Setelah kemerdekaan Indonesia, berdasarkan Ketetapan Gubernur Provinsi Sumatera Nomor 391 tanggal 9 Juni 1947, Bukittinggi ditetapkan sebagai Ibu Kota Provinsi Sumatera dengan gubernurnya Mr. Teuku Muhammad Hasan. Pada masa mempertahankan kemerdekaan Indonesia, Kota Bukitinggi berperan sebagai kota perjuangan dan ditunjuk sebagai Ibu Kota Negara Indonesia setelah Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda atau dikenal dengan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang dibentuk pada 19 Desember 1948 di Bukittingi, Sumatera Barat oleh Syafruddin Prawiranegara. Peristiwa ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Bela Negara, berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia tanggal 18 Desember 2006. Peringatan Hari Bela Negara bertujuan untuk membangkitkan jiwa patriotisme, dan cinta tanah air.
dalam rangka peringatan Hari Bela Negara, berbagai kegiatan dilakukan. Salah satunya Lomba Kreativitas Bela Negara Digital. Lomba itu bisa diikuti masyarakat dari berbagai kalangan, suku, ras daerah, agama serta bahasa. Lomba dibagi menjadi kategori foto dan video. Peserta bisa memilih salah satu dari beberapa tema yakni Cinta Tanah Air Indonesia, Kerukunan dalam Keberagaman ataupun Ayo Bela Negaraku. Periode pengambilan karya foto dan video mulai 1 Januari hingga 23 November 2019. Batas waktu penerimaan materi lomba pada 24 November 2019. Pengumuman pemenang akan diumumkan pada 19 Desember bertepatan dengan Hari Bela Negara. Menurut Kepala Pusat Penerangan Data dan Informasi (Pusdatin) Kemhan Brigjen Dominggus Pakel, Lomba itu bertujuan agar generasi muda lebih siap dan tidak mudah terlena pada tekanan asimetris di dunia digital dan menjadi akar kuat dalam bela negara demi menjaga keutuhan NKRI
Selain Kementerian Pertahanan, pemerintah kota Padang, Sumatera Barat, juga menggelar berbagai kegiatan dalam rangka memperingati Hari Bela Negara, diantaranya napak tilas bela negara ke museum PDRI di Kota Bukittinggi, Monumen Bela Negara Koto Tinggi, Tugu PDRI Halaban di Kabupaten Lima Puluh Kota, dan Tugu PDRI Bidar Alam di Kabupaten Solok Selatan yang akan diikuti generasi muda se-Sumatera Barat dengan jumlah peserta sebanyak 300 orang. Selanjutnya, kegiatan Seminar Nasional dan Upacara Bendera serta Bakti Sosial. Seminar nasional dengan menghadirkan narasumber pusat dari kementerian pertahanan dan ketua forum bela negara pusat dan gubernur Sumbar, sejarawan Prof Gusti Adnan serta ketua Forum Bela Negara Sumbar serta Kadis Pendidikan Kota Padang. Peringatan Hari Bela Negara tersebut digelar pada 15 hingga 19 Desember 2019 mendatang.
10 Desember lalu, Desa Kertayasa di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, diumumkan menjadi pemenang pertama dalam lomba Desa Wisata Nusantara 2019. Desa Kertayasa meraih juara pertama dalam kategori desa wisata maju. Penghargaan diberikan oleh Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi PDTT Taufik Madjid. Menurut Taufik Madjid, lomba Desa Wisata Nusantara 2019 ini merupakan upaya untuk terus memajukan sektor pariwisata. Desa Kertayasa terpilih sebagai desa wisata maju, karena Desa Kertayasa mampu menyumbang pendapatan asli desa. Selain itu, juga mampu meningkatkan perekonomian warga.
Desa Kertayasa yang merupakan salah satu Pemenang Lomba Desa Wisata Nusantara terletak di Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Dari Pangandaran, desa wisata ini bisa ditempuh selama kurang lebih 1 jam menggunakan transportasi darat. Desa Kertayasa selama ini memang dikenal sebagai salah satu desa wisata utama di Pangandaran. Ada beragam wisata menarik yang bisa dilakukan di desa wisata ini, seperti body rafting, camping ground, pertunjukan atraksi seni-budaya dan sektor kerajinan. Tentu yang paling terkenal adalah bodyrafting di Sungai Cijulang atau Green Canyon.
Body Rafting akan membawa anda menyusuri sungai Cijulang sepanjang 5 kilometer hingga 10 kilometer dengan waktu tempuh 2 hingga 5 jam. Selama bodyfating, anda akan berpacu dengan arus sungai melintasi jeram yang cukup menantang adrenalin. Anda akan berjumpa pula dengan keindahan bentuk batu-batu Stalaktik-Stalaknit yang begitu mempesona. Anda juga akan melewati mulai dari hutan nipah, hutan bakau, hingga hutan tropis. Selain itu, berenang di air kehijauan yang dingin sambil menikmati tebing-tebing tinggi juga akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan ketika berwisata ke desa Kertayasa ini.
Kabupaten Trenggalek adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi Jawa Timur. Pusat pemerintahannya terletak di kecamatan Trenggalek yang berjarak 180 Km dari Surabaya, ibu kota provinsi Jawa Timur. Keistimewaan Trenggalek adalah dikelilingi oleh gunung yang saling terhubung. Dengan demikian Kota Trenggalek berada di tengah-tengah, sehingga menjadikan sebagian wilayah kabupaten Trenggalek adalah pegunungan. Kabupaten Trenggalek , selain mempunyai tempat wisata yang menarik juga mempunyai kuliner yang khas, yang oleh masyarakat setempat sering disebut dengan Sego Gegok.
