Benteng Vredeburg adalah sebuah benteng yang terletak di depan Gedung Agung dan Kraton Kesultanan Yogyakarta, lebih tepatnya di Jalan Margo Mulyo. Sekarang, benteng ini menjadi sebuah museum. Di sejumlah bangunan di dalam benteng ini terdapat diorama mengenai sejarah Indonesia.
Benteng pertama kali dibangun pada tahun 1760 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I atas permintaan Belanda yang pada masa itu Gubernur dari Direktur Pantai Utara Jawa dipimpin oleh Nicolaas Harting. Benteng ini dibangun sebagai pusat pemerintahan dan pertahanan residen Belanda kala itu, dengan dikelilingi oleh sebuah parit yang sebagian bekas-bekasnya telah direkonstruksi dan dapat dilihat hingga sekarang. Benteng berbentuk persegi ini mempunyai menara pantau di keempat sudutnya.
Pada tahun 1992, melalui Surat Keputusan Mendikbud saat itu, benteng ini mulai difungsikan sebagai museum. Beberapa koleksi unggulan dari museum ini seperti, Diorama pelantikan Soedirman sebagai Panglima Besar TNI, Mesin Ketik Surjopranoto, Dokumen Soetomo, dan sebagainya. Museum ini buka setiap hari Selasa – Minggu. Pengunjung hanya perlu membayar Rp 3000 untuk dewasa, Rp 2000 untuk anak-anak dan Rp 10.000 untuk wisatawan asing.
Jamu merupakan salah satu warisan budaya bangsa Indonesia. Penggunaan jamu telah mengakar di masyarakat sejak lama dan turun temurun. Namun, budaya minum jamu saat ini nyaris hilang, khususnya di kalangan generasi milenial. Terdapat sejumlah alasan generasi muda tidak menyukai minum jamu. Melihat fakta tersebut, Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada-UGM tergelitik untuk mengembalikan tradisi minum jamu sebagai warisan budaya bangsa melalui Festival Jamu Internasional. Kegiatan ini berlangsung pada 14 hingga 17 November 2019 di Hotel Royal Ambarukmo Yogyakarta. Pada kegiatan itu, tidak hanya menampilkan berbagai produk jamu olahan UMKM tanah air. Namun, juga ditujukan sebagai ajang untuk membangun sebuah ekosistem yang bisa memberikan manfaat bagi kelangsungan UMKM jamu di masa mendatang.
Dekan Fakultas Farmasi UGM, Prof. Agung Endro Nugroho menjelaskan, UGM fokus untuk mengangkat kembali jamu ke permukaan, bersama Keraton menggaungkan nilai-nilai yang berhubungan dengan jamu di masyarakat. Dia menyampaikan harapan besar nantinya jamu bisa melekat dalam gaya hidup masyakat, termasuk Yogyakarta. Bahkan, menjadikan jamu sebagai kebanggaan masyarakat Indonesia. Selain mengangkat posisi jamu agar lebih di kenal masyarakat, Agung mengatakan festival ini juga menjadi jalan untuk memperkenalkan jamu ke mata dunia. Dia ingin nantinya jamu bisa menjadi ikon kebanggaan Indonesia.
Koordinator Festival Jamu Internasional, Dr. Ronny Martien, menjelaskan dalam festival ini memiliki serangkaian acara mulai dari expo jamu, performing art mbok jamu, reog, hingga workshop. Selain itu, juga talkshow jamu dengan 14 negara yang nantinya akan berbagi cerita tentang jamu di negara masing-masing. Rony mengatakan dari penyelenggaraan festival ini diharapkan bisa menjadikan jamu sebagai produk yang layak untuk dikonsumsi di masa
Ihsan Tarore, penyanyi yang mengawali kariernya dengan menjuarai sebuah ajang pencarian bakat di salah satu televisi nasional. Kini Ia telah berkarya lebih dari 1 dekade, dan kembali mengeluarkan single nya yang dirilis pada bulan September lalu. Lagu yang yang berjudul “Cobalah Bertahan”, diciptakan oleh Tengku Shafick. Lagu ini menceritakan tentang kisah yang menyentuh hati mengenai rumitnya sebuah percintaan, bagaimana sebuah perjalanan cinta itu selalu ada rintangannya, dan setiap pasangan selalu berharap untuk terus bertahan dengan cintanya.
Melalui lagu ini, sang pencipta lagu, Teungku Shafick mengatakan bahwa pesannya adalah agar kita tidak mudah menyerah dalam menjalani sebuah hubungan, terus berjuang, bertahan dan bersabar agar tidak ada penyesalan di kemudian hari. Maka jangan terburu-buru membuat keputusan saat sedang emosi.
inilah “Cobalah Bdertahan” dinyanyikan oleh Ihsan Tarore.
Minuman hangat yang bernama wedang tahu, selain masih terdengar asing untuk beberapa orang, juga mempunyai beberapa nama yang berbeda di beberapa daerah di Indonesia. Dii Solo wedang tahu bernama Tahok, di Surabaya disebut tahuwa, sedangkan di Sumatra bernama Kembang Tahu. Minuman hangat ini awalnya berasal dari imigranTionghoa yang masuk ke Indonesia pada akhir abad ke 19.
wedang tahu merupakan minuman yang berasal dari sari kedelai yang disiram kuah jahe. Cara membuat wedang tahu memang gampang-gampang susah. Kedelai yang sudah dicuci bersih lalu direndam selama kurang lebih delapan jam. Setelah dibilas, kemudian diblender sampai halus. Kedelai yang sudah halus ini kemudian diperas untuk memperoleh sarinya dan dimasak. Dalam proses pembuatannya , wedang tahu tidak menggunakan pengawet sehingga minuman ini lebih nikmat diminum langsung.
Dalam penyajiannya, semangkok wedang tahu akan bersanding dengan kuah jahe yang memiliki cita rasa rempah-rempah yang kuat serta ditambah serai, daun jeruk, gula jawa dan pandan yang kuat. Rasa hangat dari kuah jahe yang agak pedas berpadu dengan kelembutan wedang tahu. Minuman ini memiliki beberapa khasiat seperti menambah stamina dan mengusir masuk angin, serta menghangatkan badan di waktu udara dingin. Semangkuk wedang tahu ini dihargai Rp. 6000, dan biasanya penjual wedang tahu mulai menjajakan dagangannya mulai pagi pukul 06.00 hingga siang pukul 13.00, dan sore hari biasanya mulai pukul 16.00 sampai malam.
Kata “Wedang” dalam bahasa Jawa berarti minuman hangat . Selain hangat di tenggorokan, lapisan-lapisan tahu itu terasa lembut di lidah. Rasanya ringan dan sangat cocok untuk menjadi menu sarapan. Apabila anda sedang berwisata ke Jogjakarta, sempatkanlah untuk mencicipi wedang tahu yang hangat ini. Anda tidak akan susah menemukannya karena penjual wedang tahu ini ada di setiap penjuru Yogjakarta.