VOI PESONA INDONESIA Teluk Kiluan adalah objek wisata pantai yang terletak di Bumi Sari Natar, Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung dengan potensi wisata bahari, dan terkenal dengan banyaknya lumba-lumba, ikan paus disekitaran Teluk. Teluk Kiluan juga terkenal dengan keindahan alam dan surga bagi para pemancing handal. Karena setiap tahun diadakan lomba memancing yang diikuti oleh para pemancing handal di seluruh Indonesia. Lokasinya berjarak 73 km dari Bandara Lampung dan dapat dicapai selama 3 jam menggunakan mobil. Salah satu keistimewaan Teluk Kiluan adalah atraksi lumba-lumba di laut lepas.
Di Teluk Kiluan ini Anda dapat melihat kumpulan lumba-lumba yang jumlahnya ratusan ekor. Teluk Kiluan sebagai jalur migrasi dari dua jenis lumba-lumba, yaitu lumba-lumba hidung botol dengan badan lebih besar, berwarna abu-abu. Yang kedua adalah lumba-lumba Paruh Panjang yang bertubuh lebih kecil. Jumlah kedua lumba-lumba itu sangat banyak karena yang melewati Teluk Kiluan ini diperkirakan mencapai ratusan bahkan ribuan lumba-lumba. Kedua jenis lumba-lumba itu cukup akrab dengan manusia. Lumba-lumba senang mendekati perahu atau kapal yang tengah melintas di laut. Lumba-lumba sebaiknya dilihat pada pagi hari pukul 06.00 WIB.
Teluk Kiluan tidak hanya memiliki keistimewaan sebagai jalur migrasi lumba-lumba saja tetapi juga terdapat Laguna Gayau atau Kolam Renang alami yang terletak di Balik Bukit Teluk Kiluan. Untuk sampai di spot Laguna Gayau dibutuhkan waktu kurang lebih 30 menit karena letaknya berada tepat di belakang bukit Teluk Kiluan. Terdapat juga pemandu wisata lokal yang memandu para wisatawan dan pengunjung yang beru pertama kali ke Teluk Kiluan dengan biaya Rp 50.000 untuk satu kali perjalanan bolak balik. Untuk masuk ke area laguna diwajibkan membeli tiket seharga Rp 5.000 per orang. Untuk mencapai laguna, wisatawan dan pengunjung pasti melewati pantai yang sangat indah karena dipenuhi dengan sebaran bebatuan besar namun tetap harus tetap waspada dengan ombaknya yang juga cukup besar. Setelah melewati pantai barulah bisa melihat keindahan Laguna Gayau yang terbentuk oleh cekungan di tepi pantai dan dibatasi oleh dinding-dinding batu karang. Air di dalam laguna tersebut sangat jernih dan bersih dengan warna biru kehijauan. Kedalaman laguna berkisar 1 sampai dengan 3 meter sehingga aman untuk berenang ataupun sekadar berendam didalamnya. Aktivitas water sport lain yang bisa kita lakukan di Teluk Kiluan Lampung disamping kegiatan mengejar lumba-lumba dan berbagai jenis ikan hias, adalah snorkeling. Sisi tepi pantai bervariasi, mulai dari pantai berpasir putih dengan kontur pantai yang landai hingga tebing-tebing berbatuan. VOI
VOI PESONA INDONESIA Coto Mangkasara atau biasa disebut Coto Makassar adalah hidangan berkuah khas Makassar yang cukup banyak penggemarnya di Indonesia, bahkan cukup terkenal hingga ke Mancanegara. Ke Makassar tidak lengkap jika belum mencicipi Coto Makassar. Setiap wisatawan nusantara datang ke Makassar, salah satu agenda utamanya adalah mencicipi Coto Makassar.
Coto Makassar berbahan dasar daging sapi, ditambah dengan jeroan sapi atau isi perut sapi berupa paru, hati, usus, jantung, dan babat, yang direbus dalam waktu yang lama. Sementara bumbu kuahnya merupakan perpaduan sejumlah rempah-rempah dan gilingan kacang tanah yang sudah digoreng. Rebusan jeroan sapi yang bercampur dengan daging sapi tersebut kemudian diiris dan dibumbui dengan bumbu yang sudah diracik sendiri.
setelah jeroan dan daging sapi direbus dengan kuah yang telah dicampur dengan jahe, lengkuas, serai dan daun salam, tiriskan airnya dan potong daging menjadi bentuk dadu dan rebus kembali dengan kuah kaldu. Kemudian tumis semua bumbu yang sudah dihaluskan.
