Suprapto

Suprapto

22
November

                                                 

Hari ini kami memperkenalkan kepada anda Pantai Payangan.

Jember merupakan salah satu kabupaten di jawa Timur. Kabupaten ini menjadi salah satu destinasi wisata utama di jawa Timur. Destinasi wisata di Jember lebih banyak berupa pantai, karena kabupaten berjuluk Kota Karnaval ini berbatasan langsung dengan Samudera Hindia di selatannya. Ada berbagai pilihan wisata pantai menarik di Jember. Salah satunya yang paling banyak dikunjungi adalah pantai Payangan. Panorama pantai sangat indah bagai di khayangan.

Pantai Payangan terletak di Dusun Payangan, Desa Sumberrejo, Kecamatan Ambulu. Jarak pantai ini dari Kota Jember adalah sekitar 32 kilometer dengan waktu tempuh kurang-lebih satu jam perjalanan. Tarif masuk Pantai Payangan pun cukup terjangkau, yakni sebesar Rp 5.000. Tiba di pantai ini, anda akan melihat langsung area pantai payangan yang begitu luas. Bentuknya memanjang ke arah utara, kemudian berbelok ke arah barat. Pantai Payangan sebenarnya terdiri dari tiga bagian pantai yang bisa dikunjungi. Bagian pertama adalah kawasan pantai nelayan yang menghadap ke arah barat daya. Bagian selanjutnya berupa pantai dengan batu karang yang dipisahkan oleh sebuah bukit. Bagian terluas ada di sisi utara pantai dengan batu karang yang kembali dipisahkan oleh bukit kecil.

Pasir pantai Payangan berwarna hitam dengan air laut yang biru jernih. Berkunjung ke pantai ini, tentunya jangan melewatkan untuk bermain di atas pasir hitamnya dan merasakan kesegaran air laut pantai Payangan dengan berenang. Anda bisa mengelilingi seluruh area pantai dengan naik kuda. Sewa kuda hanya ada di akhir pekan dengan tarif sebesar Rp 20.000. Fasilitas di Pantai Payangan juga sudah lengkap. Telah tersedia warung makan, toilet, hingga mushala bagi para wisatawan.

Setelah berenang, cobalah juga mendaki ke atas bukit di sekitar pantai. Disana ada bukit Samboja. Bukit Samboja ada di sebelah barat daya yang membatasi pantai nelayan dengan pantai dengan batu karang. Untuk menuju kesana anda harus, melewati deratan anak tangga dan membayar tiket masuk sebesar Rp.5000. Tiba disana, anda akan melihat Bunga yang berwarna-warni menghiasi sisi kanan dan kiri jalan setapak. Selain itu, tampak pula banyak gazebo untuk duduk dan beristirahat.Bukit Samboja juga memiliki beberapa spot foto yang instagramable. Salah satu spot foto memiliki latar belakang pantai nelayan dari ketinggian. Ketika mencapai puncak bukit, pemandangan terbuka akan tersaji di depan mata. Dimulai dari arah timur, garis Pantai Roro Ayu sampai Pantai Canga’an yang panjang melengkung tampak bagai bulan sabit raksasa. Di ujung timur, tampak barisan pegunungan hijau yang merupakan bagian dari Taman Nasional Meru Betiri di pojok tenggara Kabupaten Jember. Memandang ke arah barat laut, tampak hamparan pantai yang begitu panjang sampai hingga Pantai Watu Ulo dari ketinggian. Terlihat pula dari puncak bukit ini, kawasan Pantai Tanjung Papuma dengan pasir putihnya. Sementara itu, panorama sebelah barat dan selatan menyajikan hamparan laut berwarna biru yang begitu luas. Jika cuaca cerah, samar-samar di ufuk barat terlihat Nusa Barong, sebuah pulau tak berpenghuni yang sekarang menjadi cagar alam.Selain menawarkan panorama alam yang begitu indah,  di kawasan Pantai Payangan juga terdapat situs sejarah zaman penjajahan Jepang. Situs itu berupa sebuah gua Jepang yang berada di bukit tepi laut. Jangan lewatkan pula untuk menjelajah situs ini.

