Daniel

Daniel

31
July


Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melakukan upaya-upaya strategis untuk mendorong peningkatan daya saing dan produktivitas industri makanan dan minuman nasional agar mampu berkompetisi di tingkat global. Salah satu langkahnya adalah dengan mendorong penerapan teknologi Industri 4.0 di sektor tersebut, mulai dari tahap desain produk hingga distribusi.

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Abdul Rochim lewat keterangan resmi di Jakarta, Senin, 27 Juli mengatakan, upaya tersebut diproyeksikan mampu meningkatkan produktivitas serta efisiensi sektor industri makanan dan minuman antara 10 hingga 15 persen.

Menurut Rochim, implementasi Industri 4.0 pada sektor manufaktur dapat menghemat biaya operasional. Ia menjelaskan, dengan teknologi Industri 4.0, pelaku industri dapat melakukan estimasi kapan waktu yang tepat untuk memperbaiki atau merevitalisasi peralatan produksi yang mereka miliki, sekaligus dapat mencegah kerusakan alat produksi yang berdampak pada proses produksi.

Teknologi Industri 4.0 juga dinilai berperan penting meningkatkan utilisasi pabrik pada sektor makanan dan minuman, terlebih pada kondisi pandemi COVID-19. Dikatakan, implementasi teknologi Industri 4.0 dapat menjadi solusi ketika pabrik belum dapat sepenuhnya beroperasi secara normal.

Abdul Rochim mengatakan, saat ini penggunaan teknologi industri 4.0 di sektor makanan dan minuman sudah cukup baik dan akan terus didorong implementasinya, sehingga dapat lebih optimal pertumbuhannya dan menghasilkan produk berdaya saing tinggi.

Industri makanan dan minuman menjadi salah satu sektor andalan penopang pertumbuhan manufaktur dan ekonomi nasional. Peran pentingnya terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri nonmigas, yang mencapai 36,4 persen pada triwulan pertama 2020. Bahkan sepanjang semester pertama tahun 2020, industri makanan dan minuman memberikan devisa yang paling besar dengan ekspor senilai 13,73 miliar dolar Amerika. Sektor ini juga mendominasi sektor usaha di dalam negeri, terutama industri kecil menengah (IKM), sehingga menjadi tumpuan bagi berputarnya roda ekonomi nasional. Industri ini ditargetkan mampu unggul di wilayah Asia Tenggara.

30
July


Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan rehabilitasi lahan mangrove atau hutan bakau hingga seluas 200 hektare di berbagai kawasan pesisir nasional selama 2020.

Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP Aryo Hanggono dalam siaran pers di Jakarta, Minggu (26/7), menyampaikan, rehabilitasi mangrove tersebut dilakukan dengan penanaman mangrove di 12 lokasi. Salah satu lokasi prioritas terdapat di Lampung Timur dengan rencana penanaman seluas 40 hektare yaitu Desa Margasari dan Desa Sriminosari.

Menurut Aryo, rehabilitasi tanaman mangrove di lokasi ini bertujuan untuk menangkal abrasi serta meningkatkan ekosistem laut. Tidak hanya itu, lokasi tersebut juga diharapkan dapat menjadi daerah ekowisata yang dapat memberikan mata pencaharian alternatif bagi masyarakat pesisir di Kabupaten Lampung Timur.

Sampai tahun 2024, KKP berencana melakukan penanaman mangrove seluas 1.800 hektare. Upaya lain yang dilakukan KKP untuk rehabilitasi mangrove adalah dengan memfasilitasi lokasi mangrove melalui pembangunan jalur mangrove dan pusat restorasi pembelajaran ekosistem pesisir yang akan dibangun di 10 kabupaten/kota pada tahun 2021.

Sementara itu, Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil KKP, Muhammad Yusuf mengungkapkan, hutan mangrove adalah penyimpan cadangan karbon yang melimpah selain fungsi utamanya sebagai sistem penyangga pantai dari abrasi akibat gelombang dan naiknya permukaan air laut.

Dikatakannya, Indonesia memiliki 23 persen dari mangrove dunia. Mangrove memegang peranan penting sebagai pengendali karbon dunia selain sebagai pengendali ekosistem laut.

Yusuf juga mengajak masyarakat menjaga mangrove dari perusakan, memanfaatkan ekosistem mangrove dengan cara yang bijak dan tetap menjaga kelestariannya karena ekosistem mangrove sangat rentan dan terbatas.

Penanaman mangrove seluas 200 hektare akan dilakukan di 12 lokasi di seluruh Indonesia, antara lain Provinsi Aceh terletak di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Bangka Belitung terletak di Kabupaten Belitung, Provinisi Sumatera Barat di Kabupaten Pasaman Barat dan Kabupaten Pesisir Selatan, serta Provinsi Lampung di Kabupaten Lampung Timur.

Di Provinsi Jawa Barat penanaman mangrove dilakukan di Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Tengah di Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Timur di Kabupaten Sampang, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Lamongan.

Sementara itu di Provinsi Kalimantan Barat penanaman mangrove dilakukan di Kabupaten Mempawah, dan Provinsi Nusa Tenggara Timur dilakukan di Kota Kupang.

