Pulau Banyak merupakan salah satu destinasi unggulan di daerah Kabupaten Aceh Singkil, Nanggroe Aceh Darussalam. Pulau ini menyajikan keindahan bahari dan budaya yang siap memanjakan wisatawan. Tak salah jika pemerintah daerah setempat membuatkan event yang digagas untuk mengangkat potensi Pulau Banyak. Salah satunya melalui Event Festival Pulau Banyak 2019. Festival ini berlangsung dari tanggal 23 hingga 27 Juli 2019 dengan menyajikan 12 kegiatan menarik untuk wisatawan.
Festival Pulau Banyak 2019 menggelar beragam kegiatan menarik, antara lain pagelaran seni budaya, festival kuliner, fun surfing, fun walk, lomba foto, camping pulau, fam trip, pelatihan sumber daya desa wisata, pelatihan souvenir, pelatihan selam dan crossing ceremony. Pada Festival Pulau Banyak 2019 panitia juga melibatkan para millenial dengan menggelar Lomba Foto Instragram berhadiah total Rp10 juta. Segala kegiatan menarik ini digelar untuk menarik kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara ke Aceh, khususnya ke kabupaten Aceh Singkil.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar RI , Rizki Handayani menyampaikan, beberapa kegiatan pra event telah berlangsung. Misalnya Famtrip Travel dan Pelatihan Pemandu Selam yang dilaksanakan di Pulau Panjang serta Pulau Balai. Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, Aceh adalah daerah istimewa yang tengah mengembangkan potensi sebagai destinasi halal unggulan. Yaitu dengan menjunjung budaya dan nilai-nilai syariah. Termasuk di dalamnya menyediakan produk makanan halal dan usaha pariwisata bersertifikat halal. Menteri Pariwisata menambahkan, dari sisi destinasi, aceh memiliki banyak sekali objek wisata unggulan yang berpotensi menarik banyak wisatawan. Salah satunya Pulau Banyak di Singkil. Dengan adanya Festival Pulau Banyak, tentu akan menjadi kekuatan bagi Aceh untuk meramaikan pariwisata Indonesia.
festivalpulaubanyak.com
Singgah di Brebes, Jawa Tengah, tak hanya telur asin Brebes yang wajib anda kunjungi, cobalah juga mencicipi Sate Blengong. Blengong sejatinya adalah hewan hasil perkawinan antara bebek dan mentok (entok). Tekstur dagingnya mirip bebek tetapi lebih berserat dan lunak saat dikunyah. Dengan tekstur yang nikmat ini, daging blengong cocok untuk diolah menjadi sate. Daging Blengong harus diolah dengan tepat. Daging blengong sama dengan daging bebek, dapat berbau jika tak diolah dengan tepat.
agar daging blengong tidak berbau dan empuk, daging blengong dimasak dua kali. Satu kali memasak menghabiskan waktu 2,5 jam. Kemudian daging blengong diolah menjadi menu sate bakar dan sate masak. Sate bakar adalah sate daging blengong yang dimasak dengan cara dibakar dengan arang seperti sate pada umumnya. Sedangkan sate masak, daging blengong direbus dengan bumbu santan dan ditusuk dengan lidi berukuran panjang. Kedua jenis makanan ini sangat pas jika disantap bersama kupat. Kupat menjadi makanan pendamping dengan kuahnya yang kaya akan bumbu dan terasa pedas.
bagi anda yang tertarik menikmati sate blengong, datanglah ke Brebes. Tak sulit menjumpai kedai makanan di Brebes yang menjajakan kuliner satu ini. Salah satu lokasi dimana banyak pedangang Sate Blengong ada di Alun-Alun kota Brebes. Untuk harga, sate blengong bakar dibanderol Rp 60.000 per satu kodi (20 tusuk). Sedangkan sate blengong masak dibanderol Rp 6.000 per tusuk, dan seporsi kupat dihargai Rp 12.000.
