ofra voi

ofra voi

08
January

Hari ini kami akan memperkenalkan kepada anda Kue Kembang Waru.

Kotagede merupakan sebuah kecamatan di provinsi Yogyakarta yang masih menyisakan peninggalan kerajaan Mataram Islam di masa lalu. Sebagai ibukota Kerajaan Mataram Islam, ada banyak peninggalan sejarah yang masih bisa ditemukan disini. Salah satunya adalah kuliner tradisional bernama Kue Kembang Waru. Diberi nama Kembang Waru, karena bentuknya yang menyerupai bunga waru. Diceritakan dahulu di sekitar Keraton Kotagede terdapat banyak pohon waru yang berbunga. Juru masak kerajaan pun membuat cetakan Kue dari bunga waru karena mudah untuk ditiru.

Berkelopak delapan, dengan warna cokelat terang berpadu cokelat gelap. Inilah kue kembang waru, kue jadul yang masih dibuat di Kotagede, Yogyakarta. Kembang Waru terbuat dari terigu, telur, gula, susu, vanili, dan mentega. Komposisi bahannya memang mengalami perubahan. Seperti yang awalnya telur ayam kampung diganti telur ayam biasa. Tepung terigu menggantikan tepung ketan.Setelah mencampur seluruh bahan, adonan kemudian dimasukkan ke dalam cetakan berbentuk bunga yang sudah dioles mentega. Setelah itu adonan dipanggang di oven kuno. Pan atau oven ini masih menggunakan arang sebagai bahan bakarnya. Arang tersebut ditempatkan di atas dan di bawah pan. Katika disantap, rasanya empuk, manis, sedikit renyah di bagian tepi. Kue ini masih bisa dibeli di Pasar Kotagede dnegan harga Rp. 2000 per potong.

Penggunaan terigu dalam adonan kue ini menunjukkan pengaruh kuat budaya Eropa yang diperkenalkan Belanda. Kala itu, terigu adalah bahan dasar mewah, tak heran jika pada masanya kembang waru adalah kudapan mewah. Biasanya dijadikan persembahan bagi Raja Mataram, atau hanya dapat ditemui pada perayaan khusus.Filosofi di balik kembang waru juga menarik. Kembang waru memiliki delapan kelopak bunga. 8 kelopak bunga berarti delapan jalan utama atau Hasto broto. Diibaratkan 8 elemen penting yaitu matahari, bulan, bintang, mega (awan), tirta (air), kismo (tanah), samudra, dan maruto (angin). Oleh karena itu siapa yang makan kembang waru harus bisa menjiwai dan mengamalkan 8 delapan jalan utama. Dahulu kuliner ini merupakan sajian raja dan keluarga bangsawan. Seiring berjalannya waktu, semua lapisan masyarakat bisa menikmati kuliner ini.

 

08
January

Pada edisi kali ini kami akan hadirkan sebuah lagu melayu yang berjudul "SEROJA."Lagu “Seroja” bercerita tentang ajakan agar tidak bersedih karena cinta. Lirik-liriknya puitis dengan musik yang mendayu-dayu. Diciptakan oleh Husein Bawafie, lagu SEROJA sebelumnya telah dipopulerkan oleh Said Effendi, seniman musik melayu 1950-1970an. Lagu ini pun semakin populer dengan hadirnya judul film yang sama yaitu Seroja. Kepopuleran lagu ini tidak hanya di Indonesia saja, bahkan hingga ke Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam.

07
January

Keroncong

Published in pop music
Edisi kali ini, menghadirkan informasi lagu dari Indra Utami Tamsir. Dalam dunia musik keroncong, nama Indra utami Tamsir tergolong pendatang baru. Namun kemampuan dan kiprahnya mendapatkan sambutan yang baik di tengah masyarakat pencinta musik Indonesia. Pada tahun 2016 Indra Utami meluncurkan sebuah album bertajuk Wanita Indonesia. Tak lama berselang dia menyelenggarakan konser di sejumlah kota di pulau Jawa, yaitu di kota Semarang, Solo, Yogyakarta, Bandung, Malang, Surabaya dan diakhiri di Bali. Konser tersebut mengangkat tema yang sama dengan judul albumnya Wanita.
07
January
Sepatu buatan mahasiswa Universitas Gadjah Mada meraih penghargaan medali perak dalam Seoul International Invention Fair 2018 dan penghargaan Special Award dari King Abdulaziz University, pada awal Desember lalu. Sepatu ini bisa mencegah kelainan otot atau sendi pergelangan kaki pada penderita kelumpuhan. Seoul International Invention Fair merupakan ajang penghargaan dan pameran karya inovasi dari seluruh negara di dunia. Kegiatan ini diikuti 633 inovator dari 30 negara, sementara dari Indonesia sendiri sebanyak 40 orang inovator. Sepatu ini diberi nama aveo. Ketua tim Muhammad Fahmi Husaen mengatakan Aveo merupakan sepatu untuk mencegah kontraktur pada engkel kaki. Bahkan sejak awal dirancang untuk dapat menggerakkan kaki sesuai standar fisioterapi yang menggunakan mekanisme kontrol otomatis melalui smartphone dengan komunikasi bluetooth. Sistem Aveo dikembangkan dan diprogram sesuai dengan gerakan fisioterapi pergelangan kaki. Ia menjelaskan Aveo juga dilengkapi sensor Mechanomyogram untuk mengukur ketegangan otot kaki saat sepatu bergerak, sehingga dapat memperkirakan pergerakan sepatu. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan sepatu Aveo mampu menggerakkan pergelangan kaki dan dapat berfungsi sebagai pengganti fisioterapis Sepatu yang bernama Aveo ini merupakan rancangan dari Muhammad Fahmi Husaen, Naufal Gugus Priambadha, Septia Dini Rahayu, Danar Aulia Hasan, Widiyanto Danang Maruf, Danar Aulia Husnan di bawah bimbingan Budi Sumanto. Selain sepatu aveo, Tim Universitas Airlangga juga berhasil meraih juara melalui produk inovasi bernama PINELICA atau gel kulit nanas yang dapat digunakan sebagai masker dan krim untuk mengatasi ketombe dalam Seoul International Invention Fair 2018.