21
November

Pada edisi kali ini, saya akan putarkan lagu-lagu dari penyanyi jazz, Indra Lesmana. Selain dikenal sebagai penyanyi, Ia juga produser, komposer dan sound engineer. Anak dari tokoh jazz Indonesia, Jack Lesmana serta penyanyi senior Indonesia Nien Lesmana ini pernah menjadi salah satu juri Indonesian Idol pada tahun 2004-2008 dan 2014serta menjadi perwakilan juri Indonesia pada kompetisi Asian Idol pada tahun 2

baru saja kita dengarkan lagu berjudul “Sedalam Cintamu” Karya Indra Lesmana.Karier Indra dalam dunia musik dimulai saat usianya baru 10 tahun. Ia tampil bersama ayahnya di Bandung pada bulan Maret 1976 dengan instrumen keyboard. Tahun 1978, Indra mulai merekam dan merilis album pertamanya "Ayahku Sahabatku". Tahun 1978, Indra bersama ayahnya berkesempatan pergi ke Australia untuk tampil dalam pekan budaya ASEAN Trade Fair. Saat itulah, Indra mencoba untuk mengikuti ujian masuk di Conservatorium of Music dan diterima di New South Wales Conservatory School of Music di Sydney. Selama di Australia, Indra mendapatkan banyak ilmu dari Don Burrows, Roger Frampton dan Paul Mc Namara. Karier musiknya berkembang bersama kelompok musik jazz kenamaan, seperti The Basement dan Soup Plus. Indra juga berpartisipasi dalam Manly Jazz Festival setiap tahunnya sampai tahun 1985. Selain itu, Indra juga bertemu musisi jazz tingkat dunia, seperti Chick Corea, Dizzy Gillespie, Mark Murphy, David Baker, dan Terumasa Hino dan beruntung bisa berbagi pengalaman bersama mereka. Baik pendengar, berikutnya saya putarkan lagu dari Indra Lesmana berjudul “Mimpi Rumah Ketujuh demikianlah lagu berjudulMimpi Rumah Ketujuh, karya Indra Lesmana yang juga merupakan soundtrack dari Film Rumah Ketujuh karya sang kakak, Mira Lesmana. Bakat bermusik Indra tercium oleh industri jazz Amerika. Zebra Records, perusahaan rekaman cabang dari MCA Records, merilis album No Standingsebagai album solo Indra Lesmana. Kesepakatan tercapai tahun 1984 dan album tersebut dirilis di Amerika Serikat. Indra pindah ke Amerika Serikat tahun 1985. Ia pun membuat rekaman di Mad Hatter Studio untuk albumnya yang bertajuk "For Earth and Heaven". Album tersebut di rilis tahun 1986 dan menjadi album internasionalnya yang kedua bersama Zebra Records. Kedua singelnya, "No Standing"  dan dan "Stephanie"  berhasil menduduki Billboard Charts untuk Jazz dan nomor satu di tangga lagu radio di Amerika Serikat. Tak hanya dengan musisi jazz dunia, Indra pun seringkali berkolaborasi dengan musisi jazz tanah air. Indra menjadi ikon jazz Indonesia dan menjadi musisi paling aktif dengan lebih dari 200 komposisi original, dan hampir 50 album, dengan 18 album solonya. Pendengar, untuk menutup perjumpaan kita mari kita dengarkan satu lagu dari Indra Lesmana berjudul Aku Ingin dan lagu featuring Sophia Latjuba berjudul Tiada Kata”.

 

21
November

Tiga judul film pendek Indonesia diputar di gedung bioskop di pusat Kota Ningbo, China, Sabtu, 17 November. Film-film pendek tersebut berjudul "Errorist of the Seasons", "Roda Pantura", dan "Indonesia Masih Subuh". Pemutaran film tersebut dalam rangka Festival Mikrofilm Internasional Ningbo (NIMF) Ke-3. Selain tiga film pendek, terdapat tiga judul film lainnya yang juga diputar di studio Cinema Ningbo. Ketiga film panjang itu adalah "Moonrise Over Egypt" yang disutradarai oleh Pandu Adiputra, "Kukejar Cinta ke Negeri Cina" (Chand Parwez Servia), dan "Sara&Fei Stadhuis Schandaal" (Adisoerya Abdi). NIMF Ke-3 dibuka oleh Wakil Ketua Lembaga Legislatif Kota Ningbo Zhang Minghua.Konsul Jenderal RI untuk Shanghai Siti Nugraha Mauludiah menawarkan kepada sutradara dan produser film dari China, Hong Kong, dan Taiwan yang berkumpul di ajang NIMF itu untuk  syuting film di Indonesia. Indonesia memiliki banyak lokasi syuting film yang indah. Tidak hanya di Bali, tapi ada di 10 lokasi wisata lainnya, ujarnya. Deputi Direktur Pemasaran Internasional Region III China Kementerian Pariwisata RI, Dedi Ahmad Kurnia, mengatakan bahwa Indonesia sudah memiliki pengalaman dalam penyediaan lokasi film. Salah satu film yang terkenal di dunia 'Eat, Pray, and Love' mengambil latar tempat di Bali. Pembukaan NIMF juga diisi dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Pusat Pengembangan Film Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI dengan Asosiasi Sinema Ningbo.

