Suprapto

Suprapto

28
May

Lasem merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang di provinsi Jawa Tengah. Lasem dikenal juga sebagai "Tiongkok kecil" karena merupakan kota awal pendaratan orang Tionghoa di tanah Jawa. Selain itu, Lasem juga dikenal sebagai kota Batik.  Batik Lasem disebutkan sebagai salah satu varian klasik atau biasa disebut pakem dangan pola dan corak yang punya kekhasan tersendiri, yaitu paduan warna yang berani dan mencolok dengan motif-motif yang beraneka macam dan khas. Masyarakat disana memang sebagian besar menggantungkan hidupnya menjadi pembatik. Di Lasem, ada ribuan pembatik yang membuat aneka karya batik.

wabah corona mengakibatkan sebagian besar rumah batik mengurangi produksi. Menurut Didiet Maulana, perancang busana yang juga kurator produk wastra Kesengsem Lasem, perlu ada ruang berniaga ketika wisatawan tak bisa berkunjung langsung ke Lasem di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Karena itu, untuk tetap menggairahkan pasar yang sudah ada di Lasem, 12 Mei lalu,  Pasar Rakyat Lasem diluncurkan sebagai ruang niaga daring atau online saat wabah corona. Saat industri pariwisata aktual lesu, kegiatan belanja berbagai produk khas Lasem lewat virtual bisa tetap berjalan melalui pemesanan online.  Pasar Rakyat Lasem menjadi wadah pemasaran produk unggulan yang telah melalui proses kurasi. Batik yang dipasarkan itu langsung buatan tangan, bukan pabrikan. Pasar Rakyat Lasem itu bisa diakses melalui situs kesengsemlasem.com. 

Pasar Rakyat Lasem menjadi tempat untuk para pedagang lokal mendapatkan ruang untuk memasarkan berbagai produk. Adapun bermacam-macam produk khas Lasem yang bisa ditemukan, antara lain produk wastra, rasa, dan kriya. Dagangan kategori wastra yang paling terkenal adalah batik. Sedangkan kategori rasa, adalah kuliner, di antaranya ikan asin, cumi asin, dan kecap manis. Untuk kategori kriya adalah teko tembaga dan cobek batu.

28
May

Berbicara mengenai kue khas Lebaran, setiap daerah di Indonesia punya kue khas Lebarannya masing-masing, seperti di Lampung. Masyarakat Lampung merasa Lebaran mereka tidak akan lengkap, jika belum menyuguhkan kuliner Segubal di Hari Raya. Segubal terbuat dari beras ketan dan santan. Pembuatan kuliner ini tidaklah mudah, karena membutuhkan waktu sekitar 8 hingga 10 jam. Pertama-tama, beras ketan yang sudah direndam selama satu hari, dimasak dengan santan kental.

Kemudian beras ketan dan santan ini dikukus, lalu dibentuk pipih dan digulung dengan menggunakan daun pisang. Adonan ini kemudian direbus selama 4 jam. Karena rumit dalam pembuatannya, masyarakat Lampung, khususnya penduduk Kelurahan Negeri Olok Gading, Kecamatan Telukbetung Barat, Bandar Lampung secara bergotong royong membuat kuliner ini.

ketika dinikmati, kuliner ini terasa legit dan gurih. Segubal dapat dinikmati langsung, namun biasanya masyarakat Lampung menyantapnya bersama sayur pedos. Sayur ini mirip seperti kari ayam, namun dengan cita rasa yang lebih pedas. Selain dengan lauk sayur pedos, Segubal juga dapat dinikmati dengan gulai ayam, rendang daging dan tape.

kini banyak masyarakat Lampung yang menjual Segubal. Segubal dijual di pasar-pasar tradisional. Disana Segubal dijual seharga Rp.10.000 hingga Rp. 20.000. Selain Lebaran, penganan ini hanya dapat dijumpai saat upacara adat, seperti pesta pernikahan, khitanan dan cukuran rambut bayi. Penganan ini menjadi simbol dan bagian dari tradisi adat yang penting dalam masyarakat Lampung. Di Hari Raya, selain menjadi menu wajib, Segubal juga menjadi hantaran wajib untuk diberikan ke sanak keluarga dan sahabat.



27
May

VOI PESONA INDONESIA Yogyakarta adalah ibu kota dan pusat pemerintahan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kota Yogyakarta adalah kediaman bagi Sultan Hamengkubuwana dan Adipati Paku Alam yang merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dan kota terbesar keempat di wilayah Pulau Jawa bagian selatan menurut jumlah penduduk. Kota Yogyakarta juga pernah menjadi ibu kota RI pada tahun 1946. Nama Yogyakarta terambil dari dua kata, yaitu Ayogya atau Ayodhya yang berarti kedamaian. Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar, karena hampir 20% penduduk produktifnya adalah pelajar dan terdapat 137 perguruan tinggi. Kota ini diwarnai dinamika pelajar dan mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.


