Suprapto

Suprapto

04
October

Koes Plus

Published in pop music

Pelangi Nada edisi kali ini, akan menghadirkan lagu-lagu pop nostalgia dari Koes Ploes. Mengawali perjumpaan, saya hadirkan lagu berjudul “Layang Layang”. Koes Plus adalah sebuah grup musik Indonesia yang dibentuk pada tahun 1969. Grup ini merupakan kelanjutan dari grup Koes Bersaudara. Grup musik yang terkenal pada dasawarsa 1970-an ini sering dianggap sebagai pelopor musik pop dan rock 'n roll di Indonesia. Lagu-lagu dari Koes Ploes banyak diaransemen kembali oleh musisi di Indonesia, seperti Chrisye, Kahitna, hingga Marshanda. Pendengar, selanjutnya saya hadirkan lagu “Kisah Sedih Di Hari Minggu”. Selamat mendengarkan......

demikian lagu “Kisah Sedih Di Hari Minggu”. Lagu ini terdapat dalam album kedua Koes Ploes bertajuk “Volume 2”. Album yang dirilis pada tahun 1970 ini ditempatkan pada peringkat ke-21 dalam daftar "150 Album Indonesia Terbaik" versi majalah Rolling Stone Indonesia yang diterbitkan pada bulan Desember 2007.

Lagu “Kisah Sedih Di Hari Minggu” pernah dibawakan Marshanda dengan versi baru yang dirilis pada 2004. Lagu versi Marshanda tersebut dijadikan untuk soundtrack sinetron yang ia bintangi dengan judul sama, yakni “Kisah Sedih Di Hari Minggu”. Lagu ini bercerita tentang seseorang yang sedang mengalami patah hati yang dirasakan di hari Minggu. Karena sakit yang ia rasa begitu luar biasa, ia berharap apa yang ia alami hanyalah sebuah mimpi.

demikian lagu “Buat Apa Susah” dari Koes Ploes. Lagu ini berpesan agar kita sebagai manusia hendaknya bersukacita, agar kesulitan yang dihadapi akan terasa mudah dan ringan.Menutup perjumpaan, hadirkan lagu berjudul “Kolam Susu”. Lagu ini menggambarkan tentang kekaguman band Koes Plus terhadap tanah air yang kaya akan sumber daya alam yang melimpah.

04
October

Dalam edisi Warna Warni kali ini saya sajikan informasi Mahasiswa Indonesia ciptakan Jaket Suhu BadanHipotermia merupakan suatu kondisi di mana tubuh manusia kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. Di Indonesia sendiri sering terjadi kasus hipotermia mengingat lingkungan geografis Tanah Air dimana terdapat beberapa daerah yang memiliki suhu ekstrem. Selain itu, bagi para pendaki gunung, hipotermia merupakan salah satu penyakit yang sering menyebabkan kecelakaan dalam pendakian.  Untuk mengantisipasi kasus hipotermia di Indonesia, Mahasiswa Fakultas Teknik (FT) dan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Brawijaya (UB) menciptakan jaket J-ROID. 

 

Bagas Priyo Hadi Wibowo (Teknik Elektro 2015), bersama dengan empat kawannya, diantaranya Firmansyah Putra Satria (Teknik Elektro 2015), Ahmad Fathan Halim (Teknik Elektro 2015), Annisa Istighfari Hernanda R. (Fakultas Kedokteran 2015) dan Yurike Putri (Fakultas Kedokteran 2015) menciptakan  Android Jacket for Hypothermia & Hyperthermia (J-ROID). Jaket ini berfungsi untuk menyeimbangkan suhu tubuh. Rencananya jaket tersebut akan dikembangkan lagi sehingga dapat lebih akurat, efisien, dan efektif.Hal tersebut diperlukan agar pada masa mendatang jaket tersebut dapat diaplikasikan secara penuh di masyarakat.

J-ROID berhasil memperoleh penghargaan berupa medali emas pada The 10th International Exhibition of Inventions (IEI) & The 3rd World Invention and Innovation Forum (WIIF) 2018 di kota Foshan, China pada tanggal 13 hingga 15 September 2018. Tidak hanya medali emas, pada kompetisi yang diikuti oleh 253 tim dari 49 negara ini mahasiswa UB memperoleh penghargaan tambahan yakni penghargaan khusus dari Thailand sebagai inovasi terbaik. Tim Universitas Brawijaya sendiri membutuhkan waktu persiapan sekitar 2 bulan untuk mengikuti kompetisi ini.

 

 

04
October

Pulau Lombok menjadi salah satu destinasi wisata favorit wisatawan yang berkunjung ke Indonesia. Keindahan pulau ini telah banyak menarik wisatawan lokal maupun mancanegara. Umumnya para wisatawan menikmati keindahan lombok dengan mengunjungi pantai-pantainya yang cantik. Selain pantainya yang cantik, Lombok juga punya kawasan wisata kota tua bernama Kota Tua Ampenan. Di kawasan inilah, tinggal masayarakat keturunan Melayu, Arab dan Cina.