Voice of Indonesia, dari Indonesia untuk dunia.
berikut akan hadir lagu berjudul “Rek Ayo Rek.”
“Rek Ayo Rek” adalah sebuah lagu yang berasal dari Jawa Timur. Lagu karya Is Haryanto ini menceritakan seseorang yang mengajak teman-temannya untuk jalan-jalan ke Tunjungan. Tunjungan adalah nama sebuah jalan yang ada di Kota Surabaya. Di sana terdapat banyak pertokoan. Meskipun sama-sama tidak punya uang, asalkan pergi bersama dengan teman-teman akan terasa menyenangkan.
Lagu “Rek Ayo Rek” dipopulerkan oleh maestro keroncong almarhum Mus Mulyadi. Baik pendengar, kita akan segera mendengarkan “Rek Ayo Rek” oleh Mus Mulyadi. Selamat mendengarkan.
Indonesia memiliki alam yang sangat indah, salah satunya adalah Pulau Alor di Nusa Tenggara Timur (NTT). Pulau Alor menyembunyikan sederet kemegahan, dari keajaiban bawah laut yang mempesona hingga budaya yang unik dari orang-orang dataran tinggi. Di daratan Pulau Alor berdiam beberapa suku tradisional Flores dengan adat-istidat yang tidak banyak berubah sejak zaman batu, bahkan salah satunya masih menyimpan tradisi membuat pakaian dari kulit pohon (pakaian ka). Kemegahan budaya Alor dapat Anda jumpai pada suku Takpala yang tinggal di Desa Lembur Barat, Alor Tengah Utara. Alor termasuk salah satu dari 92 pulau terluar di Indonesia karena berbatasan dengan Timor Leste dan Selat Ombay di sebelah selatan. Alor adalah kepulauan yang dilintasi jalur pelayaran dagang internasional ke Samudera Pasifik. Keindahan alam dan keramahan masyarakat di pulau ini seakan menyatu dan membingkiskan pengalaman yang berkesan. Kadang dalam kesederhanaan dapat Anda temukan kedekatan hati dan kesan yang mendalam. Berkunjung ke Alor akan memberi Anda pengalaman menikmati alam yang indah dan sentuhan interaksi masyarakatnya yang ramah. Hal itu seperti banyak disebut orang-orang bahwa kepanjangan Alor adalah: Alam Lestari dan Orang Ramah.
Selain kaya akan wisata bahari, Alor juga memiliki wisata budaya dan sejarah. Pulau Alor juga dikenal sebagai Pulau Seribu Moko. Moko adalah gendang perunggu kecil yang diyakini berasal dari budaya Dong Son Vietnam. Namun, hal itu tetap menjadi misteri bagaimana prasejarah drum Dong Son ini tiba di Alor. Legenda setempat mengatakan bahwa moko itu ditemukan terkubur di dalam tanah. Untuk mengamati artefak unik, Anda dapat mengunjungi Museum Seribu Moko yang terletak di kota utama Kalabahi, di Pulau Alor. Museum juga menampilkan koleksi pakaian tenunan tangan Alor yang berbeda disebut Kawate. Pulau ini juga menyimpan Al Qur'an (kitab suci Islam) tertua yang pernah ditemukan di Indonesia dan di Asia Tenggara. Al Qur'an yang diperkirakan berusia lebih dari 800 tahun yang terbuat dari kulit kayu dan menggunakan bahan-bahan alami untuk tinta.
Kabupaten Alor sendiri merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari 20 pulau dalam 17 kecamatan. Wilayah Pulau Alor mempunyai ketinggian rata-rata sekira 6 hingga 1700 meter di atas permukaan laut dengan iklim semiarid, yaitu terjadi pergantian musim yang periodenya tidak seimbang. Kondisi daratan yang berbukit dan bergunung memberi variasi iklim yang berbeda tetapi bermanfaat untuk beragam tanaman produksi.