Bumbu ini mencakup, bawang putih, bawang merah, tauco, cabai keriting yang sudah direbus, kemiri, ketumbar, jintan yang sudah disangrai, merica butiran dan garam. Setelah tercium bau harum dari tumisan bumbu tersebut, selanjutnya masukan bumbu tersebut kedalam kaldu, dan tambahkan kacang tanah yang sudah digoreng dan rebus hingga mendidih.
saat ini Coto Makassar sudah menyebar ke seluruh penjuru Indonesia, mulai dari warung di kaki lima hingga restoran. Apabila anda mengunjungi Makassar sangat disarankan untuk mencicipi masakan ini. Anda dapat menemukan makanan ini hampir disetiap tempat makanan di Makassar dengan kisaran harga Rp. 20.000 – Rp. 25.000 per porsi.
Desa Colol di Kecamatan Poco Ranaka Timur, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Nusa Tenggara Timur sejak lama dikenal sebagai daerah penghasil kopi. Kini desa ini ditetapkan sebagai desa wisata berbasis kopi. Kopinya dikenal dengan nama Kopi Colol. Kopi Colol sudah terkenal di tingkat Internasional. Kopi ini sudah pernah mendapatkan beberapa penghargaan dan kemenangan dalam berbagai festival kopi tingkat nasional. Awal mula petani setempat menanam kopi di Colol adalah bibit kopi yang dibawa oleh orang Belanda. Berawal dari Colol kemudian kopi disebarluaskan ke seluruh petani di Manggarai Raya. Saat ini Kopi Colol sudah diekspor ke Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa.
Kampung Colol berada di sebuah lembah berhawa dingin dan tanahnya subur untuk ditanami berbagai jenis tanaman holtikultura. Berwisata ke desa wisata ini, anda bisa menikmati segarnya udara dan asrinya desa wisata ini. Karena merupakan desa wisata berbasis kopi, tentu anda harus menikmati uniknya citra rasa kopi Colol. Anda juga bisa berwisata agrobisnis sekaligus ikut panen kopi bersama petani di Kampung Lembah Colol. Musim panen kopi di wilayah Manggarai Raya biasanya berlangsung dari Juni hingga Agustus.
Tak hanya itu, berwisata ke desa Colol, anda bisa juga menyaksikan dan merasakan tradisi-tradisi masyarakat setempat. Warga masyarakat di Manggarai Timur memiliki tradisi Inung Kopi Pait (minum kopi pahit). Jadi apabila bertamu di rumah-rumah orang Manggarai Timur maka mereka akan menyuguhkan kopi pahit (Inung Kopi Pait). Saat ini petani di Kampung Lembah Colol serta kampung lain di Manggarai Raya sedang musim panen kopi. Memang disarankan berkunjung ke desa wisata ini lebih baik saat musim panen kopi.
VOI PESONA INDONESIA Istano Basa yang lebih terkenal dengan nama Istana Pagaruyung, adalah sebuah istana yang terletak di kecamatan Tanjung Emas, kota Batusangkar, kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat. Istano Basa yang berdiri sekarang sebenarnya adalah replika dari yang asli. Istano Basa yang asli terletak di atas bukit Batu Patah dan dibakar habis pada tahun 1804 oleh kaum paderi yang kala itu memerangi para bangsawan dan kaum adat. Istana tersebut kemudian didirikan kembali namun kembali terbakar tahun 1966. Istana tersebut dibangun lagi pada tahun 1976 sebagai replika dari istana Pagaruyung asli. Istana tersebut dibangun setelah pemberantasan gerakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) pada tahun 1958, yang berpusat di Sumatra Barat.
Proses pembangunan kembali Istano Basa dilakukan dengan peletakan tunggak tuo (tiang utama) pada 27 Desember 1976 oleh Gubernur Sumatra Barat waktu itu, Harun Zain. Bangunan baru ini tidak didirikan di tapak istana lama, tetapi di lokasi baru di sebelah selatannya. Pada akhir 1970-an, istana ini telah bisa dikunjungi oleh umum. Setelah selesai dibangun, istana menjadi dikenal publik sebagai tempat kunjungan wisata dan museum. Istana ini tidak dibangun pada situs aslinya tetapi berpindah ke sebelah selatan dari situs aslinya. Istano Basa ini berjarak lebih kurang 5 kilometer dari pusat kota Batusangkar. Istana ini merupakan objek wisata budaya yang terkenal di Sumatra Barat.
