21
February

 

VOInews.id- Pejabat senior Bank Dunia menyebutkan multilateralisme saat ini makin penting dari sebelumnya dalam menghadapi serangkaian tantangan global, "Diperlukan lebih banyak lagi solidaritas internasional, dan kita dapat bersama-sama memecahkan masalah global," kata Direktur Pelaksana Senior Bank Dunia Axel van Trotsenburg dalam sebuah wawancara dengan Xinhua di sela-sela Konferensi Keamanan Munich (Munich Security Conference/MSC) ke-60.

 

Menurut van Trotsenburg, perlu kerja sama aktif dengan para pemain internasional dan tidak dapat berhasil sendirian. Karena lanskap perkembangan global menjadi kian menantang, penderitaan negara-negara miskin menjadi perhatian khusus Bank Dunia. Pejabat senior itu mengatakan ekonomi global menghadapi berbagai tantangan karena pertumbuhan ekonomi yang relatif lebih lemah dibandingkan periode-periode sebelumnya. Dia menambahkan bahwa hal ini secara khusus berdampak pada prospek negara-negara berkembang, terutama negara-negara termiskin, yang mengandalkan pertumbuhan kuat untuk penciptaan lapangan kerja.

 

Van Trotsenburg menekankan perlunya menunjukkan lebih banyak lagi solidaritas internasional, dan menegaskan bahwa multilateralisme saat ini makin penting dari sebelumnya. Dia mengatakan bahwa Bank Dunia telah meningkatkan dukungan finansialnya, terutama untuk negara-negara berkembang. Ketika membahas kontribusi China kepada Bank Dunia, van Trotsenburg mengatakan China merupakan salah satu anggota yang aktif dan signifikan serta memiliki pengalaman perjalanan yang sangat menarik dengan Bank Dunia. Dia menyampaikan bahwa melalui berbagai upaya pembangunan yang kuat dan penghapusan kemiskinan ekstrem, China bertransisi dari negara penerima dukungan keuangan menjadi negara donor yang membantu negara-negara termiskin. Dalam pandangannya, transformasi China sangat positif dan mengirimkan sinyal penting kepada negara-negara berkembang bahwa kemajuan dapat dicapai dalam satu generasi.

 

Antara

21
February

 

VOinews.id - Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg bertemu dengan Presiden Majelis Parlemen NATO (NPA) Michal Szczerba di markas besar aliansi tersebut di Brussels pada Senin. Pertemuan tersebut membahas isu-isu utama dalam agenda keamanan Eropa serta cara-cara untuk mempertahankan kerja sama yang kuat antara kedua organisasi. Dalam pertemuan tersebut, para anggota majelis membahas berbagai topik, termasuk tentang belanja pertahanan, perluasan basis industri transatlantik, langkah Ukraina untuk mencapai keanggotaan di NATO, masalah keamanan regional dan keamanan energi.

 

Menurut pernyataan NATO, Stoltenberg menggarisbawahi bahwa NPA menyediakan hubungan penting antara aliansi tersebut dan lembaga-lembaga demokrasi, serta membantu menumbuhkan kesadaran dan pemahaman tentang kebijakan NATO. Dia juga menggarisbawahi pentingnya dukungan yang berkelanjutan dari anggota parlemen dalam melaksanakan keputusan yang diambil pada KTT NATO di Vilnius tahun lalu, serta dalam mempertahankan bantuan dalam jumlah besar bagi Ukraina.

 

Sumber: Anadolu

21
February

 

VOInews.id - Program Pangan Dunia (WFP) pada Selasa mengumumkan bahwa mereka menunda pengiriman bantuan pangan ke Gaza utara karena alasan keamanan. "WFP menunda pengiriman bantuan pangan penting ke Gaza utara sampai kondisi di sana memungkinkan distribusi yang aman," kata program PBB itu dalam pernyataannya. WFP mengatakan keputusan itu diambil dengan sangat terpaksa, mengingat situasi di Gaza yang "sangat kritis". Penundaan bantuan juga membuat situasi di bagian barat wilayah kantong Palestina itu bakal "semakin parah dan lebih banyak orang terancam kelaparan".

