Edisi kali ini, menghadirkan lagu-lagu bernuansa keroncong yang dibawakan oleh penyanyi-penyanyi Indonesia. Sebagai pembuka perjumpaan kali ini, dengarkan sebuah lagu berjudul Lukisan Malam yang dibawakan oleh Sam Saimun. Demikianlah lagu berjudul Lukisan Malam yang dibawakan oleh Sam Saimun. Lagu ini bercerita tentang keindahan malam yang dihiasi bintang-bintang yang bertaburan di langit dan angin yang berhembus perlahan menyapu bumi.
Sam Saimum adalah seorang penyanyi Indonesia era 1950 an yang memiliki suara lembut, berkarakter. Banyak orang mengatakan vibrasi suaranya sangat mirip dengan penyanyi berkebangsaan Amerika Nat King Cole. Lagu-lagu keroncong yang dinyanyikannya terangkum dalam sebuah album bertajuk “Koleksi Emas Keroncong”. Walaupun lebih banyak membawakan lagu bergendre keroncong, namun Sam Saimun juga membawakan lagu bergendre pop serta pop Melayu. Lelaki kelahiran tahun 1924 ini sering membawakan lagu-lagu keroncong di Radio Republik Indonesia (RRI). Dia bahkan disejajarkan dengan komposer Ismail Marzuki, Maladi, sang Maestro Keroncong Gesang atau Waldjinah.
selanjutnyadengarkan sebuah lagu keroncong lainnya berjudul Wanita yang dibawakan oleh Indra Utami Tamsir.
demikianlah lagu berjudul Wanita yang dibawakan oleh Indra Utami Tamsir. Sebuah lagu yang bercerita tentang wanita dengan segala kekuatan dan kelebihannya, baik kecantikan fisik serta kelembutannya. Lagu ini menjadi andalan dalam Album keroncong Indra Utami Tamsir bertajuk Wanita Indonesia yang diluncurkan pada pertengahan 2016, yang terdiri dari 13 lagu. Menurut Utami, lagu “Wanita” merupakan karya komposer Ismail Marzuki, bergendre pop yang dikemas ulang menjadi keroncong.
kehadiran Indra Utami Tamsir di dunia hiburan Indonesia, khususnya di jalur musik keroncong masih tergolong baru. Namun kemampuannya di bidang musik keroncong mendapat sambutan yang cukup baik di tengah masyarakat pencinta musik tanah air. Setelah peluncuran album bertajuk Wanita Indonesia pada 2016, Indra Utami Tamsir menyelenggarakan konser di beberapa kota di pulau Jawa, seperti di Blora, Semarang, Solo, Yogyakarta, Bandung, Malang, Surabaya, Bali dan diakhiri di Jakarta. Konser yang diadakan pada bulan September itu mengangkat tajuk yang sama dengan judul albumnya, Wanita Indonesia.
Indra Utami Tamsir pernah menerima penghargaan AMI AWARDS dari Yayasan Anugerah Musik Indonesia pada tahun 2013 sebagai penyanyi solo wanita kategori keroncong (langgam) terbaik. Saat itu Utami tampil berkolaborasi bersama orkes keroncong “Pesona Jiwa” pimpinan Koko Thole. Untuk mengakhiri Pelangi Nada kali ini, kita dengarkan sebuah lagu yang dibawakan oleh Indra Utami Tamsir berjudul Cinta Sejati. Lagu ini merupakan sountrack sebuah film Indonesia berjudul Habibie dan Ainun.
Indonesia adalah negara dengan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Dari 40 ribu jenis tumbuhan di negara kita, 6000 hingga 7500 jenis merupakan tanaman obat. Hal ini tercatat oleh Kementerian Kesehatan RI melalui Riset Tumbuhan dan Jamu pada 2012-2017. Untuk itu, Yayasan Kebun Raya Indonesia-YKRI akan membangun Kebun Raya Tanaman Obat. Alasan membangun Kebun Raya Tanaman Obat ini adalah terinspirasinya YKRI terhadap kebun raya Padua Italia. Kebun raya tersebut merupakan kebun raya tanaman obat yang juga menjadi laboratorium serta penelitian obat-obatan dan menjadi tempat praktik untuk mahasiswa dan ahli di Italia.
Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Laksana Tri Handoko mengatakan bahwa potensi tanaman obat di Indonesia sangat besar. Oleh sebab itu perlu dibuat Kebun raya karena salah satu fungsi kebun raya adalah melakukan konservasi untuk menyelamatkan tumbuhan yang sudah terancam punah, termasuk di dalamnya tumbuhan obat. Menurut data LIPI ada 1.300 jenis tumbuhan yang bisa dikembangkan sebagai tanaman obat. Namun baru 200 jenis yang diketahui sehingga masih banyak peluang-peluan untuk eksplorasi dan riset. Ia berharap, melalui Kebun Raya Tanaman Obat ini nantinya potensi 900-an jenis tumbuhan obat yang belum teridentifikasi dan belum ditemukan bisa dikembangkan.
YKRI bersama-sama mengajak masyarakat luas untuk terus melakukan pelestarian serta menggali potensi untuk menciptakan Kebun Raya Tanaman Obat di Indonesia. Wakil Ketua II YKRI Sonny Keraf mengatakan, ide membangun kebun raya tanaman obat ini akan mulai dijalankan tahun 2019. Meskipun demikian, ia belum memastikan lokasi Kebun raya tanaman obat. Inisiasi pembuatan Kebun Raya Tanaman Obat ini sangat penting, karena salah satu kekuatan di Indonesia adalah sumber Keanekaragaman Hayati.
Hari ini akan memperkenalkan Tradisi Sasi Laut di Maluku. hampir di seluruh pulau di Maluku seperti, Halmahera, Ternate, Buru, Seram, Ambon, Banda, Kepulauan Kei dan lainnya serta, di Papua seperti Kepulauan Raja Ampat, Sorong, Manokwari, Nabire, Biak, dan lainnya memberlakukan adat khusus bernama Sasi. Tradisi ini yang sebenarnya membuat banyak tempat wisata alam tetap terjaga kelestariannya. Tradisi Sasi banyak diberlakukan di desa-desa yang berada di pesisir pantai.
Sasi dapat diartikan sebagai larangan untuk mengambil hasil sumber daya alam tertentu sebagai upaya pelestarian demi menjaga mutu dan populasi sumber daya alam tersebut. Sasi merupakan upaya untuk memelihara tata krama hidup bermasyarakat, termasuk upaya ke arah pemerataan pembagian atau pendapatan dari hasil sumberdaya alam sekitar kepada seluruh penduduk setempat. Saat ini, Sasi memang lebih cenderung bersifat hukum adat dibandingkan tradisi, karena Sasi digunakan sebagai cara mengambil kebijakan dalam pengambilan hasil laut dan hasil pertanian.
Sasi Laut, peraturan adat dalam mengambil hasil laut. Sasi Laut menentukan masa jeda, di mana warga tidak boleh mengambil sumber daya dari laut dalam waktu tertentu dan di tempat yang telah ditentukan. Dengan adanya Sasi, warga pun lebih bijak dalam mengambil hasil laut. Ketika Sasi Laut sedang berlangsung, tidak ada yang boleh mengambil hewan tersebut di wilayah yang sudah ditentukan hingga Sasi dibuka atau berakhir. Jadi warga harus bersabar untuk memanen hewan laut tersebut.
Walaupun tutup Sasi berlangsung selama berbulan-bulan, masyarakat adat tetap sabar dan mencari pencaharian dari sumber alam lain untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka. Selama tutup Sasi, hewan akan berkembang biak dengan baik dan hasil panennya juga akan lebih banyak. Selain itu, warga percaya bahwa orang yang melanggar Sasi akan mendapat malapetaka.
namun saat ini banyak pendatang yang sulit untuk ditertibkan karena para pendatang tersebut tidak terikat oleh adat ini. Akibatnya, pemberlakuan Sasi tidak dapat ditindak secara tegas. Banyaknya pendatang serta perusahaan-perusahaan besar yang mengambil sumber daya alam di Maluku semakin mengaburkan sistem Sasi secara perlahan-lahan. Misalnya yang terjadi di Nus Leur dan Terbang Utara, dimana terdapat perahu-perahu penangkap ikan yang melanggar batas ketika mengambil hasil laut.
