ofra voi

ofra voi

21
July

Festival Bumi Rafflesia merupakan satu dari Top 100 Calender of Event 2019 Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Kegiatan ini digelar di Kawasan Sport Center Pantai Panjang Provinsi Bengkulu pada tanggal 18 hingga 22 Juli 2019. Selain menampilkan seni dan budaya, acara tahunan yang rutin digelar oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu ini juga menghadirkan atraksi musik dhol, Bengkulu Fashion Carnival, Lomba Lukis On the Spot, dan motocross atau Ngetrail Jelajah Bumi Rafflesia. Tak hanya dari dalam negeri, enam perwakilan negara sahabat turut hadir memeriahkan acara ini, yakni Korea, Singapura, Malaysia, India, Amerika dan Jepang.  

Gubernur Provinsi Bengkulu Rohidin Mersyah mengatakan, meskipun sudah menjadi agenda tahunan, namun ini merupakan pertama kalinya Festival Bumi Rafflesia masuk ke dalam event Wonderful Indonesia Kemenpar. Oleh karena itu, Rohidin berharap acara ini digarap serius. Ia juga berpesan untuk menggaungkan Bunga Rafflesia yang menjadi ikon provinsi Bengkulu kepada seluruh undangan.

Hal senada diungkapkan Staf Khusus Menteri Pariwisata Bidang Media dan Komunikasi Don Kardono. Menurutnya, tidak mudah untuk masuk Top 100 Calender of Event Wonderful Indonesia, karena harus melewati kurasi yang ketat. Karena, event itu harus benar-benar memukau.

Ketua Calender of Event 2019 Kemenpar Esthy Reeko Astuty memastikan, Festival Bumi Rafflesia tahun 2019 akan berjalan lebih baik dan meriah dibanding tahun sebelumnya.  Menurut Esthy acara ini juga diramaikan dengan pameran produk UMKM Bengkulu, stand kuliner dan kopi, serta hiburan musik akustik.  Esthy mengatakan Menteri Pariwisata Arief Yahya pernah menyampaikan pada event Festival Tabut tahun 2018 lalu, bahwa Bengkulu sudah memiliki atraksi kelas dunia, yaitu Bunga Rafflesia. Untuk itu, Festival Bumi Rafflesia terpilih sebagai ikon daerah Provinsi Bengkulu.

18
July

Coboy

Published in pop music

Pelangi Nada edisi kali ini, hadirkan sebuah lagu dari salah satu boyband yang hits pada era 1990an di Indonesia, Coboy.

Coboy terbentuk sejak tahun 1991. Nama boyband ini mulai dikenal sejak merilis singel pertamanya berjudul “Katakanlah”. Lagu ini bercerita tentang seorang pria yang ingin kekasihnya mengatakan apa keresahannya. Tetapi menurut sang pria, seharusnya rasa resah yang dimiliki kekasihnya itu tidak perlu ada, sebab ia memiliki rasa sayang dan cinta yang tulus untuknya. Maka dari itu ia meyakinkan sang kekasih dengan sekuat tenaga.Coboy diambil dari singkatan Cover Boy. Nama tersebut diambil karena seluruh anggotanya merupakan model laki-laki untuk sampul majalah remaja. Mereka adalah Ali Musthafa, Gilberth Pattiruhu, Ferry, dan Ponco Buwono.

berikut saya hadirkan lagu “Katakanlah”. Selamat mendengarkan......

18
July

15 hingga 21 Juli mendatang, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) dan pemerintah Provinsi Kalimantan Barat kembali mengadakan Festival banjar 2019 di Museum Nasional Indonesia dan Kawasan Car Free Day (CFD) Bundaran HoteI Indonesia, Jakarta Pusat.

Wakil Menteri Luar Negeri RI, A.M Fachir mengatakan Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu) senantiasa mendukung, karena Festival Banjar merupakan langkah strategis dalam menampilkan citra dan potensi Kalimantan Selatan kepada masyarakat luas. Termasuk, para duta besar negara-negara sahabat dan turis asing. Selain mengenalkan kekayaan budaya Indonesia, pemerintah berharap upaya ini memiliki dampak ekonomi, khususnya terkait sektor pariwisata.