Istana Pagaruyung asli dibangun seluruhnya dengan batang-batang kayu. Namun, bangunan yang terbaru dibangun dengan struktur beton modern. Istano Basa Pagaruyuang dibangun dengan mempertahankan teknik tradisional dan material kayu yang dihias dengan 60 ukiran yang menjelaskan filosofi dan budaya Minangkabau. Istana ini memiliki tiga lantai dengan 72 tiang dan gonjong sebagaimana pada umumnya Rumah Gadang, yang dilengkungkan serupa tanduk dari 26 ton serat ijuk. Istana ini juga dilengkapi dengan lebih dari 100 replika furnitur dan artefak antik Minang, yang bertujuan agar istana dihidupkan kembali sebagai pusat budaya Minangkabau serta objek wisata di Sumatera Barat.
Objek Wisata Istana Siak Assereyah Hasyimiah atau Istana Matahari Timur di Riau, kembali menerima kunjungan wisatawan. Seperti destinasi wisata lainnya, wisatawan harus mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Selain itu, wisatawan tak bisa langsung masuk ke dalam istana yang merupakan peninggalan pemerintahan Sultan Syarif Hasyim dan dibangun pada tahun 1889. Wisatawanwajib mengantre menunggu giliran untuk dapat masuk tenda yang telah disediakan. Jika sudah waktunya masuk, wisatawan punya waktu 20 sampai 30 menit untuk menikmati suasana di dalam Istana Siak.
Istana Asserayyah Al Hasyimiah atau yang disebut juga Istana Matahari Timur dikerjakan oleh arsitek dari Jerman yang mengadopsi gaya arsitektur Eropa, India, Arab serta perpaduan Melayu tradisional. Keindahan istana ini sudah terlihat mulai dari pintu masuk gerbang istana yang dihiasi sepasang burung elang yang terbuat dari perunggu sedangmenyambar dengan mata yang memancar tajam. Burung elang merupakan tanda kebesaran dan keberanian serta kemegahan kerajaan Siak pada masanya. Di dalam Istana Siak terdapat beragam koleksi peninggalan kerajaan Siak yang dapat disaksikan, seperti Mahkota Kerajaan Siak, Lambang dan bendera, Payung kerajaan, Singasana, Komet serta koleksi foto-foto. Jika melihat mahkota kerajaan Siak, anda akan melihat sebuah mahkota berlapis emas dan bertabur permata. Mahkota kerajaan ini dibuat semasa pemerintahan Sultan Siak ke-10. Bendera kerajaan Siak sendiri berwana kuning keemasan, dimana di tengahnya terdapat lambang kerajaan bermotif dua ekor naga. Di atas gambar naga ini terdapat kalimat Allah serta kaligrafi Nabi Muhammad.
sama seperti bendera Kerajaan Siak, payung kerajaan yang terbuat dari kain sutera berlapis emas pun berlambangkan dua ekor naga dengan Kalimat Allah serta tulisan Nabi Muhammad. Tepat di tengah ruangan istana, anda akan melihat Singasana Kerajaan Siak. Singasana ini terdiri dari kursi keemasan yang penuh dengan ukiran indah. Kursi ini terbuat dari bahan kuningan berbalut dengan emas. Koleksi lain berupa Komet, sejenis Gramafon raksasa juga dapat anda lihat di istana indah ini. Gramafon ini terbuat dari tembaga dengan piringan dari bahan kuningan. Konon Gramafon ini hanya ada dua di dunia, yakni di Jerman sebagai pembuatnya dan di Istana Siak.
Pantai Tanah Kuning merupakan salah satu obyek wisata alam yang cukup populer. Pantai tersebut berada di Pulau Derawan, tepatnya di Desa Tanah Kuning, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Meskipun pantai ini bernama Pantai Tanah Kuning, pasir di pantai ini berwarna putih bersih. Nama Tanah Kuning diambil dari nama desa di mana pantai indah ini berada.
Pantai Tanah Kuning memiliki panjang 2 km dan lebar 75 meter. Airnya yang bersih dan seolah kebiruan menyatu dengan warna langit. Karena pantai ini termasuk pantai yang luas, banyak kegiatan yang dapat anda lakukan, seperti bermain pasir, sepakbola, dan aktivitas lainnya.