Edisi kali ini mengetengahkan topik mengenai Wakili Indonesia, Kota Surabaya Masuk Nominasi Guangzou Award 2018.
Kota Surabaya kembali masuk nominasi Guangzhou Award 2018. Ini merupakan ke-empat kalinya kota Surabaya ikut serta dalam bertaraf ajang internasional ini. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku optimistis, Surabaya bisa meraih penghargaan prestisius tersebut kali ini. Pemerintah Surabaya masih berupaya meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan. Ada beberapa progres pembangunan yang saat ini sedang dilakukan antara lain, perbaikan saluran air, pelebaran jalan dan penambahan kapasoitas rumah pompa. Tri Rismaharini mengatakan, warga yang mendukung pembangunan oleh Pemerintah Surabaya itu juga dapat berpartisipasi dalam Guangzhou award. Warga dapat memposting vote pada link: vote. guangzhouaward.org/EN/vote.aspx.
Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Surabaya, M. Fikser, mengatakan bersamaan dengan acara United Cities and Local Government (UCLG) beberapa waktu lalu, para juri The Guangzhou International Award for Urban Innovation 2018 sudah datang ke Surabaya untuk menilai apakah proposal yang diajukan sama dengan kondisi di lapangan. Mereka datang tanpa pemberitahuan dan tidak mau ditemani pemerintah Kota Surabaya. M. Fikser seperti dikutip dari Akurat.co mengatakan mereka ingin lihat dampak yang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya secara langsung. Dari 900 kota, telah diseleksi menjadi 169 kota dari 66 negara, kemudian diseleksi lagi menjadi 15 kota, dan Surabaya salah satunya.
Sementara itu, Director of Guangzhou Institute for Urban Innovation, Nicholas You, mengungkapkan alasan Surabaya dipilih sebagai nominator Guangzhou Award 2018. Menurutnya, inisiatif yang dilakukan Risma dengan melibatkan elemen masyarakat telah menjadi gerakan sosial, seperti pembayaran transportasi umum (Bus Surabaya) menggunakan botol plastik bekas. Tidak hanya itu, inisiatif Kota Surabaya dalam mengolah limbah sangat kreatif dan didasarkan pada model bisnis yang murah serta berkelanjutan. Dikatakannya, walaupun populasi berkembang jumlah limbah yang dihasilkan berkurang. Hal ini dapat dicontoh oleh negara lain. Nicholas mengatakan Surabaya sudah layak disebut sebagai kota berkelanjutan. Hal itu didasarkan pada sistem pengelolaan limbah yang partisipatif, yang menjadi indikator kunci dalam perubahan perilaku. Hal ini juga bisa menjadi salah satu bahan terpenting memperkenalkan perubahan di sektor lainnya, seperti transportasi, energi, keselamatan dan nutrisi.
Mewakili Indonesia, Surabaya akan bersaing dengan 15 kota untuk bisa meraih penghargaan prestisius itu. Kota tersebut adalah Brussels (Belgia), Dangbo (Benin), Federal Distric (Brasil), Vaudreuil-Dorion (Kanada), Vancouver (Kanada), Guangzhou (China), Nanning (China), Bogota (Kolombia), Curridabat (Kolombia), Senftenberg (Jerman), Isfahan (Iran), Hong Kong (China), Eliat (Israel), Kfar Saba (Israel) dan Bologna (Italia).
Kota-kota yang terpilih tersebut akan diundang ke Guangzhou pada awal Desember ini. Di sana, juri akan memutuskan pemenang berdasarkan presentasi serta aplikasi tertulis yang sudah disiapkan setiap kota.