Suprapto

Suprapto

28
August

Hari ini akan memperkenalkan kepada anda Ritual Kewur Uwi.

uwi adalah sejenis ubi-ubian yang bisa dimakan. Warnanya putih dan berserabut. Tanaman ini begitu populer di Nusa Tenggara Timur. Sebelum mengenal tanaman padi, warga petani di seluruh Manggarai Raya, Nusa Tenggara Timur sudah mengenal tanaman uwi sebagai makanan pokok. Sebagai makanan pokok, awalnya masyarakat setempat mengolah tanaman uwi yang tumbuh di hutan. Kini, warga petani sudah menanam tanaman Uwi yang tersebar di seluruh ladang di kampung-kampung di Manggarai Raya. Selain dimanfaatkan sebagai bahan makanan pokok, uwi juga dimanfaatkan sebagai bahan utama ritual Kewur uwi.


Ritual Kewur Uwi merupakan ritual tahunan yang diwariskan leluhur di seluruh warga kampung Paua, Mangarai Raya. Ritual Kewur Uwi atau tapa uwi merupakan tanda dimulainya panen padi ladang yang tersebar di lereng dan bukit di sekitar kampung. Padi di ladang tak bisa panen apabila belum dilaksanakan ritual Kewur Uwi. Seluruh petani di Kecamatan Elar Selatan taat terhadap ritual ini. Ritual Kewur Uwi dilaksanakan setiap April dalam kalender pertanian dari warga setempat. Ritual ini digelar secara massal di seluruh kampung di kecamatan Elar Selatan. Warga setempat menggelarnya satu hari saja dan digelar dari rumah ke rumah.

Saat Ritual Kewur Uwi, tanaman uwi dibakar untuk disajikan. Tidak hanya uwi saja yang disajikan, warga setempat juga menyajikan ghan rupang. Ghan Rupang merupakan makanan yang dibungkus dengan daun bambu muda.Rupang merupakan makanan tradisional dari berbagai suku di wilayah Kecamatan Elar Selatan. Rupang selalu dihidangkan saat dilangsungkan ritual kewur uwi. Sebelum uwi dan rupang dinikmati, tetua adat akan mendoakan makanan tersebut. Saat ritual kewur uwi berlangsung, perempuan dilarang makan, kecuali kaum laki-laki. Selain itu, warga dilarang menabuh gendang dan gong di rumah adat setempat. Menabuh gendang dan gong bisa dilaksanakan apabila ritual tersebut sudah selesai.

Selain tanda dimulainya panen padi, Ritual Kewur Uwi merupakan warisan leluhur warga Elar Selatan untuk menghormati alam semesta, nenek moyang maupun Sang Pencipta kehidupan yang memberikan makanan pokok bagi warga setempat sebelum mengenal nasi.Ritual-ritual di Manggarai Timur memang selalu berhubungan dengan alam, leluhur dan Sang Pencipta Kehidupan. Hingga kini ritual tersebut terus dilestarikan dan bahkan menjadi daya tarik wisata di Manggarai Raya.




28
August

Hari ini akan memperkenalkan kepada anda Ritual Kewur Uwi.

uwi adalah sejenis ubi-ubian yang bisa dimakan. Warnanya putih dan berserabut. Tanaman ini begitu populer di Nusa Tenggara Timur. Sebelum mengenal tanaman padi, warga petani di seluruh Manggarai Raya, Nusa Tenggara Timur sudah mengenal tanaman uwi sebagai makanan pokok. Sebagai makanan pokok, awalnya masyarakat setempat mengolah tanaman uwi yang tumbuh di hutan. Kini, warga petani sudah menanam tanaman Uwi yang tersebar di seluruh ladang di kampung-kampung di Manggarai Raya. Selain dimanfaatkan sebagai bahan makanan pokok, uwi juga dimanfaatkan sebagai bahan utama ritual Kewur uwi.