 

Pada Minggu, pengiriman bantuan dilanjutkan setelah ditunda selama tiga pekan menyusul serangan Israel terhadap sebuah truk UNRWA dan tidak adanya sistem notifikasi kemanusiaan yang berfungsi. WFP mengatakan semula mereka akan mengirim 10 truk pengangkut makanan selama tujuh hari berturut-turut, tetapi pada Minggu, konvoi bantuan itu diserbu warga di dekat pintu pemeriksaan Wadi Gaza saat menuju Kota Gaza.

 

Disebutkan, pekerja bantuan harus menghalau orang-orang yang berusaha naik ke atas truk dan menghadapi risiko tertembak di Kota Gaza. Pada Senin, konvoi bantuan "mengalami serbuan dan kekerasan karena tidak adanya aturan ketertiban sipil". "Sejumlah truk dijarah antara Khan Younes dan Deir al Balah, sedangkan seorang sopir dipukul. Sisa tepung langsung dikeluarkan dari truk di Kota Gaza di tengah ketegangan dan kemarahan yang meledak," kata WFP dalam pernyataan itu. WFP mengaku "menyaksikan keputusasaan dalam tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya" selama dua hari terakhir. Mereka juga mengatakan bahwa laporan mereka pada Desember sudah memperingatkan risiko bencana kelaparan di Gaza utara pada Mei kecuali kondisi di sana segera dipulihkan.

 

Sebuah laporan dari UNICEF dan WFP pada Senin mengatakan bahwa situasi di Gaza utara "sangat ekstrem", di mana 15,6 persen anak-anak berusia kurang dari dua tahun mengalami gizi buruk yang akut. WFP mengatakan mereka akan berusaha melanjutkan pengiriman sesegera mungkin dan menyerukan agar "bantuan makanan yang jauh lebih banyak" bisa dikirim ke Gaza. Mereka juga meminta agar titik-titik perlintasan tambahan dibuka ke Gaza utara, sistem notifikasi kemanusiaan difungsikan kembali, jaringan komunikasi dinormalkan, dan adanya jaminan keamanan bagi pekerja dan mitra.

 

Sumber: Sputnik

20
February

 

VOInews.id- Uni Afrika melarang perdagangan kulit keledai yang menjadi tanda untuk mengakhiri pembantaian ratusan ribu keledai di seluruh Benua Afrika selama bertahun-tahun. Larangan itu disepakati dalam pertemuan kepala negara Uni Afrika pada 17-18 Februari di Addis Ababa, Ethiopia, dalam Sidang Biasa Majelis Uni Afrika ke-37 yang bertujuan untuk meratifikasi sejumlah mosi, termasuk larangan penjualan kulit keledai pekan lalu. Pada November, Komite Teknis Khusus Uni Afrika untuk Pertanian, Pembangunan Pedesaan, Perairan dan Lingkungan mengusulkan larangan tersebut. Selama dekade terakhir, populasi keledai di Benua Afrika “musnah” lantaran permintaan ejiao dari China.

 

Ejiao adalah gelatin yang digunakan dalam pengobatan tradisional China yang dibuat dari rebusan kulit keledai, menurut kelompok perlindungan hewan Brooke - Action for Working Horses and Donkeys. “Diyakini mempunyai khasiat kesehatan yang tidak signifikan, permintaan ejiao telah memusnahkan populasi keledai di China, sehingga mendorong industri ekspor besar-besaran ke negara lain yaitu Afrika dan Amerika Selatan,” katanya. Namun demikian, sekitar dua pertiga dari estimasi 53 juta keledai di seluruh dunia berada di Afrika. Masyarakat di komunitas pedesaan termiskin memanfaatkan keledai sebagai alat transportasi dan digunakan untuk membawa air, makanan dan barang lainnya.

 

Antara

Page 22 of 1154