Anda bisa duduk bersantai sambil menikmati panorama laut dan sekitarnya. Anda juga dapat berenang di pantai ini karena air laut di sini sangat jernih. Akan tetapi Anda hanya boleh berenang di tepian saja karena jika agak ke tengah ombaknya cukup besar dan berbahaya. Menikmati alam di Pantai Tanah Kuning sangat asyik dan berkesan.
selain dapat menikmati semua keindahan yang ditawarkan, setiap pengunjung juga akan mendapatkan sambutan yang ramah dari penduduk sekitar. Untuk menuju lokasi wisata ini, anda dapat memilih berbagai alternatif jalan, mau melalui darat, laut atau melalui udara.
Apabila Anda memulai perjalanan dari Tanjung Selor, maka Anda dapat naik kendaraan roda empat atau melalui Sungai Kayan dengan menggunakan speed boat. Perjalanan akan memakan waktu kurang lebih 2 samapi 3 jam. Dan jika Anda memulai perjalanan dari kota Tarakan dan Kabupaten Berau, Anda dapat menggunakan kapal bermotor atau speed boat melalui laut. Perjalanan ini akan memakan waktu sekitar 2 jam.
Namun apabila Anda ingin lebih cepat sampai tujuan, anda dapat naik pesawat terbang perintis dan dalam waktu sekitar 15 menit Anda sudah tiba di lokasi tujuan.
Sebanyak 90 persen masyarakat Manggarai Timur berprofesi sebagai petani, baik petani ladang maupun sawah. Mereka hidup menyatu dengan alam. Segala sesuatu yang berhubungan dengan menanam berbagai jenis holtikultura selalu didahului oleh ritual adat yang menghormati alam semesta dan Tuhan Maha Pencipta. Karenanya tak heran mengapa masyarakat Manggarai Timur punya beragam ritual adat yang berhubungan dengan pertanian. Salah satunya ritual Umbiro yang dilaksanakan di pinggir ladang ketika padi mulai berisi.
Ritual Umbiro digelar, untuk meminta alam semesta, leluhur dan Tuhan Maha Pencipta agar memberikan hasil yang berlimpah dan menjaga padi dari gangguan roh-roh halus. Ritual Umbiro selalu digelar oleh para petani di Manggarai Timur, khususnya di Desa Mbengan, Desa Ranakolong, Desa Gunung, Desa Gunung Baru serta 22 desa lainnya. Hingga kini, masyarakat setempat menggelar ritual Umbiro di pinggir ladang saat padi mulai berbunga dan biasanya dilaksanakan pada bulan Maret.
Ritual Umbiro adalah ritual meminta kepada alam semesta agar buah padi panjang dan bulirnya melimpah. Dalam bahasa setempat, "Umbi" adalah tarik dan "Ro" adalah nama sebuah tali yang hidup dan tumbuh di hutan. Jadi, ritual ini seperti lomba tarik tambang. Uniknya, yang melakukan Umbiro adalah kaum perempuan melawan kaum laki-laki dengan berpakaian adat setempat “songke”, selendang dan destar atau penutup kepala. Saat ritual ini dilakukan, lagu-lagu yang berhubungan dengan padi pun mengiringi ritual tersebut. Sebelum dilaksanakan ritual Umbiro di pinggir ladang, terlebih dahulu dipersembahkan sesajian kepada alam, leluhur dan Tuhan Maha Pencipta berupa ayam, babi dan kambing serta benda-benda lainnya.
Curup merupakan sebuah kota di daerah pegunungan bukit barisan dan dikelilingi oleh Bukit Kaba/Gunung Kaba dan Bukit daun. Penduduk aslinya adalah suku Rejang, tetapi banyak juga masyarakat dari suku lain seperti Jawa, Lembak, Minang, Serawai dan Sunda. Kota ini pernah menjadi ibu kota Provinsi Sumatra Selatan pada masa revolusi di bawah kepemimpinan Gubernur A.K. Gani. Berkunjung ke Kota Curup tidak lengkap rasanya jika Anda tidak menyibak keindahan alami Kota tersebut dari puncak bukit daun. Bukit daun merupakan salah satu hutan lindung di Indonesia yang menyediakan suplai oksigen cukup besar. Hutan ini sangat mudah ditempuh, karena merupakan jalan lintas Sumatera dan terletak di sepanjang jalan liku sembilan yang terbentang antara Kabupaten Kepahiang dan Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu.