Ritual Kewur Uwi merupakan ritual tahunan yang diwariskan leluhur di seluruh warga kampung Paua, Mangarai Raya. Ritual Kewur Uwi atau tapa uwi merupakan tanda dimulainya panen padi ladang yang tersebar di lereng dan bukit di sekitar kampung. Padi di ladang tak bisa panen apabila belum dilaksanakan ritual Kewur Uwi. Seluruh petani di Kecamatan Elar Selatan taat terhadap ritual ini. Ritual Kewur Uwi dilaksanakan setiap April dalam kalender pertanian dari warga setempat. Ritual ini digelar secara massal di seluruh kampung di kecamatan Elar Selatan. Warga setempat menggelarnya satu hari saja dan digelar dari rumah ke rumah.

Saat Ritual Kewur Uwi, tanaman uwi dibakar untuk disajikan. Tidak hanya uwi saja yang disajikan, warga setempat juga menyajikan ghan rupang. Ghan Rupang merupakan makanan yang dibungkus dengan daun bambu muda.Rupang merupakan makanan tradisional dari berbagai suku di wilayah Kecamatan Elar Selatan. Rupang selalu dihidangkan saat dilangsungkan ritual kewur uwi. Sebelum uwi dan rupang dinikmati, tetua adat akan mendoakan makanan tersebut. Saat ritual kewur uwi berlangsung, perempuan dilarang makan, kecuali kaum laki-laki. Selain itu, warga dilarang menabuh gendang dan gong di rumah adat setempat. Menabuh gendang dan gong bisa dilaksanakan apabila ritual tersebut sudah selesai.

Selain tanda dimulainya panen padi, Ritual Kewur Uwi merupakan warisan leluhur warga Elar Selatan untuk menghormati alam semesta, nenek moyang maupun Sang Pencipta kehidupan yang memberikan makanan pokok bagi warga setempat sebelum mengenal nasi.Ritual-ritual di Manggarai Timur memang selalu berhubungan dengan alam, leluhur dan Sang Pencipta Kehidupan. Hingga kini ritual tersebut terus dilestarikan dan bahkan menjadi daya tarik wisata di Manggarai Raya.




27
August

Keroncong

Published in pop music

Edisi kali ini, menghadirkan lagu-lagu bernuansa keroncong yang dibawakan oleh penyanyi berbakat Indonesia, Hetty Koes Endang. Untuk membuka perjumpaan kali ini, mari kita dengarkan sebuah lagu keroncong berjudul Cinta Kita. demikianlah lagu berjudul Cinta Kita, yang dibawakan oleh Hetty Koes Endang, seorang penyanyi Indonesia yang tidak diragukan lagu kemampuannya. Lagu Cinta Kita yang diciptakan bergendre pop rock ini dipopulerkan oleh Inka Christie dan penyanyi Malaysia Amy Search pada tahun 1990. Lagu ini bercerita tentang kedalaman cinta antara dua insan sehingga rela berkorban apapun demi cintanya. Lagu ini kemudian dikemas ulang dan dinyanyikan dalam gendre keroncong yang lebih lembut dan mendayu. Perpaduan syair, musik dan karakter vocal Hetty yang kuat menjadikan lagu ini nyaris terdengar sempurna di telinga. Kedua penyanyi yang mempunyai karakter vocal yang kuat ini, mampu memukau para penikmat musik dengan lagu Cinta Kita.

Selanjutnya kita dengarkan sebuah lagu berjudul Mahameru.

demikianlah lagu berjudul Mahameru dibawakan oleh Hetty Koes Endang. Berbeda dengan lagu sebelumnya, Mahameru merupakan lagu keroncong asli. Bercerita tentang keindahan dan kemegahan salah satu puncak gunung di Indonesia, Mahameru, sebutan untuk puncak gunung Semeru di Jawa Timur.

Hetty Koes Endang kembali memanjakan telinga para pencinta musik, khususnya musik keroncong dengan lagu Mahameru. Sepanjang perjalanan kariernya di dunia musik Indonesia, sederet album dengan berbagai gendre telah dia hasilkan. Demikian pula dengan berbagai penghargaan di bidang tarik suara.

