Dalam edisi Warna Warni kali ini saya sajikan informasi mengenai Tomohon International Flower Festival ke-8. .
Tomohon, salah satu kota di provinsi Sulawesi Utara lokasinya sekitar 22 kilometer ke arah timur dari Manado, ibukota Provinsi Sulawesi Utara. Kota ini berada di ketinggian kira-kira 700 hingga 800 meter diatas permukaan laut dan diapit oleh 2 gunung berapi aktif, yaitu Gunung Lokon dan Gunung Mahawu, sehingga Tomohon punya kondisi tanah yang subur dan cuaca yang relatif sejuk. Hal inilah yang menjadi faktor pendukung masyarakat Tomohon membudidayakan berbagai tanaman bunga. Karena produksi bunganya yang besar dengan kualitas baik, pemerintah kota Tomohon mencitrakan dirinya sebagai kota bunga, sehingga samapi saat ini, Tomohon dikenal sebagai Kota Bunga.
Mengukuhkan diri sebagai kota Bunga, tiap tahunnya Tomohon menggelar festival bunga bertajuk Tomohon International Flower Festival (TIFF). TIFF 2018 digelar dalam upaya mempromosikan Tomohon yang semakin dikenal wisatawan sebagai pusat industri bunga terbesar di Indonesia, serta tujuan wisata lingkungan, ecotourism maupun agrotourism. Tahun ini, festival bunga ini akan digelar kembali pada 8 hingga 10 Agustus 2018 di Tomohon. Acaranya sudah diluncurkan tanggal 9 Juli kemarin oleh Menteri Pariwisata, Arief Yahya. Menteri Pariwisata mengatakan penyelenggaraan event TIFF 2018 masuk dalam 100 Wonderful Events Indonesia 2018 dan memiliki kualitas berstandar nasional dengan benchmarking festival bunga internasional Pasadena, Amerika Serikat, yang sudah lama mendunia. Arief Yahya berharap, ke depan festival bunga ini akan semakin banyak menarik peserta dari mancanegara. Dilaporkan bahwa terjadi kenaikan wisatawan secara signifikan tiap tahunnya saat acara tersebut. Dari tahun 2016 hingga 2017, wisatawan mancanegara yang datang untuk TIFF dari 26.441 menjadi 39.000 orang. Untuk acara TIFF tahun ini ditargetkan kunjungan 90.000 wisatawan mancanegara (wisman) dan pergerakan 500.000 wisatawan nusantara (wisnus).
TIFF 2018 mengangkat tema ‘Beautiful Tomohon, Sing with Flowers', untuk menegaskan bahwa Tomohon sebagai kota bunga memiliki alam yang indah yang dikaruniai banyak gunung, danau, dan air terjun. Tahun ini kontingen karnaval dari negara lain yang sudah ikut serta sudah ada 19 negara. Terdiri dari 11 negara anggota Council of Asian Flower Exhibition (CAFÉ), ditambah 8 lainnya mulai Ceko, Nepal, Pakistan, Jepang, Kazakhstan, dan Georgia. Rombongan festival dibatasi 30 kendaraan sepanjang 10 kilometer, untuk menjaga kualitas agar tidak terlalu panjang. Tempat yang digunakan masih di Lapangan Kota Tomohon, eks Rindam dengan latar Gunung Lokon. Rangkaian acara TIFF 2018 meliputi Tournament of Flowers (Flower Parade) dan Flower Fashion Carnival yang akan berlangsung di Jalan Protokol Kota Tomohon pada 8 Agustus 2017. Selain itu akan digelar pula Pameran Tourism, Trade, Investment, and Floriculture Expo serta Pagelaran Seni dan Budaya Nusantara di Panggung Pameran Stadion Babe Palar Tomohon 7 hingga 12 Agustus 2018.
Hari ini akan memperkenalkan Pantai Bul-Bul. Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, akan menjadi salah satu dari 51 kabupaten dan kota di Indonesia yang disinggahi kirab obor Asian Games 2018. Untuk kawasan ini kegiatan akan dipusatkan di Pantai Lumban Bul-Bul. Replika obor Asian Games itu akan datang dari Provinsi Aceh. Kemudian obor akan diinapkan di rumah persinggahan Bung Karno di Parapat, Kabupaten Simalungun. Dipilihnya Pantai Bul-Bul sebagai pusat acara kirab obor di Sumatera Utara merupakan keputusan dari Inasgoc (Asian Games 2018 Organizing Committee ). Pantai Bul-Bul dipilih mengingat pantai tersebut berada di kawasan perairan Danau Toba yang merupakan ikon wisata terbesar di Sumatera Utara.
