ofra voi

ofra voi

21
July

Edisi kali ini, akan membahas sebuah lagu dari Glenn Fredly.

Glenn Fredly mulai terjun ke dunia musik Indonesia sejak tahun 1995 ini, masih aktif menghasilkan sebuah karya. Lagu terbarunya berjudul “Kembali Ke Awal” baru dirilis 18 Juli 2019 lalu. Lagu yang ditulis sendiri oleh Glenn ini dirilis sebagai salah satu soundtrack film layar lebar yang diangkat dari sebuah novel karya Ika Natassa, “Twivortiare”. Sebenarnya Glenn tidak menciptakan lagu “Kembali ke Awal” secara khusus untuk soundtrack film tersebut. Namun karena lirik dan mood lagu ini selaras dengan kisah romansa sepasang kekasih dalam film “Twivortiare”, lagu tersebut akhirnya menjadi sebuah soundtrack dalam film tersebut.

Lagu yang diproduseri oleh Ifa Fachir ini menceritakan tentang retrospektif sebuah hubungan dimana dalam sebuah hubungan kita harus memandang pada dua sisi. Introspeksi atas ego pribadi menjadi titik fokus penting untuk keluar dari sebuah permasalahan.

21
July

Festival Bumi Rafflesia merupakan satu dari Top 100 Calender of Event 2019 Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Kegiatan ini digelar di Kawasan Sport Center Pantai Panjang Provinsi Bengkulu pada tanggal 18 hingga 22 Juli 2019. Selain menampilkan seni dan budaya, acara tahunan yang rutin digelar oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu ini juga menghadirkan atraksi musik dhol, Bengkulu Fashion Carnival, Lomba Lukis On the Spot, dan motocross atau Ngetrail Jelajah Bumi Rafflesia. Tak hanya dari dalam negeri, enam perwakilan negara sahabat turut hadir memeriahkan acara ini, yakni Korea, Singapura, Malaysia, India, Amerika dan Jepang.  

Gubernur Provinsi Bengkulu Rohidin Mersyah mengatakan, meskipun sudah menjadi agenda tahunan, namun ini merupakan pertama kalinya Festival Bumi Rafflesia masuk ke dalam event Wonderful Indonesia Kemenpar. Oleh karena itu, Rohidin berharap acara ini digarap serius. Ia juga berpesan untuk menggaungkan Bunga Rafflesia yang menjadi ikon provinsi Bengkulu kepada seluruh undangan.

Hal senada diungkapkan Staf Khusus Menteri Pariwisata Bidang Media dan Komunikasi Don Kardono. Menurutnya, tidak mudah untuk masuk Top 100 Calender of Event Wonderful Indonesia, karena harus melewati kurasi yang ketat. Karena, event itu harus benar-benar memukau.

Ketua Calender of Event 2019 Kemenpar Esthy Reeko Astuty memastikan, Festival Bumi Rafflesia tahun 2019 akan berjalan lebih baik dan meriah dibanding tahun sebelumnya.  Menurut Esthy acara ini juga diramaikan dengan pameran produk UMKM Bengkulu, stand kuliner dan kopi, serta hiburan musik akustik.  Esthy mengatakan Menteri Pariwisata Arief Yahya pernah menyampaikan pada event Festival Tabut tahun 2018 lalu, bahwa Bengkulu sudah memiliki atraksi kelas dunia, yaitu Bunga Rafflesia. Untuk itu, Festival Bumi Rafflesia terpilih sebagai ikon daerah Provinsi Bengkulu.

18
July

Coboy

Published in pop music

Pelangi Nada edisi kali ini, hadirkan sebuah lagu dari salah satu boyband yang hits pada era 1990an di Indonesia, Coboy.

Coboy terbentuk sejak tahun 1991. Nama boyband ini mulai dikenal sejak merilis singel pertamanya berjudul “Katakanlah”. Lagu ini bercerita tentang seorang pria yang ingin kekasihnya mengatakan apa keresahannya. Tetapi menurut sang pria, seharusnya rasa resah yang dimiliki kekasihnya itu tidak perlu ada, sebab ia memiliki rasa sayang dan cinta yang tulus untuknya. Maka dari itu ia meyakinkan sang kekasih dengan sekuat tenaga.Coboy diambil dari singkatan Cover Boy. Nama tersebut diambil karena seluruh anggotanya merupakan model laki-laki untuk sampul majalah remaja. Mereka adalah Ali Musthafa, Gilberth Pattiruhu, Ferry, dan Ponco Buwono.

berikut saya hadirkan lagu “Katakanlah”. Selamat mendengarkan......

18
July

15 hingga 21 Juli mendatang, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) dan pemerintah Provinsi Kalimantan Barat kembali mengadakan Festival banjar 2019 di Museum Nasional Indonesia dan Kawasan Car Free Day (CFD) Bundaran HoteI Indonesia, Jakarta Pusat.

Wakil Menteri Luar Negeri RI, A.M Fachir mengatakan Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu) senantiasa mendukung, karena Festival Banjar merupakan langkah strategis dalam menampilkan citra dan potensi Kalimantan Selatan kepada masyarakat luas. Termasuk, para duta besar negara-negara sahabat dan turis asing. Selain mengenalkan kekayaan budaya Indonesia, pemerintah berharap upaya ini memiliki dampak ekonomi, khususnya terkait sektor pariwisata.

Festival Banjar kembali melibatkan 13 Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan dan  mengangkat semua potensi khasanah seperti kuliner, kerajinan, kesenian, sumber daya alam, dan produk kerajinan. Selain menghadirkan kegiatan expo, Festival Banjar juga dirangkai dengan kegiatan silaturrahmi warga banjar yang bermukim Jakarta dan sekitarnya yang rutin diselenggarakan oleh Kerukunan Bubuhan Banjar (KBB) Jakarta Bogor Depok Tanggerang dan Bekasi (Jabodetabek).

Digelar pula Bazar dalam kegiatan festival Banjar 2019. Untuk kegiatan bazar, pihak pelaksana menghadirkan replika pasar terapung, yang merupakan karya seni rupa instalasi interaktif. Replika pasar terapung yang digelar di Museum Nasional, akan meluncurkan 41 buah jukung tambang sebagai ciri khas Banjar. Semua kabupaten akan memakai jukung seni rupa sebagai stan yang diisi kuliner khas, suvenir dan produk unggulan UMKM dari masing-masing daerah. 

Puncak festival ini akan dilakukan di Car Free Day (CFD) dengan mengusung tema pasar terapung. Dalam festival ini, Fachir mengatakan, akan menampilkan perahu khas Banjarmasin bernama Jukung yang biasa dipakai di pasar terapung. Atmosfer saling bertukar barang (barter) di pasar terapung akan dapat dirasakan oleh masyarakat Jakarta nantinya. Perwakilan asing yang ada di Jakarta akan diundang ke Festival Banjar. Mereka akan mengayuh jukung di parade. Parade Festival Banjar 2019 ini akan diadakan pada 21 Juli 2019 dengan rute mulai dari Museum Nasional, Jalan Medan Merdeka Barat menuju Bundaran HI, Jl. MH Thamrin.

Detik.com