Suprapto

Suprapto

12
November

Keroncong

Published in pop music

Edisi kali ini menghadirkan lagu-lagu bernuansa keroncong yang dibawakan oleh Gesang.Demikianlah lagu Bengawan Solo yang dibawakan oleh Gesang, yang juga diciptakan sendiri oleh Gesang. Lagu ini telah melambungkan namanya di blantika musik, tidak hanya di Indonesia namun juga di negara lain, seperti Jepang. Selain diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa asing, seperti Inggris, Rusia, dan Jepang, lagu ini juga digunakan dalam salah satu film layar lebar di Jepang.

Gesang Martohartono atau lebih dikenal dengan Gesang, lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 1 Oktober 1917. Dia menciptakan lagu Bengawan Solo pada tahun 1940, saat ia berusia 23 tahun. Kekagumannya akan sungai itulah yang memberikan inspirasi sehingga terciptalah sebuah lagu, yang memakan waktu sekitar 6 bulan. Lagu ini pula lah yang membawanya meraih gelar sebagai Maestro Keroncong Indonesia.

Demikianlah lagu berjudul Kalung Mutiara. Sebuah lagu keroncong asli yang bercerita tentang kisah cinta yang harus berakhir karena jarak yang memisahkan. Kisah cinta yang terjalin antara dua orang dari bangsa yang berbeda. Kini tinggal tanda mata berupa kalung mutiara. Sang kekasih harus kembali ke tanah airnya dan tak akan kembali. Sang Maestro Keroncong Indonesia, kini telah tiada. Gesang meninggal di kota kelahirannya, kota Surakarta, Jawa Tengah, 20 Mei 2010 pada usia 92 tahun. Namun kiprahnya di dunia musik keroncong tanah air akan tetap dikenang. selanjutnya kita dengarkan lagu berjudul Suasana Desa dan Sebelum Aku Mati yang dibawakan oleh Gesang. Lagu ini sekaligus menutup jumpa kita kali ini.

12
November

Lingga adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau yang memiliki 531 pulau besar dan kecil. 447 pulau diantaranya belum berpenghuni. Karena pulaunya yang begitu banyak, kabupaten ini menyimpan banyak potensi wisata alam. Salah satunya adalah Pantai Nusantara yang terletak di Desa Tanjung Harapan, Kecamatan Sinkep, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau.

Pantai Nusantara memiliki garis pantai yang berbentuk cekung yang menyerupai teluk. Garis pantai ini tidak begitu luas, yaitu sekitar 2 hektar. Pantai ini ditata dengan apik dan terjaga kebersihannya hingga terlihat cantik dan menarik. Ini juga menjadi salah satu alasan pantai ini tak pernah sepi pengunjung, baik wisatawan dalam negeri maupun luar negeri. Jika anda berwisata ke pantai ini, anda dapat mengexplorasi sisi pantai yang landai dan di atasnya didirikan pondok-pondok kayu beratapkan anyaman dan sagu.pantai ini memiliki pasir yang berwarna kecoklatan dan ombak yang tenang dengan airnya yang jernih. Pengunjung dapat berenang dengan bebas di pantai ini. Selain itu, terdapat sebuah pulau kecil yang menjorok ke laut yang dapat anda capai dengan berjalan kaki melewati jembatan kecil berpagar kayu.

Di pulau buatan seluas tidak lebih dari 20 meter persegi ini, anda bisa berjemur di kursi santai, bersantap di saungnya atau sekedar berfoto-foto. Bahkan kalau anda beruntung, sekali waktu anda akan berkesempatan menjumpai sekelompok bangau putih yang tengah terbang atau mencari makan di tepian pantai. Bagi yang hobi memancing, anda bisa menyalurkan hobi anda disini.

untuk pergi ke pantai ini cukup mudah, namun belum ada transportasi umum yang dapat mengantar sampai ke tempat wisata ini. Anda harus menyewa mobil atau sepeda motor. Pantai ini dibuka sepanjang hari. Bahkan untuk wisatawan yang berkunjung sering memilih datang di waktu sore hari karena memiliki pemandangan yang begitu indah.Pantai ini juga tidak memungut biaya tiket masuk. Fasilitas di pantai ini sudah terbilang cukup lengkap dengan tersedianya toilet dan kamar mandi, serta penginapan dengan harga terjangkau.

12
November

Lingga adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau yang memiliki 531 pulau besar dan kecil. 447 pulau diantaranya belum berpenghuni. Karena pulaunya yang begitu banyak, kabupaten ini menyimpan banyak potensi wisata alam. Salah satunya adalah Pantai Nusantara yang terletak di Desa Tanjung Harapan, Kecamatan Sinkep, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau.

