan yang rindang. Telaga warna tidak hanya mampu mempesona wisatawan domestik namun juga wisatawan mancanegara asal Inggris, Shelly.
INSERT SHELLY :
I've been in Indonesia for almost three years now. I always wanted to go to Dieng, I took two days off work so we took sometimes together to come here, we're gonna go to Prau next. It's just because we haven't been here before and it's just nice.
DUBBING :
Saya sudah tinggal di Indonesia hampir tiga tahun sekarang. Saya selalu ingin pergi ke Dieng, Saya mengambil libur Dua Hari jadi kami pergi bersama kesini, kami Akan pergi ke gunung Prau selanjutnya. Kami belum pernah kesini sebelumnya dan ini indah sekali.
Di sekitar Telaga Warna Dieng tedapat beberapa gua yang juga patut untuk dikunjungi, seperti Gua Semar Pertapaan Mandalasari Begawan Sampurna Jati. Di depan gua ini terdapat arca wanita dengan membawa kendi. Gua ini juga memiliki kolam kecil yang airnya dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit dan membuat kulit jadi lebih cantik. Ada juga Gua Sumur Eyang Kumalasari, dan Gua JaranResi Kendaliseto. Selain itu, ada pula Batu Tulis Eyang Purbo Waseso. Gua-gua di sekitar telaga warna ini sering dijadikan sebagai tempat meditasi. Keberadaan Telaga Warna Dieng juga sangat berguna bagi masyarakat sekitar. Mereka menggunakan air dari telaga warna sebagai sumber irigasi untuk mengairi tanaman kentang yang menjadi komoditas utama di kawasan ini.