Festival Banjar kembali melibatkan 13 Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan dan  mengangkat semua potensi khasanah seperti kuliner, kerajinan, kesenian, sumber daya alam, dan produk kerajinan. Selain menghadirkan kegiatan expo, Festival Banjar juga dirangkai dengan kegiatan silaturrahmi warga banjar yang bermukim Jakarta dan sekitarnya yang rutin diselenggarakan oleh Kerukunan Bubuhan Banjar (KBB) Jakarta Bogor Depok Tanggerang dan Bekasi (Jabodetabek).

Digelar pula Bazar dalam kegiatan festival Banjar 2019. Untuk kegiatan bazar, pihak pelaksana menghadirkan replika pasar terapung, yang merupakan karya seni rupa instalasi interaktif. Replika pasar terapung yang digelar di Museum Nasional, akan meluncurkan 41 buah jukung tambang sebagai ciri khas Banjar. Semua kabupaten akan memakai jukung seni rupa sebagai stan yang diisi kuliner khas, suvenir dan produk unggulan UMKM dari masing-masing daerah. 

Puncak festival ini akan dilakukan di Car Free Day (CFD) dengan mengusung tema pasar terapung. Dalam festival ini, Fachir mengatakan, akan menampilkan perahu khas Banjarmasin bernama Jukung yang biasa dipakai di pasar terapung. Atmosfer saling bertukar barang (barter) di pasar terapung akan dapat dirasakan oleh masyarakat Jakarta nantinya. Perwakilan asing yang ada di Jakarta akan diundang ke Festival Banjar. Mereka akan mengayuh jukung di parade. Parade Festival Banjar 2019 ini akan diadakan pada 21 Juli 2019 dengan rute mulai dari Museum Nasional, Jalan Medan Merdeka Barat menuju Bundaran HI, Jl. MH Thamrin.

Detik.com

 

18
July

14 Juli kemarin, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menggelar pesta rakyat dengan tarian Thengul dan makan Sego Buwuhan. Menariknya, pesta rakyat ini menyajikan jumlah penari dan kuota makanan yang banyak. Dalam pesta rakyat Kabupaten Bojonegoro ini, sebanyak 2.050 orang menari Thengul di atas jembatan Sosrodilogo, Sungai Bengawan Solo, dan 26 ribu sego buwuhan tersaji untuk para pengunjung. Pesta rakyat Bojonegoro ini pun masuk catatan Museum Rekor Indonesia atau MURI. Sego Buwuhan mencatatkan diri dalam Museum Rekor Indonesia dalam hidangan terbanyak.

Sego Buwuhan merupakan makanan khas Bojonegoro. Sego Buwuhan terdiri atas dua kata. Dalam bahasa Jawa, Sego artinya ‘nasi’ dan buwuhan diambil dari kata buwuh yang dalam bahasa Jawa artinya ‘memberi atau menyumbang’. Buwuhan juga sering di ucapkan atau dibaca oleh orang Bojonegoro dengan “Buwohan”. Makanan ini sederhana, menunya adalah nasi yang di bungkus dengan daun jati. Lauk-pauknya tediri dari tumis pepaya muda, mi kuning, momoh tempe (tempe dimasak dengan bumbu khas daerah Bojonegoro), tewel (nangka muda) dan satai komo yang dipisah dan dibungkus daun jati. Satai komo adalah satai dari daging sapi yang dibumbu merah.

Sego Buwuhan lebih nikmat disajikan ketika nasinya masih hangat. Ketika kita membuka sego ini, langsung tercium aroma khas daun jati yang menambah selera makan. Rasa Sego Buwuhan juga sangat nikmat. Cocok disantap baik itu untuk menu sarapan pagi atau siang hari. Sego Buwuhan dahulu disajikan untuk acara hajatan, misalnya pernikahan, khitanan, dan kelahiran. Saat hajatan, Sego Buwuhan biasanya di bawa pulang dalam bentuk paket. Namun kini, sego Buwuhan tidak hanya bisa dinikmati saat hajatan saja, karena di Bojonegoro sudah banyak warung makanan yang menjajakan kuliner satu ini. Harganya juga cukup murah, sekitar Rp. 10.000 hingga Rp. 15.000 per porsi.