Kota Tua Ampenan merupakan salah satu Kota yang ditetapkan oleh pemerintah dalam Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI). Di Indonesia sendiri terdapat 43 Kota yang termasuk dalam JKPI. Kota Ampenan dibangun oleh Belanda untuk mengimbangi kerajaan-kerajaan yang ada di Pulau Bali. Ampenan bersal dari kata amben, dalam bahasa Sasak berarti tempat persinggahan. Nama ini sangat tepat, mengingat Ampenan merupakan kota pelabuhan tempat singgah berbagai suku bangsa kala itu. Kota Tua Ampenan merupakan jalur perdagangan pertama di Mataram. Sejak lama, kawasan ini jadi pusat perekonomian yang selalu hidup. Banyak pertokoan dan pasar tradisional yang menjual beragam barang di kota ini. Mulai dari alat elektronik, pakaian, toko sembako, dan sebagainya. Sampai sekarang, warga penghuni Kota Tua Ampenan terdiri dari beragam suku bangsa. Hal ini tampak dari banyaknya perkampungan sekitar yang menggunakan nama tempat asal mereka. Ada Kampung Tionghoa, Kampung Arab, Kampung Bugis, Kampung Melayu, Kampung Jawa, Kampung Bali, dan Kampung Banjar.

Menuju kota Tua Ampenan, sangatlah mudah. Kota ini dapat ditempuh selama seperempat jam dengan transportasi darat dari kota Makataram, ibukota provinsi Nusa Tenggara barat. Berwisata ke kota Tua Ampenan, anda dapat menyaksikan bangunan-bangunan peninggalan masyarakat lokal yang artistik dan unik dengan corak cerah dan berwarna-warni. Hampir seluruh bangunan yang ada di kawasan ini adalah bangunan tua. Yakni bangunan peninggalan zaman Belanda atau kisaran tahun 1800. Tidak banyak penduduk yang merenovasi bangunan tersebut. Melainkan hanya sekadar memberikan sentuhan warna agar tidak terlihat kusam. Untuk mengelilingi Kota Tua Ampenan, anda bisa menggunakan cidomo, yakni kereta kuda yang merupakan kendaraan tradisional masyarakat Pulau Lombok.

kota tua Ampenan biasanya cukup ramai dikunjungi saat pagi maupun sore hari. Selain menghindari panas terik matahari pada siang hari, hal ini juga dikarenakan wisatawan yang berkunjung, biasanya sekaligus mengunjungi pantai Ampenan untuk menikmati matahari terbit ataupun tenggelam. Di pantai tersebut juga tersedia cafe, warung, dan rumah makan yang buka pada sore hari. Selain menikmati berbagai bangunan dengan gaya art deco, di kota ini terdapat berbagai kegiatan industri yang bisa anda kunjungi, seperti industri mutiara, industri cukli (pusat kerajinan perabot rumah tangga dari kayu), kerajinan kuningan dan juga kerajinan lainnya.

02
October

Pop Melayu

Published in pop music

Pelangi Nada Melayu kali ini saya putarkan lagu “BUJANG TELAJAK”, dinyanyikan oleh BUJANG TANJAK DAN CIK INONG. Lagu ini bercerita tentang kehidupan seorang BUJANG TELAJAK. anda baru saja mendengarkan lagu melayu berjudul “BUJANG TELAJAK”. Dalam bahasa Melayu, Bujang telajak adalah definisi untuk seorang lelaki yang terlambat membangun rumah tangga. Sesuai dengan judul lagunya, lirik-lirik lagu ini bercerita tentang betapa malangnya nasib si bujang telajak yang tak berkawan dan tak berduit. Menariknya lirik-liriknya berbentuk pantun jenaka. Musiknya pun bertempo cepat dan mengajak orang yang mendengarkan untuk bedendang dan bergoyang.

Lagu melayu lainnya akan segera hadir ke ruang dengar anda. Kali ini berjudul DUDUK TERMENUNG. Lagu ini bercerita tentang seseorang yang suka duduk termenung. Melalui lirik-liriknya, lagu ini mengingatkan pendengarnya untuk tidak lagi mengenang masa lalu dan mengajak pendengar untuk ikut berdendang.

lagu berjudul DUDUK TERMENUNG yang dinyanyikan oleh Mak Pono, Bujang Tanjak dan Cik Inong baru saja anda dengarkan. Lirik-lirik lagu ini tersusun dari bait-bait pantun jenaka. Menariknya, lirik-liriknya menggunakan campuran bahasa Melayu Riau dan Minang. Sedang Musik lagunya bertempo cepat dan asik untuk bergoyang.

Mengakhiri Pelangi Nada Melayu kali ini, lagu berjudul APA NAK JADI yang dinyanyikan oleh Mak Pono dan Bujang Tanjak hadir ke ruang dengar anda. Lagu ini bercerita tentang kisah berbagai alasan lelaki yang belum juga menikah. Lirik-liriknya terdiri dari pantun berbalas-balasan. Lirik-liriknya tersusun dari pantun jenaka dengan campuran bahasa Melayu Riau dan Minang. Musiknya sendiri bertempo cepat dan mengajak siapapun yang mendengarnya untuk bergoyang.