Film "Errorist of the Seasons" karya Rein M bercerita tentang fenomena sosial masyarakat di pinggiran Ibu Kota Jakarta yang mengais rezeki dengan menjadi ojek perahu karet saat terjadi banjir. Namun usaha tersebut berujung kegagalan karena pemerintah daerah setempat bisa mengatasinya dengan memperlancar arus sungai. Sementara Hizkia Subiyantoro mengetengahkan fenomena warung remang-remang di jalur pantai utara Jawa melalui film animasi berjudul "Roda Pantura". Sedangkan film "Indonesia Masih Subuh" yang diproduseri Fauzan Hazabi memotret kisah inspiratif tentang nasionalisme seorang bocah laki-laki yang bekerja sebagai tukang semir sepatu keliling.

21
November



Edisi kali ini, akan memperkenalkan salah satu tempat wisata di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Berbah merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Dengan luas sekitar 2.299 ha, kawasan ini terkenal dengan destinasi wisata menarik yang masih jarang diketahui para wisatawan. Bahkan, ada sebuah destinasi wisata yang saat ini masuk sebagai nominasi Anugerah Pesona Indonesia 2018, yaitu Lava Bantal.

Lava Bantal ditetapkan sebagai geoheritage pada tanggal 2 Oktober 2014. Geoheritage adalah warisan situs atau area geologi yang memiliki nilai-nilai penting keilmuan, pendidikan, budaya, dan nilai estetika. Lava Bantal terbentuk pada awal masa kejayaan Gunung Api Purba Nglanggeran sekitar 36 juta tahun yang lalu.
Lava Bantal terbentuk karena lahar yang keluar dari gunung api bawah laut. Lahar panas yang berkontak langsung dengan air dingin menyebabkan mineralnya mengalami pembekuan yang membentuk geometri mirip tumpukan bantal. Nama bantal diambil dari bentuk batuan yang bersumber dari lava tersebut. Sederet batuan berbentuk seperti bantal yang di tengahnya mengalir sungai.

memasuki kawasan ini, Anda akan disuguhi suasana alami seperti pepohonan hijau, sungai mengalir, dan batuan unik. Penampakan Lava Bantal terlihat dari atas jembatan dengan jelas. Dari sana tampak aliran sungai yang merupakan terusan dari Sungai Opak mengalir jernih berwarna kebiruan. Selain itu, gemericik air sungai di antara bebatuan serta kicauan burung di pohon menambah kesan alami di kawasan ini.
Beberapa pengunjung sangat menikmati suasana dan mengabadikan momen. Tak sedikit yang ingin merasakan segarnya sungai dengan bermain air. Menikmati alamnya tak cukup jika hanya berdiam di satu titik.Anda pun bisa menyusuri dengan berjalan kaki bagai menapak tilas terbentuknya Lava Bantal jutaan tahun lalu dan kini kita bisa melihat langsung bukti hasil pembentukannya.

Memiliki debit sungai yang cukup besar, kawasan wisata ini juga membuka kegiatan Geo Tubing. Pihak pengelola menyewakan ban serta pelampung bagi yang berminat untuk merasakan sensasi susur Sungai Opak di Lava Bantal dengan durasi antara 30 hingga 45 menit tergantung rutenya. Biasanya aktivitas Geo Tubing ini akan ramai saat akhir pekan yaitu hari Sabtu dan Minggu. Bagi Anda yang memiliki adrenalin tinggi, mencoba Geo Tubing menjadi hal yang wajib untuk dicoba.

Selain menawarkan wisata uji adrenalin, pengelola geosite ini juga menyediakan fasilitas gazebo di pinggir sungai dan area atas. Wisatawan bisa bersantai sambil menikmati pemandangan dan merasakan suasana aliran sungai yang natural. Selain gazebo, wisatawan juga bisa bersantap di area warung yang menjajakan berbagai makanan dan minuman. Selain itu, jika ingin mengadakan acara atau pertemuan di kawasan Lava Bantal, tersedia Pendopo Joglo yang bisa dimanfaatkan untuk menampung banyak orang.

masuk ke Lava Bantal ini tidak dikenakan biaya atau gratis. Wisatawan hanya cukup membayar parkir kendaraan. Meski dengan harga yang murah, tapi Anda bisa mendapatkan pemandangan yang indah. Lava Bantal berada di Watuadeg, Jogotirto, Berbah, Sleman. Jika dari Bandara Adisutjipto, arahkan kendaraan ke Jalan Raya Solo-Jogja, kemudian ambil Jalan Raya Berbah Utara. Tak sampai 15 menit, Anda akan dengan mudah menemukan plang petunjuk Lava Bantal yang menuntun Anda ke destinasi wisata tersebut.