ofra voi

ofra voi

11
September

Dalam edisi Warna Warni kali ini saya sajikan informasi mengenai  Malang Flower Carnival 2018

untuk mempromosikan Malang sebagai kota Bunga, Malang Flower Carnival (MFC) kembali diselengarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang, Jawa Timur didukung oleh Kementerian Pariwisata. Memasuki penyelenggaraan tahun kedelapan,  Malang Flower Carnival diselengarakan pada 16 Sepetember di Jalan Ijen, Kota Malang dan berlangsung pukul 13.00 hingga 17.00 WIB. Acara dengan tema Eksotika Bunga Nusantara ini merupakan satu dari delapan event yang masuk ke dalam 100 Calender of Event (CoE) Wonderful Indonesia yang digelar sepanjang tahun 2018.MFC menjadi salah satu event unggulan Jawa Timur dan tercatat beberapa kali mendapat penghargaan di mancanegara. Antara lain di The Best Performances dalam Parade Budaya Internasional di Moskow tahun 2014 serta mendapat penghargaan Best National Costume, Miss Queen Tourism Ambassador International di Kuala Lumpur, Malaysia tahun 2016.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni mengatakan, selain mengangkat citra Malang sebagai kota bunga, karnaval ini salah satunya juga bertujuan untuk mendorong kreativitas warga.Kreativitas masyarakat dipacu dengan pemanfaatan kain dan kertas daur ulang untuk mendorong semangat go green. Akan ada 150 hingga 180 peserta yang menggunakan kostum dengan ornamen bunga, terbuat dari bahan-bahan daur ulang.Setiap kostum yang digunakan oleh 150 hingga 180 peserta harus mengandung 75 persen barang daur ulang. Kostum ini dibuat sendiri oleh peserta sesuai sesuai kreativitas mereka. Setiap kostum diperkirakan memiliki berat minimal 14 kg. Bahan yang paling banyak digunakan adalah limbah kain, plastik, spons, dan sandal karena Malang memiliki banyak industri sandal. Selain itu lidi aren juga digunakan untuk ornamen kostum. 

Peserta MFC 2018 dibagi menjadi kategori anak dan dewasa. Peserta karnaval akan mengenakan busana berukuran besar dan berlenggang di sepanjang Jalan Ijen dengan panjang 800 meter persegi dengan kondisi jalan yang lurus dan rindang akan digunakan untuk catwalk. Busana dan gerakan tarian peserta juga juga dilombakan dengan kriteria penilaian didasarkan pada keunikan dan keindahan. tak hanya menampilkan kostum-kostum megah bertema bunga, MFC juga akan diwarnai dengan berbagai acara seperti tarian kolosal tradisional, hingga cosplay.Adapun rangkaian kegiatan lain yang bisa dinikmati di karnaval ini, seperti tarian kolosal, musik dan tarian, juga kostum dengan tema indonesia.


11
September

Pop Melayu

Published in pop music

Pelangi Nada Melayu kali ini akan putarkan lagu “DERMAGA KENANGAN” , dinyanyikan oleh HAMDAN ATT. Lagu ini bertemakan cinta jarak jauh. inilah HAMDAN ATTAMIMI dengan “DERMAGA KENANGAN”

anda baru saja mendengarkan lagu melayu berjudul “DERMAGA KENANGAN”. Lagu ini diciptakan oleh Hamdan Attamimi, yang bercerita tentang seseorang yang menyakinkan sang kekasih agar jangan ragu dan bimbang, karena ia akan pulang segera, menjemput sang kekasih. Ia berharap sang kekasih menunggu di Dermaga Kenangan. Lagu ini diiringi oleh orkes melayu Swara Gemilang dan masuk di album Dendang Melayu Hamdan ATT tahun 2002.Lagu melayu HAMDAN ATT lainnya akan segera hadir ke ruang dengar anda. Kali ini berjudul IKHLAS. Lagu melayu ini bercerita tentang kekecewaan seseorang karena cintanya diputus oleh sang kekasih. Namun Ia ikhlas dengan nasib yang menimpa dirinya. Kali ini, saya putarkan lagu IKHLAS.

lagu berikut yang dapat anda dengarkan berjudul ASAM GARAM yang dinyanyikan oleh HAMDAN ATT. Sama seperti lagu sebelumnya, lagu ini berada di album DENDANG MELAYU HAMDAN ATT Tahun 2002. Hamdan Attamimi atau lebih dikenal dengan nama Hamdan ATT lahir di maluku 27 Januari 1950. Ia populer dikenal sebagai penyanyi dangdut, dibandingkan sebagai penyanyi melayu. Meski terkenal sebagai penyanyi dangdut, sejatinya ia lebih menyukai musik melayu. Ia menilai bahwa musik melayu mengandung unsur-unsur sastra lama yang bernuansa musik minor harmonis puitis yang bisa memanggil jiwa. Sehingga jika dilantunkan dengan penuh perasaan, akan terasa begitu indah.

Mengakhiri Pelangi Nada Melayu kali ini, lagu berjudul “PATAH KEMUDI” hadir ke ruang dengar anda. Lirik lagu ini merupakan pantun 4 baris dengan sajak a-b-a-b. Diciptakan oleh Hamdan Attamimi, lagu ini bercerita tentang seseorang yang Cintanya dikhianati, karena sang kekasih bersama yang lain. Hatinya pun hancur berkeping-keping.terima kasih atas kebersamaan Anda, semoga lagu-lagu hari ini menambah wawasan Anda tentang lagu Melayu Indonesia.

