ofra voi

ofra voi

01
August

 

Kota Yogyakarta dikukuhkan sebagai Kota Budaya ASEAN periode tahun 2018-2020. Pengukuhan itu sendiri dilakukan saat Forum ASEAN Ministers Responsible for Culture and Art 2018 lalu. Merespon pengukuhan itu, pemerintah Kota Yogyakarta menggelar Jogya Cross Culture pada 3 hingga 4 agustus mendatang di kawasan wisata Titik Nol Kilometer bekerjasama dengan komunitas Budayawan dan Seniman Muda.

 

 

Elemen masyarakat dari 14 Kecamatan Kota Yogya akan terlibat langsung dalam beberapa rangkaian kegiatannya. Rangkaian kegiatan ini mengusung semangat Gandeng Gendong, yakni program pemberdayaan yang jadi jargon pemerintah kota Yogya. Gandeng Gendong merupakan pemberdayaan dengan filosofi gotong royong berbagai elemen masyarakat yang terbagi menjadi 5K yakni Kota, Kampung, Kampus, Komunitas dan Korporat. Khususnya bagi Yogya, elemen ini ditambah dengan satu lagi yaitu Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

 

pada 3 Agustus, Lintas budaya akan dipresentasikan pada hari pertama Jogja Cross Culture lewat penampilan Wayang Kota. Ini merupakan kolaborasi Wayang Ukur yang diperkenalkan oleh maestro wayang Sigit Sukasman dengan lima dalang generasi milenial. Mereka akan menampilkan lakon Kancing Jaya.

Sedangkan pagelaran tanggal 4 Agustus 2019 menjadi momentun launching program Gandes Luwes, semacam program pembenahan fisik dan non fisik meliputi rehabilitasi bangunan lama dan baru, agar menampilkan karakter khas Jogja, pengenaan busana khas yang tengah digencarkan pemerintah Kota Yogyakarta.

 

Puncak Jogja Cross Culture menyajikan pertunjukkan Historical Orchestra dan Cross Culture Performance yang mengharmonisasikan seni karawitan, musik orkestra, kor, dan seniman-seniman Jogja yang berkolaborasi dengan seniman internasional dalam satu panggung. Adapun representasi akar budaya Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat yang dihadirkan lewat Tepas Keprajuritan, akan berpartisipasi juga di Cross Culture Performance. Elemen komunitas juga ikut serta, selain komunitas seni musik, tari, visual, juga bergabung pada program ini komunitas permainan traditional, multimedia, dan forum-forum masyarakat online.

 

Antara.

01
August

 

 

Ada tradisi unik yang digelar masyarakat Probolinggo, Jawa Timur, saat memasuki musim panen, acara 17 Agustus, atau lomba desa, Yakni Tradisi Karapan Kambing. Karapan kambing merupakan tradisi turun temurun warga Probolinggo, khususnya masyarakat Pandulungan. Tadisi ini merupakan hasil asimilasi antara budaya Jawa dan Madura yang tersebar di pesisir Pantai Utara Jawa Timur (sebagian Tuban, Lamongan, Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, hingga Situbondo) dan sebagian pesisir Selatan Jawa Timur bagian timur (Lumajang, Jember, dan sebagian Banyuwangi). Tradisi ini rutin digelar, sekaigus untuk melestarikan dan mengembangkan budaya lokal dan sebagai ajang promosi wisata Probolinggo.

 

Dalam arena perlombaan, pasangan kambing akan diadu dengan pasangan lainnya. Dalam pertandingannya, Kambing-kambing ini dilengkapi beberapa peralatan, antara lain jepitan telinga, rekeng (sejenis bandulan tapi terpaku), kaleles (rangka kayu yang diikatkan ke badan kambing), kalonongan (terbuat dari kaleng kecil biasanya bekas dari korek api). Kambing-kambing ini pun dilumuri balsam dan minyak angin pada beberapa bagian tubuh kambing, sehingga memberikan rasa panas yang cukup untuk membuat kambing tersebut berlari kencang sekuat tenaga.

 

dalam Karapan Kambing ada aturan pertandingan yang harus dipatuhi. Dalam pertandingan Karapan Kambing, dua pasang kambing dipacu untuk mencari yang tercepat, hanya saja joki karapan kambing tidak menaiki keleles seperti kerapan sapi, melainkan berlari di belakangnya. Kambing yang menang, kemudian diadu lagi pada babak selanjutnya, sampai ditemukan juara utamanya. Kambing jawara punya ciri-ciri tertentu,bentuk kepala yang cenderung kecil, badan lurus, pangkal kaki depan tampak besar, posisi badan sedikit menungging, usia minimal 3 bulan dan belum beranak.

 

Antara.

01
August

Iwan Fals

Published in pop music

Halo Voice Of Indonesia, dalam acara Pelangi Nada. Pada Pelangi Nada edisi kali ini, saya hadirkan salah satu lagu dari Iwan Fals yaitu “Oemar Bakri”. Lagu ini merupakan salah satu lagu andalan dalam album "Sarjana Muda". Lagu ini menjadi salah satu dari "150 Lagu Indonesia Terbaik Sepanjang Masa" versi majalah Rolling Stones Indonesia. Bercerita tentang seorang guru yang jujur dan pandai sehingga mampu melahirkan tokoh-tokoh di negeri yang makmur, tetapi, penghargaan atas jasanya tidak sepadan.

Aransemen lagu ini merupakan hasil kolaborasi dengan Idris Sardi, seorang pemain biola kawakan Indonesia.berikut “Oemar Bakri” oleh Iwan Fals

31
July

Tim Mahasiswa Universitas Diponegoro berhasil menciptakan alat konvertor kebisingan di Bandara menjadi energi listrik. Berawal dari kebisingan di bandara yang sebelumnya dibiarkan begitu saja, tiga mahasiswa Universitas Diponegoro-Undip menciptakan alat yang dapat mengubah kebisingan itu menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Ketiga mahasiswa itu Rifki Rokhanudin, Ragil Adi Nugroho, dan Yudha Cindy Pratama, membuat penemuan alat mengonversi kebisingan di bandara menjadi energi listrik dan diberi nama ‘’Sound Energy Harvesting’’ atau disingkat ‘’Sinting’’.

Alat tersebut dirancang menggunakan prinsip kerja induksi elektromagnetik, seperti yang diterapkan dalam mikrofon. Namun, mikrofon hanya mampu menghasilkan arus sangat kecil. Maka dari itu, Sinting dirancang dengan mengikutsertakan teknologi tambahan sehingga arus listrik yang dihasilkan bisa lebih kuat.

Cara kerja alat ini adalah kebisingan ditangkap oleh reflektor parabola kemudian difokuskan pada sistem tranduser yang kemudian memicu terjadinya induksi elektromagnetik. Dari induksi elektromagnetik inilah dihasilkan energi listrik. Alat ini mampu menghasilkan tegangan mencapai 11,14 volt pada intensitas suara dari kebisingan sebesar 108,4 dBA.

Perancangan alat ‘Sinting” membutuhkan waktu selama kurang lebih tiga bulan, dilakukan di Laboratorium Fisika Elektronika dan Instrumentasi Undip dengan bantuan dosen pembimbing Dr. Catur Edi Widodo, M.T. Diharapkan alat tersebut dapat dikembangkan dalam skala implementasi dan dipasang di beberapa bandara di Indonesia.Alat tersebut dirancang melalui hibah penelitian Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.