ofra voi

ofra voi

11
July

Edisi kali ini, akan memperkenalkan salah satu kuliner dari Ngawi, Jawa Timur. tak banyak yang mengerahui tentang kuliner tradisional di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Sebenarnya cukup banyak kuliner tradisional dengan rasa yang tak kalh dengan kuliner dari daerah lain. Sebut saja lethok, ledre, wedang cemue dan tahu tepo. Namun, kali ini, Pesona Indonesia akan membahas tentang Tahu Tepo.

Tahu Tepo atau ada juga yang menyebutnya Tepo Tahu, merupakan kuliner tradisional Ngawi yang berbahan dasar tepo, tahu dan aneka bahan tambahan lainnya. Tepo berasal dari Bahasa Jawa yang berarti kerucut. Hal ini merujuk pada bentuk dari lontong yang dipakai dalam kuliner Tahu Tepo. Makanan ini sekilas terlihat hampir mirip dengan lontong tahu atau kupat tahu. Tetapi tentu memiliki cita rasa khas yang berbeda.

cita rasa dari Tepo Tahu cukup unik. Kuahnya pedas, manis dan asam. Hal itu karena kuahnya terdiri dari kecap, air asam jawa, serta campuran bumbu seperti bawang putih, cabe rawit, gula merah, dan garam.

proses pembuatan Tahu Tepo ini yaitu dengan menyiapkan bahan utamanya terlebih dahulu, tepo dan tahu. Tahu dibalurkan dengan telor kemudian digoreng. Setelah siap, dipotong-potong bersama dengan tepo dan diletakkan di atas piring. Kemudian tambahkan irisan kol, tauge, kacang goreng dan bawang goreng. Terakhir, siram kuah di atasnya dan tabur dengan kerupuk.

10
July

pelangi nada kali ini, kami hadirkan lagu-lagu Melayu. anda baru saja mendengarkan lagu berjudul melayu berjudul DODOI SI DODOI yang dinyanyikan oleh Betharia Sonatha. Berasal dari daerah Jambi, lagu ini biasanya dinyanyikan oleh seorang ibu untuk anaknya sebagai lagu pengantar tidur. Lagu Dodoi Si Dodoi tidak hanya sebagai penghibur saat sang anak tidur, melainkan juga sebagai sarana sang ibu bercerita tentang kegelisahan hatinya. Sang ibu berharap melalui lagu ini, sang anak dapat mendengarkan dan mengerti kegelisahannya. Betharia Sonatha bukannlah orang pertama yang mempopulerkan lagu ini. Sudah banyak penyanyi Indonesia lainnya yang membawakan lagu Dodoi Si Dodoi. Lagu Dodoi Si Dodoi berada pada album Dendang Terpopuler Melayu Deli. Sebelum lanjut  mengupas lagu-lagu Melayu Betharia Sonata lainnya, mari dengarkan lagu berjudul MENGAPA KU TAK TAHU berikut ini.

lagu berjudul MENGAPA KU TAK TAHU baru saja anda dengarkan. Sama seperti lagu sebelumnya, lagu ini masuk dalam album DENDANG TERPOPULER MELAYU DELI. Diciptakan oleh Husen Aidit, lagu ini bercerita tentang seseorang yang memendam rindu setiap hari kepada sang kekasih. Ia berharap bisa bertemu kelak dalam keadaan bahagia. Mengakhir pelangi nada Melayu kali lagu, lagu melayu Betharia Sonata berjudul TANJUNG KATUNG. Lagu ini terdiri dari pantun- pantun yang berirama. Lirik-liriknya berisi nasehat-nasehat. Sedang musik lagunya bertempo cepat, sangat cocok untuk bergoyang.

10
July

Warna Warni kali ini saya sajikan informasi mengenai  Paragliding Accuracy World Cup (PGAWC)  digelar di kota Batu, Malang.

Kejuaraan dunia paralayang bertajuk Paragliding Accuracy World Cup (PGAWC) akan dihelat di Kota Batu. Kejuaraan skala internasional ini bakal berlangsung pada 13 hingga 15 Juli 2018 mendatang di Gunung Banyak, Kelurahan Songgokerto, Kota Batu, Jawa Timur. PGAWC merupakan kejuaraan berseri. Terdapat enam seri perlombaan dengan beberapa kategori. Kota Batu menjadi tuan rumah untuk seri ketiga tersebut. Dipilihnya Batu menjadi tuan rumah dalam kegiatan kelas dunia tersebut merupakan salah satu kebangaan tersendiri bagi Indonesia, khususnya Jawa Timur dan kota Batu. Ini berarti daerah di Indonesia masih dipercaya  untuk menjadi tempat gelaran agenda internasional.