11
September

11 September diperingati sebagai hari Radio nasional, sekaligus merupakan peringatan hari ulang tahun Radio Republik Indonesia (RRI). Tahun ini RRI berulang tahun ke-73. Dalam rangka ulang tahun RRI, edisi pesona Indonesia kali ini mengajak anda lebih dekat lagi dengan Radio Kebanggan bangsa Indonesia dengan mengunjungi Museum Penyiaran RRI Solo di Jawa Tengah. Museum Penyiaran RRI sangatlah bersejarah. Pasalnya, melalui radio, sejarah pengumuman kemerdekaan tersiar ke seluruh wilayah Republik Indonesia pada tahun 1945 silam.

Museum Penyiaran diresmikan bertepatan dengan peringatan ulang tahun ke-68 Radio Republik Indonesia (RRI), 11 September 2013. Museum tersebut didirikan sebagai bentuk penghormatan kepada Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara VII, yang membentuk Solose Radio Vereniging (SRV) pada 1 April 1933. SRV adalah cikal bakal dari RRI Surakarta sekarang ini. Museum Penyiaran RRI Solo diresmikan oleh Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI, Rosalita Niken Widiastuti melalui video streaming dari Jakarta. Berdirinya Museum Penyiaran diharapkan dapat memelihara memori masyarakat tentang sejarah RRI di Surakarta dan penyiaran di Indonesia.

Museum Penyiaran berada di kompleks RRI Surakarta di Jalan Abdul Rachman Saleh Nomor 51. Letaknya tak jauh dari pusat kota Solo. Museum ini berada di lantai dua auditorium RRI Solo dengan menempati ruangan dengan panjang sekitar 14 meter dan lebar 4,8 meter. Museum ini buka dari Senin hingga Jumat.

Untuk masuk kedalam, anda tidak perlu membayar tiket masuk. Hanya saja, anda harus izin terlebih dahulu ke pihak RRI Solo.

Masuk ke dalam museum anda akan melihat patung tokoh pelopor radio nasional, Mangkunegara VII. Di dalam museum ini, tertata rapi koleksi radio kuno beserta perangkat pendukung penyiaran dari masa ke masa.

                                    

Ada banyak Benda bersejarah dipajang di museum, seperti radio receiver merek Phillip buatan Belanda tahun 1948, alat perekam yang menggunakan pita reel buatan Belanda pada 1948, pemutar piringan hitam buatan 1948 dari Inggris, alat ukur peralatan studio siaran buatan Jerman pada 1976, dan alat mengukur distorsi peralatan studio siaran buatan Inggris pada 1976. Koleksi lainnya yaitu piringan hitam, kaset siaran, alat pencampur suara atau mixer buatan Jerman pada 1980, dan pemancar radio buatan Indonesia pada 1970. Bahkan masih tersimpan di Museum ini, sebuah alat pembangkit listrik manual yang dulu digunakan untuk menghidupkan pemancar Radio Kambing. Radio Kambing kini diletakkan di Monumen Pers di Solo, sangat berperan besar terhadap penyiaran di masa perang gerilya tahun 1949 terutama saat Serangan Umum Empat Hari di Surakarta. Selain itu tersimpan pula, Kursi penyiar dari rotan dilengkapi poros besi ulir yang bisa berputar 360 derajat yang sudah ada sejak SRV berdiri.

10
September

Keroncong

Published in pop music

Pelangi Nada kali ini, akan menghadirkan lagu-lagu berirama keroncong.

lagu Dewi Murni adalah sebuah lagu keroncong asli yang diciptakan oleh Sariwono / Oetjin Noerchasim. Lagu ini bercerita tentang keindahan para dewi yang turun mandi di telaga dewa. Lagu ini juga pernah dibawakan oleh penyanyi keroncong Indonesia lainnya.

Mus Mulyadi sendiri terlahir dari keluarga seniman. Kakak dan adiknya juga berprofesi sebagai penyanyi, yaitu Sumiyati penyanyi keroncong di Belanda dan Mulyono dikenal sebagai penyanyi keroncong di Surabaya. Sedangkan adiknya Mus Mujiono adalah penyanyi pop dan jazz Indonesia. Mus Mulyadi memilih untuk fokus pada musik keroncong. Sepanjang kariernya di dunia musik, beberapa lagunya menjadi hit antara lain, Kota Solo, Dinda Bestari, Telomoyo dan Jembatan Merah.

Baiklah pendengar, sebelum kita lanjutkan, mari kita dengarkan sebuah lagu keroncong berjudul Setangkai Bunga Mawar, dibawakan oleh Gina Sadeli.

demikianlah lagu Setangkai Bunga Mawar yang dibawakan oleh Gina Sadeli. Lagu ini bercerita tentang setangkai bunga berwarna merah yang menjadi tanda cinta antara sepasang anak manusia. Perjalanan cinta terkadang tidak selamanya berjalan indah. Bunga mawar merah yang dulu indah dipandang, kini tinggal kenangan. Karena orang yang disayangi telah pergi dan tidak kembali. Itulah cerita dalam lagu yang dibawakan oleh Gina Sadeli ini.Meskipun pernah membawakan sejumlah lagu-lagu keroncong, namun tidak banyak informasi tentang perjalanan karier musik Gina Sadeli di dunia hiburan Indonesia. Namun demikian, Gina membawakan lagu keroncong ini dengan baik.

selanjutnya kita dengarkan lagu keroncong berjudul Dinda Bestari yang dibawakan oleh Mus Mulyadi dan lagu berjudul Bandung Selatan di Waktu Malam dibawakan oleh Gina Sadeli. Kedua lagu ini sekaligus menutup kebersamaan kita pada Pelangi Nada edisi kali ini.