Edisi Pesona Indonesia kali ini, akan memperkenalkan kepada anda Pantai Bul-Bul, yang menjadi salah satu lokasi kirab Obor Asian Games 2018. Pantai Lumban Bul-Bul atau dikenal juga pantai Bul-Bul terletak sekitar 2 kilometer dari Balige, kota kecil di dekat Danau toba, tepatnya berada di Desa Bulbul Lumban. Pantai ini menjadi ikon pantai di tengah keindahan danau Toba yang kaya akan pemandangan perbukitan dan pepohonan. Akses menuju pantai ini sangat mudah. Dari bandara Silangit, pantai Bul-Bul bisa ditempuh selama kurang lebih 30 menit menggunakan transportasi darat.
Untuk masuk ke pantai Bul-Bul, anda tidak perlu membayar tiket masuk. Anda cukup membayar parkir kendaraan Rp 5.000 hingga Rp 10.000 per kendaraan, dan gubuk untuk istirahat sekitar Rp 20.000 hingga Rp 25.000. Masuk ke pantai Bul-Bul, anda akan langsung melihat hamparan pantai yang bersih dan landai sepanjang 800 meter. Pantai ini berair tawar dan memiliki kedalaman air hanya sebatas pinggang. Jadi anda tak perlu khawatir akan tenggelam ketika berenang disini. Menariknya, di pantai ini anda juga bisa bermain prosotan yang langsung meluncur ke daerah air yang dangkal. Selain itu, di pantai ini terdapat tangga untuk melompat dan jembatan yang bisa dijadikan sebagai spot foto di tengah air. Ketika sore menjelang, jangan lewatkan juga keindahan matahari tenggelam di pantai Bul-bul.
Pantai Bul-Bul menyedikan berbagai fasilitas bermain serta wahana menyenangkan yang disukai oleh banyak orang terutama anak-anak dan remaja. Seperti Banana Boat, Perahu atau Solu-solu dan Kapal yang dapat disewa untuk berkeliling disekitar Danau Toba. Bukan hanya itu, Pantai Bul-Bul juga memiliki fasilitas bermain bagi anak-anak seperti ayunan, papan loncat, dan lain sebagainya. Di sekitar Pantai Bul-Bul juga terdapat rumah-rumah para warga setempat yang dijadikan sebagai homestay bagi anda yang ingin bermalam.
Penyakit kardiovaskular yang berhubungan dengan jantung dan pembuluh darah menduduki peringkat pertama sebagai penyakit yang menyebabkan kematian. Berdasarkan data WHO, 37 % kematian di Indonesia disebabkan karena penyakit jantung dan pembuluh darah. Penyakit ini terjadi karena dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tekanan darah tinggi, kolestrol, diabetes dan juga pola hidup tidak sehat seperti merokok.
Jika Anda termasuk para penderita penyakit jantung, maka karya mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur ini menjadi sangat penting. Bahkan direkomendasikan untuk dipakai bagi para penderita penyakit jantung dimana pun berada. Inovasi itu berbentuk Gelang Monitoring Tingkat Kelelahan Tubuh, atau disingkat menjadi Gering
Tiga mahasiswa yang mengembangkan Gering adalah Elysa Nensy Irawan, Rivanul Luqman Pradana, dan Ulya Farahdina. Menurut Elysa, Gering merupakan bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ITS. Gering didesain menyerupai gelang selebar 5 sentimeter yang dipasang pada pergelangan tangan agar mudah digunakan oleh pengguna ketika beraktivitas.
Pada gelang ini terdapat tiga buah sensor yang digunakan. SHT11 untuk mendeteksi suhu tubuh, sensor oxymeterpulse untuk mendeteksi denyut nadi, dan sensor MAX30100 untuk mendeteksi kadar oksigen, serta LED (Light Emitting Diodes). Hasil pembacaan dari sensor-sensor tersebut, akan diolah menggunakan "Neural Network" yang terintegrasi dalam android untuk pengklasifikasian data menjadi normal, lelah, serta sangat lelah. Data yang terukur oleh sensor ditampilkan pada aplikasi android bernama GeringApp.