Kota Yogyakarta sangat strategis, karena terletak di jalur-jalur utama, yaitu Jalan Lintas Selatan yang menghubungkan Yogyakarta, Bandung, Surakarta, Surabaya, dan kota-kota di selatan Jawa, serta jalur Yogyakarta – Semarang, yang menghubungkan Yogyakarta, Magelang, Semarang, dan kota-kota di lintas tengah Pulau Jawa. Karena itu, angkutan di Yogyakarta cukup memadai untuk memudahkan mobilitas antara kota-kota tersebut. Kota ini mudah dicapai oleh transportasi darat dan udara. Kota Yogyakarta terletak di lembah tiga sungai, yaitu Sungai Winongo, Sungai Code yang membelah kota dan kebudayaan menjadi dua, dan Sungai Gajahwong. Meski terletak di lembah, kota ini jarang mengalami banjir karena sistem drainase yang tertata rapi yang dibangun oleh pemerintah kolonial, ditambah dengan giatnya penambahan saluran air yang dikerjakan oleh Pemerintah kota Yogyakarta.


Salah satu kecamatan di Yogyakarta, yaitu Kotagede pernah menjadi pusat Kesultanan Mataram antara kurun tahun 1575–1640. Keraton (Istana) yang masih berfungsi dalam arti yang sesungguhnya adalah Keraton Ngayogyakarta dan Puro Paku Alaman, yang merupakan pecahan dari Kesultanan Mataram. Yogyakarta juga menjadi tempat lahirnya salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, yaitu Muhammadiyah yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tahun 1912 di Kauman, Ngupasan, Gondomanan, Yogyakarta. Hingga saat ini, Pengurus Pusat Muhammadiyah masih tetap berkantor pusat di Yogyakarta. Kota penuh sejarah yang masih terpelihara dengan baik ini merupakan sebuah Kota yang kental akan budaya Jawa nya sehingga banyak wisatawan mancanegara yang jatuh cinta dengan Kota ini.

20
May

Penularan virus COVID-19 salah satunya bisa terjadi lewat droplet atau aerosol/micro-droplet dari seseorang yang positif terinfeksi. Virus tersebut bisa melayang di udara dan menempel di permukaan benda selama beberapa hari sehingga harus dilakukan sterilisasi.Dr.. Bagus Endar Bachtiar N, Dosen di Prodi Fisika FMIPA ITB, mengembangkan mobile disinfektan high power menggunakan sinar UV Tipe-C untuk sterilisasi droplet/micro-droplet yang mengandung virus COVID-19. Alat tersebut dirancang khusus untuk digunakan di rumah sakit rujukan COVID-19.

Dr. Endar menjelaskan, alat ini memiliki daya yang cukup besar dan mampu memancarkan radiasi 25 watt/m2 pada radius 1 meter, atau setidaknya mampu memancarkan radiasi UV-C 2.8 watt/m2 untuk ruangan dengan volume sebesar 6 x 6 x 3 meter. Selain itu, alat ini dilengkapi sistem telecontroller yang dapat dioperasikan menggunakan laptop atau handphone dari jarak jauh. Dengan daya yang besar, alat ini tidak hanya dapat melemahkan virus, tetapi dapat mematikan virus dengan merusak DNA-nya menggunakan paparan sinar UV. Pancaran energi radiasi UV-nya 2x lebih besar dari cahaya matahari. Oleh karena itu, alat ini tidak perlu dipancarkan terlalu lama, cukup dalam waktu 5 menit

Dr. Bagus menambahkan, sinar UV tipe C yang terdapat dalam alat tersebut adalah standard sinar UV yang digunakan untuk sterilisasi peralatan dari mikroba atau patogen. Sinar UV tipe C ini memiliki energi yang tinggi dan panjang gelombangnya relatif pendek, sehingga akan menjangkau seluruh sudut ruangan. Dengan sinar ini, virus yang melayang-layang di udara dalam aerosol/micro-droplet akan dapat dimatikan. Perangkat ini bisa dipakai untuk menyeterilkan ruangan maupun udara. Sumber tenaga yang digunakan adalah ACCU, namun dapat juga digunakan listrik AC. Alasan digunakan ACCU agar alat tersebut dapat dipakai portabel, misalnya di dalam lift dan dapat dikontrol secara jarak jauh. Alat ini dilengkapi dengan sistem perangkat lunak agar dapat dengan mudah mengatur lama monitoring dan aktivasi, waktu menyala, dan energi yang dikeluarkan. Untuk saat ini alat tersebut sedang dalam pengembangan agar bisa dijalankan secara robotic.