29
July


Gubernur Bali, Wayan Koster, menyampaikan apresiasi atas perhatian khusus yang diberikan pemerintah pusat melalui sejumlah kementerian terhadap pemulihan pariwisata Bali yang terdampak pandemi Covid-19. Apresiasi tersebut dinyatakan dalam Webinar & Peluncuran Video Bali Bangkit "Pesan dan Harapan Para Menteri Kabinet Indonesia Maju" dari Ruang VIP Kantor Bupati Jembrana, Negara, Minggu 26 Juli lalu yang dipantau kantor berita Antara.

Koster mengakui Bali paling besar menerima dampak dari pandemi Covid-19 karena statusnya sebagai destinasi wisata kelas dunia. Koster melaporkan, Bali mengambil sejumlah langkah pemulihan yang diawali secara spiritual dengan upacara Pemahayu Jagad di Pura Besakih pada 5 Juli lalu. Dilanjutkan dengan pembukaan aktivitas masyarakat kecuali sektor pendidikan pada 9 Juli lalu. Pada 31 Juli nanti akan dibuka pintu pariwisata domestik dan akan disusul dengan pembukaan pariwisata internasional pada 11 September mendatang.

Tahapan yang dipaparkan Gubernur Bali itu bertujuan memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat dalam beraktivitas dan tetap produktif di masa pandemi, sekaligus menyiapkan diri menghadapi dibukanya kembali pariwisata.

Sejumlah menteri memberikan pesan dan harapan agar perekonomian Bali kembali bangkit dari keterpurukan setelah terdampak Covid-19 lewat rekaman video bertajuk Bali Bangkit.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, mengungkapkan rasa keprihatinannya terhadap kondisi pariwisata Bali yang terpukul cukup berat akibat pandemi Covid-19. Suharso mengatakan akan hadir langsung di pulau itu guna mengambil langkah cepat dalam pemulihan kondisi perekonomian Bali.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebut, stimulus ekonomi yang dikeluarkan pemerintah dapat membangkitkan kembali pariwisata Bali dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19.

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Panjaitan juga mengatakan pemerintah menyediakan tiga program mendukung Usaha Mikro, Kecil, Menengah-UMKM di antaranya program restrukturisasi kredit, subsidi dan penjaminan modal kerja.

Menteri Badan Usaha Milik Negara-BUMN, Erick Thohir, mengatakan BUMN dengan sumber daya akan melakukan yang terbaik bagi Indonesia misalnya melalui Himpunan Bank Milik Negara, sudah disiapkan restrukturisasi kredit UMKM.

Menteri-menteri lain turut memberikan pesan, di antaranya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama. Juga Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo.

29
July

Pernyataan  Direktur Jenderal WHO Tedros Ghebreyesus , Senin (27/4) waktu Swiss, bahwa pandemi Corona masih jauh dari selesai, telah   mengguncang banyak pihak. Menurut WHO virus  Corona atau tepatnya Covid19 telah mengubah dunia. Sejak ditemukan akhir Desember lalu hingga saat ini jumlah yang terinfeksi masih terus mengalami naik turun. WHO menyebut hal ini sebagai darurat kesehatan terparah yang pernah di hadapi dunia.  Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan akan mengadakan kembali komite darurat WHO minggu ini untuk melakukan tinjauan.

 

Kalau merujuk pada perjalanan sejarah manusia, Covid 19 bukanlah wabah yang pertama menyerang umat manusia. Sepanjang sejarah, kehidupan manusia telah dipengaruhi oleh adanya berbagai macam penyakit menular. Namun  Covid19 telah membuat daerah dan negara yang sudah tersambung menjadi terpisah dalam upaya menjaga jarak dan lockdown. Hal ini menimbulkan dampak  ekonomi yang cukup parah di seluruh dunia. Ketika WHO menyebut bahwa tantangan covid19 masih jauh dari selesai, tentu yang harus dilakukan adalah penyesuaian. Kehidupan masih terus bergilir. Ekonomi tiap negara masih harus berputar. Namun hingga Senin (27/7/2020), sudah lebih dari 16 juta kasus Covid-19 yang telah dilaporkan sejak Januari, serta lebih dari 650.000 kematian. Yang juga menjadi catatan penting ketika merumuskan penyesuaian adalah banyak negara tidak memasuki fase yang sama dalam sebaran covid19. Ada yang memasuki fase lockdown kedua. Ada negara yang sudah mengupayakan Tatanan Kehidupan Baru dengan jumlah penduduk yang terinfeksi covid19  justru makin meningkat. 

 

Untuk itu peran Lembaga Kesehatan Dunia ( WHO) dibutuhkan untuk mengawal, menginisiasi segala perkembangan protokol  yang  mungkin dibutuhkan.  Kepatuhan menjalankan  protokol covid 19 secara serentak yang mau tidak mau banyak  mengubah kebiasaan dunia,  sepertinya menjadi kata kunci agar dapat menyesuaikan diri dengan situasi pandemi. Sehingga negara-negara bisa tetap memutar roda ekonominya ditengah pandemi seperti saat ini.