Tak hanya di Indonesia namun juga di tingkat regional maupun internasional. Berbagai gendre dibawakannya dengan sangat baik, misalnya lagu bergendre pop, dangdut, lagu-lagu daerah, serta lagu keroncong.

selanjutnya kita dengarkan sebuah lagu berjudul Kaulah Segalanya yang dibawakan oleh Hetty Koes Endang. Lagu ini dipopulerkan oleh seorang penyanyi pop Indonesia Ruth Sahanaya pada tahun 1991. Lagu ini sekaligus mengakhiri kebersamaan kita pada Pelangi Nada edisi kali ini.

27
August

Warna Warni edisi kali ini akan mengajak Anda untuk mengetahui pencak Macan sebuah tradisi desa Lumpur di Gresik yang hampir punah. Desa Lumpur adalah salah satu desa yang terletak di daerah pesisir utara kota Gresik. Konon menurut ceritanya desa ini berasal dari tepian pantai yang berlumpur dan mengendap. Karena perubahan alam dan kebutuhan penduduk maka tepian pantai tersebut menjadi suatu pemukiman yang dinamakan Desa LUMPUR. Salah satu seni tradisi yang masih dipegang teguh dan dipelihara adalah Kesenian “PENCAK MACAN”.

Seni tradisi Pencak Macan adalah adalah salah satu kesenian sebagai pengiring dalam arak-arakan pengantin tradisional masyarakat Lumpur Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik. Tradisi ini merupakan budaya warisan leluhur yang berusia ratusan tahun yang hingga sekarang masih terjaga kelestariannya. Filosofi dari pada Pencak Macan pada dasarnya adalah kembali kepada jati diri manusia itu sendiri. Manusia adalah makhluk yang paling sempurna diantara makhluk-makhluk lain ciptaan Allah SWT, di dunia yang fana ini. Seni pencak macan mengandung nila-nilai filosofis ajaran Islam yang bermuara pada upaya untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.

Dalam pencak macan digambarkan empat karakter yang diwakili oleh seekor macan, monyet, genderuwo, dan seorang pendekar. Macan melambangkan manusia yang berwatak keras dan emosional. Monyet melambangkan sosok manusia yang jahil, nakal, lucu, dan suka mengganggu. Sedangkan genderuwo atau hantu melambangkan hawa nafsu yang selalu ingin menguasai manusia. Namun semuanya berhasil dikalahkan oleh seorang pendekar berjiwa ksatria. Pencak Macan ini biasanya ditampilkan dalam hajatan perkawinan, khitanan, bersih desa, sedekah bumi dan sebagainya. Selain juga biasa dipentaskan dalam acara yang diadakan oleh pemerintah.

Pada awalnya, tradisi kesenian Pencak Macan ini merupakan tradisi yang biasa digunakan untuk Arak-arakan (pengiring) dalam Temu Pengantin, yang dimulai dari rumah pengantin laki-laki menuju kerumah pengantin wanita. Pada dasarnya tradisi kesenian Pencak Macan secara filosofis mempunyai makna dan arti sebagai pengingat tentang liku-liku kehidupan dalam menghadapi hidup berumah tangga bagi seorang pengantin laki-laki dan pengantin wanita sebagai Suami Istri. Sesuai dengan perkembangan jaman, Pencak macan ini kemudian semakin banyak ditampilkan dalam berbagai acara dan kegiatan.

Demi menjaga kelestarian tradisi yang sudah berlangsung selama ratusan tahun itu, masyarakat pecinta seni dan budaya Gresik mengemas tradisi pencak macan menjadi seni pertunjukan dan pengiring rombongan pengantin. Upaya melestarikan seni tradisi seperti pencak macan jelas perlu didukung. Dibutuhkan peran aktif pemerintah dan masyarakat agar seni tradisi tidak hilang ditelan zaman. Baiklah pendengar, demikian informasi mengenai pencak Macan sebuah tradisi desa Lumpur di Gresik yang hampir punah.