Dalam pertemuan tersebut, Retno dan Hanke meluncurkan Rencana Aksi Kemitraan Komprehensif Indonesia-Belanda untuk tahun 2024-2025. Rencana ini diluncurkan untuk memperpanjang kemitraan kedua negara yang telah berlangsung sepuluh tahun dan berdampak pada kunjungan-kunjungan yang lebih intens.
“Tahun ini menandai satu dekade Kemitraan Komprehensif kedua negara yang dimulai pada tahun 2013. Saya senang melihat kemitraan ini tumbuh semakin kuat selama dekade terakhir yang ditandai dengan peningkatan kunjungan dan inisiatif tingkat tinggi serta penandatanganan lebih dari 30 perjanjian bilateral,” kata Retno dalam konferensi pers.
Menlu melanjutkan, perdagangan bilateral Indonesia-Belanda yang mencapai rekor tertinggi sebesar US$ 6,23 miliar. Retno dan Hanke sepakat akan pentingnya menyelesaikan perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) Indonesia-Uni Eropa.
“Belanda merupakan mitra dagang terbesar kedua bagi Indonesia di Eropa. Dan tahun lalu perdagangan bilateral kita mencapai rekor tertinggi, sebesar US$6,23 miliar,” kata Retno.
Selain itu, Retno menyebut Indonesia mengundang Belanda untuk menjajaki peluang yang lebih luas, termasuk investasi ramah lingkungan. Indonesia, sebutnya, mengapresiasi komitmen Belanda mendukung transisi energi dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Retno juga menyebut harapan Indonesia akan kerja sama kedua negara untuk mengembangkan industri semikonduktor.
Kerja sama sosial budaya juga dibahas oleh Retno dan Hanke. Menlu Retno mengapresiasi repatriasi empat patung Singasari ke Indonesia. Retno juga menyebut pentingnya kolaborasi antarmuseum di kedua negara.
Dalam pernyataannya, Retno menyambut baik penandatangan nota kesepahaman mengenai kerja sama di bidang keamanan siber. Menlu juga menyambut baik masuknya Belanda sebagai anggota baru mitra pembangunan ASEAN. Retno menilai, masuknya Belanda akan merekatkan kerja sama ASEAN dengan Uni Eropa.
Menlu Belanda Apresiasi Kemitraan Indonesia-Belanda
Sementara itu, Menlu Belanda Hanke mengapresiasi Konferensi Energi Terbarukan dan Iklim (RECSIN) di Jakarta pada Oktober lalu. Hanke juga mengumumkan hibah investasi sebesar 105 juta euro untuk mendukung inisiatif berkelanjutan dan inklusif di Indonesia.
"Dalam upaya kami untuk mencapai masa depan yang berkelanjutan, saya dengan bangga mengumumkan bahwa Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Kerjasama Pembangunan Belanda mengusulkan hibah investasi sebesar 105 juta euro sebagai bagian dari program kerja sama sebesar 300 juta euro melalui kemitraan kami dengan Invest International," katanya.
Hanke juga mengapresiasi kemitraan Indonesia dan Belanda sejauh ini. Hanke meyakini, kemitraan Indonesia dan Belanda akan menjadi momentum menuju masa depan yang lebih baik.
"Indonesia dan Belanda saling membantu untuk mencapai tujuan bersama. Saya sangat bangga bahwa kita adalah mitra yang hebat. Saya sangat yakin bahwa kemitraan kita akan menjadi titik awal yang kokoh menuju masa depan yang lebih hijau, lebih aman, dan lebih baik yang kita semua inginkan," ujarnya.