Karena serangan jantung bersifat mendadak, menurut Elysa selaku ketua tim dan juga mahasiswi Departemen Fisika ITS, maka penting untuk menambahkan GPS. GPS sendiri kependekan dari Global Positioning System, merupakan sistem navigasi berbasis satelit. Penambahan Sistem ini bertujuan agar kerabat dapat langsung mengetahui posisi penderita jika terdapat tanda-tanda serangan jantung.
Apabila pengguna berada dalam kondisi sangat lelah, maka GeringApp akan menampilkan Warning Notification dan mengirimkan pesan kepada nomor ponsel kerabat yang telah didaftarkan pada GeringApp. Warning Notification ini berisi data denyut nadi, suhu tubuh, kadar oksigen, dan lokasi pengguna.
Dengan adanya inovasi Gering ini, diharapkan dapat membantu pemerintah untuk meningkatkan angka kesejahteraan masyarakat dengan cara menekan angka kematian akibat serangan jantung.
Edisi kali ini, akan memperkenalkan salah satu tempat wisata di Sukabumi, Jawa Barat yaitu Geopark Ciletuh.
nama Geopark Ciletuh memang masih asing di telinga. Meski demikian Geopark Ciletuh ini sedang dalam proses penilaian oleh asesor UNESCO sebagai global geopark. Oleh karena itu jika lulus seleksi, maka Geopark Ciletuh akan resmi menjadi global geopark sekaligus menjadi situs warisan alam dunia yang dilindungi. Hal tersebut tentu akan membuat nama Indonesia semakin dikenal di kancah dunia atas keindahan dan kekayaan alamnya.
Geopark Ciletuh berada di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat. Anda bisa menjangkau geopark ini dengan menggunakan jalur darat. Perjalanan ke tempat wisata ini dianjurkan menggunakan kendaraan pribadi atau sewaan dengan mesin 4WD karena medan jalan yang rusak parah. Total waktu tempuh perjalanan jika berangkat dari Jakarta hingga ke Geopark Ciletuh sekitar 7-8 jam.
Geopark Ciletuh sangat luas. Kawasan ini mencakup teluk besar Ciletuh yang memiliki puluhan kilometer garis pantai. Wisatawan bebas memilih pantai mana yang cocok untuk berenang. Mulai dari pantai kawasan Kecamatan Ciemas, sampai mendekati Kecamatan Jampang, Sukabumi.
Selain di pantai, wisatawan juga bisa berenang di curug. Ada lebih dari delapan curug yang sudah dibuka untuk wisatawan di kawasan Geopark Ciletuh. Namun harus berhati-hati saat berenang di curug, karena ada beberapa curug yang arusnya sangat deras seperti Curug Dog-dog dan Curug Cikaso. Untuk bisa sampai di curug-curig tersebut, wisatawan harus trekking terlebih dahulu melewati pepohonan rindang.
hal lainnya yang bisa dilakukan di Geopark Ciletuh, yaitu menikmati keindahan bawah lautnya. Untuk menikmatinya, wisatawan bisa snorkeling di spot pasir putih Pulau Kunti. Lokasi ini bisa ditemukan dengan berjalan kaki sekitar 10 menit dari bibir pantai utama geopark.
Pengelola snorkeling di sini ialah dari Balawisata (Badan Penyelamat Wisata Tirta) setempat. Mereka memberi fasilitas sewa peralatan dengan biaya Rp 100.000 per satu kali snorkeling dengan batasan waktu 45 menit.
lelah seharian beraktifitas di Geopark Ciletuh, wisatawan masih dapat berlama-lama menikmati keindahannya. Salah satunya dengan bermalam di tempat ini. Ada beberapa lokasi yang menyajikan tempat untuk berkemah hanya dengan biaya Rp 20.000 saja. Dengan biaya yang relatif murah, wisatawan dapat tidur dikelilingi pemandangan menakjubkan, dari pantai, sawah, pegunungan dan lain-lain. Ditambah, melihat keindahan matahari terbit yang eksotis.