Pantai Nusantara memiliki garis pantai yang berbentuk cekung yang menyerupai teluk. Garis pantai ini tidak begitu luas, yaitu sekitar 2 hektar. Pantai ini ditata dengan apik dan terjaga kebersihannya hingga terlihat cantik dan menarik. Ini juga menjadi salah satu alasan pantai ini tak pernah sepi pengunjung, baik wisatawan dalam negeri maupun luar negeri. Jika anda berwisata ke pantai ini, anda dapat mengexplorasi sisi pantai yang landai dan di atasnya didirikan pondok-pondok kayu beratapkan anyaman dan sagu.pantai ini memiliki pasir yang berwarna kecoklatan dan ombak yang tenang dengan airnya yang jernih. Pengunjung dapat berenang dengan bebas di pantai ini. Selain itu, terdapat sebuah pulau kecil yang menjorok ke laut yang dapat anda capai dengan berjalan kaki melewati jembatan kecil berpagar kayu.

Di pulau buatan seluas tidak lebih dari 20 meter persegi ini, anda bisa berjemur di kursi santai, bersantap di saungnya atau sekedar berfoto-foto. Bahkan kalau anda beruntung, sekali waktu anda akan berkesempatan menjumpai sekelompok bangau putih yang tengah terbang atau mencari makan di tepian pantai. Bagi yang hobi memancing, anda bisa menyalurkan hobi anda disini.

untuk pergi ke pantai ini cukup mudah, namun belum ada transportasi umum yang dapat mengantar sampai ke tempat wisata ini. Anda harus menyewa mobil atau sepeda motor. Pantai ini dibuka sepanjang hari. Bahkan untuk wisatawan yang berkunjung sering memilih datang di waktu sore hari karena memiliki pemandangan yang begitu indah.Pantai ini juga tidak memungut biaya tiket masuk. Fasilitas di pantai ini sudah terbilang cukup lengkap dengan tersedianya toilet dan kamar mandi, serta penginapan dengan harga terjangkau.

30
October

Dalam edisi Warna Warni kali ini saya sajikan informasi Museum Tsunami Aceh Jadi Museum Terpopuler 2018. 

Tsunami menghantam Aceh pada 2004. Aceh membangun museum serta tugu untuk memperingati bencana alam luar biasa itu. Museum Tsunami Aceh meraih penghargaan sebagai Museum Populer di ajang Indonesia Museum Award 2018. Penghargaan sebagai museum populer ini diberikan pada Minggu 14 Oktober lalu. Penghargaan dari Indonesia Museum Award ini diikuti oleh 400 museum se-Indonesia. Dalam event ini, ada enam kategori penghargaan yaitu Museum Cerdas, Museum Lestari, Museum Bersahabat, Museum Unik, Museum Populer dan Museum Kreatif. Dewan juri kemudian memilih untuk menentukan masing-masing kategori untuk satu pemenang.

Sejak dibangun 2008 lalu, bangunan karya Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil ini menjadi wisata favorit yang banyak dikunjungi wisatawan saat berkunjung ke Aceh. Museum Tsunami Aceh diresmikan lima tahun tahun pasca-tsunami Aceh. Museum ini disebut juga sebagai Rumoh Aceh Escape Hill, gedung dengan susunan empat lantai yang memiliki luas sekitar 2.500 meter persegi yang dinding lengkungnya ditutupi oleh relief berupa geometris. Tampilan interior Museum Tsunami Aceh merupakan sebuah Tunnel of Sorrow, menggiring pengunjung ke dalam kenangan sebuah perenungan atas musibah dahsyat yang menghantam warga Aceh pada tahun 2004 lalu. Di museum ini terdapat banyak literatur yang membawa dampak untuk mengenang kesedihan yang dialami penduduk Aceh. Jika dilihat dari atas, bangunan ini menyerupai kapal. Dari desain yang sarat dengan nilai kearifan lokal serta pengunjung yang setiap hari selalu memenuhi museum, sehingga museum tsunami dianugerahi sebagai museum populer di Indonesia Tahun 2018. 

Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Rasyidah Dallah, mewakili Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, di Jakarta menerima penghargaan tersebut. Ia mengatakan, dengan prestasi ini menandakan bahwa Museum Tsunami mulai dikenal luas oleh masyarakat Indonesia bahkan Internasional. Oleh karena itu, Museum Tsunami kini terus berbenah ke arah yang lebih baik untuk menjadi pelopor terdepan dalam edukasi dan mitigasi bencana Tsunami untuk dunia. Bangunan museum tsunami kini menjadi landmark kedua kota Banda Aceh setelah Masjid Raya Baiturrahman.