International Mask Festival atau IMF kembali digelar di Kota Solo sejak 5 hingga 6 Juli 2019 di Pendapi Gedhe, Balaikota, Surakarta. Festival topeng internasional ini merupakan acara tahunan berskala internasional yang mengusung konsep pertunjukan seni topeng dan kerajinan topeng. Sejumlah kesenian ditampilkan, satu di antaranya tarian yang berkisah tentang berdirinya Kerajaan Singo Barong di Alas Lodoyo. Tarian ini dibawakan oleh para penari dari Sanggar Seni Singo Yogo. Ada pula Tari Losari yang dibawakan Sanggar Purwa Kencana. Sementara itu, para penari dari Tedjo Dance membawakan Tari Bapang, dan Tari Topeng 5 Wanda serta Tari Fragmen yang ditarikan para penari dari Sanggar Seni Wijaya Kusuma.
Edisi pesona indonesia kali ini, memperkenalkan salah satu tarian yang ditampilkan pada International Mask Festival, yakni Tari Topeng losari. Tari Topeng Gaya Losari diciptakan Panembahan Losari, atau Pangeran Angkawijaya sekitar 400 tahun yang lalu. Tarian ini pada awalnya diciptakan untuk menyebarkan agama Islam. Dalam penyajiannya, Topeng Losari mengedepankan penokohan dari cerita Panji, berbeda dengan tari topeng di wilayah Cirebon lain yang mengedepankan perkembangan sifat manusia yang menjurus ke nilai filosofis.
Tari Topeng Losari punya 3 ciri khas gerak, yakni gerak Galeyong, pasang Naga Seser (kuda-kuda menyamping lebar) menyerupai sikap Kathakali di India, serta sikap Gantung kaki yang mirip dengan kaki patung Dewa Shiwa sebagai Nataraja dari India yang mengharuskan penarinya memperlihatkan telapak kakinya ke samping.Pusat tari topeng Losari, seperti topeng daerah lain, tak lain terfokus pada kotak yang diletakkan di panggung. Kotak dipercaya memiliki kekuatan supranatural bagi penari. Jadi, ada semacam korelasi gerak tersebut dengan perangkat pertunjukan di panggung.
lagu melayu yang berjudul PURA-PURA dibawakan oleh penyanyi Betharia Sonata, diciptakan oleh Husen Bawafie. Lagu ini bercerita tentang kekecewaan seseorang atas sikap kepura-puraan sang kekasih. Lagu PURA-PURA terdiri dari beberapa bait pantun. Liriknya pun sering diulang-ulang. Meski bercerita tentang kekecewaan hati, musik lagu ini tergolong bertempo cepat dan asyik untuk berdendang dan bergoyang. Lagu PURA-PURA berada di album DENDANG KENANGAN TERPOPULER MELAYU DELI. Betharia Sonata Lahir di Bandung, 14 Desember 1962, terkenal sebagai pelantun lagu Hati Yang Luka yang hits di tahun 90-an. Tak hanya lagu-lagu pop didendangkannya, ia pun bernyanyi lagu-lagu melayu dan daerah.
Babukung adalah sejenis tarian ritual adat kematian Suku Dayak Tomun di Lamandau, Kalimantan Tengah. Tarian ini menggunakan topeng dengan karakter hewan tertentu yang disebut Luha, sedangkan para penari disebut Bukung. Bukung-bukung ini datang dari desa tetangga atau kelompok masyarakat dengan tujuan menghibur keluarga yang berduka sambil menyerahkan bantuan. Melihat keunikan dan keeksotisan Babukung, Pemerintah Kabupaten Lamandau mengangkatnya menjadi salah satu agenda rutin festival budaya bernama Festival Babukung. Festival Babukung sudah digelar sejak tahun 2014.
Festival Babukung tahun ini akan digelar tanggal 17 hingga 19 Juli di Lamandau. Festival ini akan mengangkat dan mempromosikan budaya dan seni tari dalam bukung itu sendiri. Keistimewaan Festival Babukung dengan festival atau ritual kematian lainnya juga terletak pada rangkaian acara. Ada kegiatan-kegiatan lain yang akan diselenggarakan Pemerintah Daerah Lamandau selama acara berlangsung. Mulai dari karnaval topeng, bukung big sale, workshop pembuatan bukung, hingga lomba photography.
Target kunjungan pada kegiatan Festival Babukung Tahun 2019 untuk wisatawan mancanegara berjumlah 250 orang dan Wisatawan Nusantara 10.000 orang. Festival ini sendiri sudah dilaunching pada Press Conference Calender of Event Kalimantan Tengah, pada 18 Maret 2019 kemarin di Kementerian Pariwisata. Menariknya, pada tahun 2015 lalu, Pemerintah Kabupaten Lamandau menggelar event "Festival 1000 Bukung" dan mencatatkan festival ini sebagai penampilan penari topeng terbanyak pada museum rekor Indonesia.
Selain Danau Toba, ada tempat wisata lain di Sumatera Utara yang juga menarik untuk dikunjungi. Namanya Cagar Alam Dolok Tinggi Raja. Cagar alam Dolok Tinggi Raja di sumatera utara punya luas 167 hektar dan berada di Desa Dolok Merawa, Kecamatan Silau Kahean, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Dari luas seluruhnya, 4 hektare menjadi lokasi utama mata air panas bercampur belerang.
Sumber air panas ini dikelilingi endapan travertin atau batu kapur yang berada di ketinggian 450 meter di atas permukaan laut. Sumber air panas bernama Kawah Putih Tinggi Raja ini menjadi salah satu dari daya tarik wisata Cagar alam Dolok Tinggri Raja, selain Sungai Bah Balaklak dan air terjunnya, serta Danau Lapparan.
Sumber air panas yang mencapai suhu sekitar 90 derajat celcius dari Kawah Putih Tinggi Raja ini berasal dari bukit-bukit kecil yang ada di daerah tersebut. Aliran air panas mengalir diantara bebatuan kapur yang berundak-undak, sehingga menjadikan batuan tersebut menjadi putih bersih seperti salju. Sebagian orang menyebutnya dengan Salju Panas.
Ada dua tempat yang bisa di kunjungi di area obyek wisata ini. Yang pertama adalah bukit kapur yang dilalui oleh aliran air panas yang membuat bebatuan ini menjadi indah dipandang mata. Diatas bukit kapur juga terdapat sebuah kolam alam kecil yang mengeluarkan sumber air panas yang nampak bergelembung dari dasar kolam. Wisatawan dilarang mandi di area itu. Disana juga tampak aliran air panas yang melalui semak-semak pepohonan yang mengering dan berkumpul menjadi satu dan membentuk sebuah danau berwarna biru kehijauan yang amat cantik.
Tempat lainnya yang bisa anda kunjungi ketika ke kawah putih tinggi raja, ada dibawah tebing. Disana anda bisa berendam di airnya. Terdapat sebuah aliran sungai yang sejuk dan air terjun yang mengalir dari bukit di atas menjadikan tempat ini tujuan berendam setelah pengunjung menikmati keindahan air panas diatas. Sumber air panas ini dipercaya mengandung belerang yang baik bagi kesehatan kulit bila dipakai untuk mandi atau sekedar untuk membasuh anggota badan. Karena tak ada warung makanan di dalam cagar alam ini, anda disarankan membawa bekal makanan anda sendiri.