Nasi Gegok ini memiliki ciri khas berupa nasi pedas yang dilengkapi dengan teri. Selama ini masyarakat Trenggalek meyakini bahwa dengan makan Nasi Gegok yang bercita rasa pedas , dapat mengobati hidung yang tersumbat akibat flu dan selain itu juga bisa untuk menghilangkan rasa pusing. Nasi gegok juga merupakan makanan sehari-hari masyarakat Trenggalek , khususnya di wilayah kecamatan Bendungan.
untuk mendapatkan rasa nasi Gegok yang masih asli, memang harus di tempat asalnya, yaitu Bendungan. Dari pusat kota Trenggalek menuju Kecamatan Bendungan, anda akan merasakan udara segar khas pegunungan. Dari Trenggalek pusat kota ke Bendungan hanya memerlukan waktu sekitar 15 menit.
Porsi bungkusan Nasi Gegok ini tidak terlalu besar. Jadi satu orang bisa menghabiskan sekitar dua hingga 3 bungkus nasi Gegok. Di warung yang menjual nasi Gegok , biasanya tidak hanya menjual nasi Gegok saja, tetapi juga menyediakan bermacam lauk seperti tempe goreng, sate tulur puyuh , sate usus, sate jerohan dan aneka lauk lainnya. Penampilan nasi Gegok ini memang tampak sederhana, karena hanya dibungkus daun pisang, tapi justru aroma dan rasa alami daun pisang ini yang membuat citarasa nasi Gegok yang tampak sederhana menjadi kaya rasa.
di dalam satu bungkus nasi Gegok ada nasi putih dan lauk yang menyertai yaitu sambal teri dengan campuran tempe diiris kecil-kecil. Cara membuat nasi Gegok ini terbilang mudah;, nasi yang sudah dibungkus dengan daun pisang dan sudah dimasak hingga setengah matang diberi sambal teri yang dibuat dari teri yang sudah ditumis dengan bawang putih, bawang merah serta cabai dan tempe yang juga sudah dipotong kecil-kecil, kemudian dikukus selama 15 menit hingga matang. Untuk mendapatkan citarasa yang pedas sebaiknya yang digunakan adalah cabai rawit.
Untuk menikmati sebungkus nasi Gegok, anda hanya membayar Rp. 5000. Sedangkan untuk tambahan lauk yang anda makan, tentu saja anda harus membayar sesuai yang anda makan. Pendengar, Nasi gegok ini bertambah nikmatnya apabila anda menyantapnya langsung di warungnya , apalagi ditambah minuman hangat
Baru-baru ini, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memperkenalkan aplikasi yang dikembangkan pemerintah Jawa Barat (government super apps) yang dinamai Sapa Warga. Ridwan Kamil menyatakan, aplikasi Sapa Warga dibuat untuk menjembatani komunikasi dua arah antara warga dan pemerintah provinsi Jawa Barat. Super Apps Sapa Warga yang diperkenalkan ini baru tahap satu, baru ditujukan pada seluruh ketua Rukun Warga (RW) di Jawa Barat. Pada rilis pertamanya, aplikasi ini akan dimanfaatkan oleh lebih dari 53 ribu orang Ketua RW di seluruh Jawa Barat. Mereka bisa memberi usulan permintaan warganya langsung pada pemerintah provinsi via aplikasi ini, sekaligus bisa memantau kelanjutan usulannya itu. Sebaliknya pemerintah provinsi memanfaatkan isu ini untuk menginformasikan program-programnya. Tahap keduanya, Sapa Warga akan dirilis agar bisa diunduh warga.
Ridwan Kamil mengatakan, Sapa Warga berbeda dengan aplikasi Lapor yang hanya melayani pengaduan warga berkisar pada layanan publik. Aplikasi ini disiapkan untuk menampung usulan dan keluhan warga. Lebih jauh, Sapa Warga disiapkan menjadi instrumen menampung usulan warga untuk menjadi bahan masukan dalam rapat Musrenbang (Musyawarah Rencana Pembangunan) untuk menyusun anggaran. Pemerintah Jawa Barat sekaligus memanfaatkan Sapa Warga untuk melawan sebaran berita bohong atau hoaks. Pada tahap awal, pemerintah Jawa Barat meminjamkan smartphone kepada ketua RW, yang di dalamnya ada aplikasi Sapa Warga untuk memudahkan proses komunikasi. Ada 53 ribu ketua RW di Jawa Barat yang diberikan Smartphone dengan aplikasi Sapa Warga. Status telepon pintar itu sebagai aset desa yang dipinjamkan pada ketua RW.
sebagai Super Apps, Aplikasi Sapa Warga fungsinya tidak hanya menjembatani komunikasi pemerintah dan warganya. Sejumlah aplikasi dan layanan lain juga terdapat dalam platform Sapa Warga.Aplikasi yang terhubung tidak melulu dikembangkan pemerintah. Sapa Warga misalnya, juga terhubung dengan aplikasi layanan pembayaran pajak, Simbara bekerja sama dengan sejumlah penyedia layanan marketplace, seperti Tokopedia dan Bukalapak. Ada E-Samsat yang terintegrasi dengan tokopedia, bukalapak, dan tokopedia. Perizinan online, mengurus administrasi seperti, KTP, KK, Akte Kelahiran dan lainnya. Ada Nomor penting, hingga informasi harga kebutuhan pokok sehari-hari.