Selain itu, dipilihnya kota Batu menjadi tuan rumah ajang perlombaan paralayang dunia karena Batu memilih akses yang mudah. Panitia PGAWC juga melihat angin di daerah pegunungan di perbatasan Kota Batu dan Kabupaten Malang itu umumnya bagus. Sarana dan prasana di kota Batu juga cukup baik dibandingkan yang lain. Dengan digelarnya ajang perlombaan dunia ini, pemerintah Kota Batu berharap ajang ini mampu mendongkrak kunjungan wisatawan ke Kota Batu. Kegiatan ini juga dimanfaatkan oleh pemerintah kota untuk ajang promosi semua potensi yang ada di kota Batu.

kejuaran dunia olahraga paralayang PGAWC memakai format seperti balapan Formula 1. Kejuaraan ini diselenggarakan berpindah dari satu negara ke negara lain. Tahun 2018 ini terdapat enam seri kejuaraan hingga pertengahan Desember nanti. Kejuaraan dilaksanakan di Turki, Kazakhstan, Indonesia, Kanada, Nepal, dan Albania. Seri Ketiga di gelar di Indonesia, tepatnya di kota Batu. Hingga penyelenggaraan Seri Kedua, pencapaian tertinggi atlet Pelatnas (pemusatan latihan nasional) Tim Paralayang Indonesia diraih oleh Ike Ayu Wulandari di peringkat pertama Kelas Putri, disusul Eka Nesti Wulansari sebagai juara kedua. Kejuaraan Dunia Para Gliding Accuracy World Cup – PGAWC 2018 ini akan menjadi ujian terakhir bagi para atlet paralayang Indonesia sebelum tampil dalam Asian Games 2018 pada Agustus mendatang. Diperkirakan, para atlet paralayang negara lain yang juga akan bertanding di Asian Games 2018 akan turut bertanding dalam PGAWC 2018.

 

 

10
July

Hari ini akan memperkenalkan Taman Wisata Puncak Bila.Beberapa waktu yang lalu, Presiden Joko Widodo meresmikan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB), di Desa Watang Pulu, Sidrap, Sulawesi Selatan. Pada saat peresmian tersebut, Presiden Jokowi kagum akan keindahan alam Perbukitan Watang Pulu dengan 30 kincir angin PLTB. Presiden mengatakan pemandangan tersebut seperti di Negeri Kincir Angin, Belanda. Adanya pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) ini menambah potensi keindahan Kabupaten Sidenreng Rappang ( Sidrap) sebagai destinasi wisata di Sulawesi Selatan. Kabupaten ini sebenarnya punya potensi wisata beragam. Salah satunya yang akan kami perkenalkan kali ini adalah Taman Wisata Puncak Bila.

Taman Wisata Puncak Bila terletak di pegunungan Bila, Kecamatan Bila, Kabupaten Sidrap. Lokasinya 215 kilometer arah utara dari ibukota provinsi Sulawesi Selatan dan dari ibukota kabupaten Sidrap, jaraknya sekitar 36 kilometer dari arah timur. Objek wisata ini memadukan wisata modern dengan perpaduan keindahan alam. Ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin berkunjung. Taman wisata yang telah dinobatkan sebagai Destinasi Wisata Terbaik Sulawesi Selatan 2016 lalu punya beragam wahana wisata yang menarik.

sebelum tiba di Taman Wisata Puncak Bila, anda akan melewati deretan hamparan sawah hijau dan perkebunan. Untuk masuk ke lokasi wisata, anda dikenakan tiket masuk Rp.15.000 untuk hari senin hingga jumat. Untuk hari sabtu dan minggu sebesar Rp.20.000. Sedangkan saat hari libur nasional, wisatawan harus membayar Rp. 25.000. Masuk ke Taman Wisata Puncak Bila, Aneka wahana permainan bisa anda nikmati sepuasnya. Ada waterboom bagi yang suka berbasah-basahan, Flying Fox bagi penyuka tantangan adrenalin, arena grass track untuk motor ATV, dan hamparan lapangan rumput luas yang bisa digunakan untuk perkemahan.Di lokasi Taman wisata Puncak Bila, terdapat pula puluhan gazebo untuk tempat melepas lelah. Juga ada perahu atau kanoe boat yang bisa digunakan menjelajah danau, kolam renang dengan air dari pegunungan, serta kolam pemancingan bagi anda yang hobi memancing.

setiap wahana permainan di Taman wisata Puncak Bila memiliki tarif tersendiri untuk bisa memanfaatkannya. Misalnya saja untuk Flying Fox anda harus membayar tiket sebesar 15.000 per orang dan untuk Motor ATV, tiketnya sebesar Rp.20.000 per orang. Berwisata ke Taman Wisata Puncak Bila saat ini semakin menyenangkan, terlebih ketika pengelola taman wisata ini membuat spot foto menarik, berupa sepeda raksasa dengan panjang 14,71 meter dan tinggi 7,15 meter. Sport foto Sepeda raksasa ini diklaim sebagai sepeda terbesar di dunia dan telah menjadi ikon baru taman wisata Puncak Bila.