Memasuki hutan, Anda akan dimanjakan oleh pemandangan dan suasana yang sangat alami. Udara segar dapat dhirup bebas disini. Bahkan sesekali terdengar kicauan burung bernyanyi dan monyet-monyet yang meloncat lalu saling bersahutan. Perlu diketahui bahwa hutan lindung ini sudah menjadi penyangga kehidupan masyarakat sekitar. Hutan lindung bukit daun sangat kaya akan hasil bumi seperti kayu, rotan, damar, madu ataupun buah-buahan seperti petai dan durian. Tidak hanya itu, hutan lindung ini juga menghadirkan suasana udara yang sejuk dan menjamin ketersediaan air. Di hutan primernya, eksotika alami khas hutan hujan tropis masih terasa sangat kental. Pohon-pohon yang tumbuh terlihat cukup rapat, bahkan sinar matahari tidak seutuhnya mampu menembus permukaan tanah. Endemik khas dari hutan ini adalah bunga Rafflesia, bunga terbesar di dunia.
Pada bukit ini terdapat kawah besar dengan ketinggian 1.700 m dari permukaan laut yang menyuguhkan pemandangan menarik. Hanya ada dua rute yang sudah terarah yaitu jalur tanah untuk para trekking dan jalur aspal yang bisa dilalui kendaraan roda dua. Memasuki kawasan puncak, jajaran barisan bukit yang terlihat indah di hadapan anda akan membuat anda takjub dengan cahaya matahari yang menusuk sela-sela pegunungan dengan warna jingganya yang sangat sayang untuk anda lewatkan tanpa mengabadikannya dengan lensa kamera Anda. Ketika malam tiba, gemerlap lampu Kota Curup dari atas puncak gunung menambah keindahan tempat ini. Malam akan terasa sangat singkat jika anda berada disana dengan panorama yang tak terlupakan.
Kabupaten Kepulangan Sangihe, Sulawesi Utara dikarunia sumber daya alam yang melimpah. Salah satunya, tumbuhan sagu yang tumbuh secara alami sejak dahulu kala. Banyaknya pohon sagu itu membuat masyarakat Sangihe menjadikan sagu sebagai pangan alternatif utama pengganti nasi. Jenis sagu yang tumbuh di Sangihe adalah varietas sagu Baruq. Sagu Baruq hidup di lahan kering, lereng, sampai tebing yang curam sesuai dengan topografi kepulauan Sangihe. Jenis sagu ini oleh masyarakat setempat diolah menjadi beragam makanan khas daerah setempat, dimana salah satu diantaranya adalah Sagu Porno.
Sagu Porno adalah olahan sagu yang dibakar menggunakan cetakan khusus yang terbuat dari tanah liat. Cetakan itulah yang disebut ''Porno''. Sedangkan olahan sagunya, dalam bahasa lokal sebenarnya disebut humbia pineda. Namun sampai sekarang masyarakat lebih popular menyebutnya dengan sagu porno. Cetakan porno sendiri bentuknya terdiri dari beberapa kotak kecil persegi panjang. Kata “Porno” sendiri menurut warga lokal berasal dari Bahasa Portugis, “Forno” yang berarti Oven. Kalau melihat bagaimana cara kerja cetakan porno terhadap olahan sagu ternyata fungsinya memang mirip dengan oven. Bangsa Portugis sendiri memang pernah meninggalkan jejak di Sulawesi Utara pada awal Abad ke-16.
Untuk membuat Sagu Porno, caranya dengan membakar porno di atas bara api. Setelah cukup panas, tepung sagu kasar dituangkan ke dalam cetakan dan ditutup dengan seng yang di atasnya diletakkan bara lagi. Rasa Sagu Porno begitu gurih ketika disantap. Kuliner ini sangat cocok dimakan bersama menu kuah ikan segar atau ikan bakar. Tidak sulit menemukan kuliner Sagu Porno di Sangihe, disana banyak rumah makan yang menyajikan Sagu Porno lengkap dengan lauknya.
VOI PESONA INDONESIA Bali adalah destinasi wisata yang popular di Indonesia. Selain menikmati keragaman budayanya, sebagian besar wisatawan datang ke Bali untuk menikmati keindahan alamnya, khususnya pantai-pantainya.
Jika ingin berkunjung ke Bali dan mencari wisata pantai yang tenang, Bali juga memiliki Pantai Bias Tugel. Pantai ini masih sangat alami dan belum banyak wisatawan yang berkunjung ke pantai ini.
nama Bias Tugel berasal bahasa Bali, yang terdiri dari kata “Bias” yang berarti pasir dan “Tugel” yang berarti terpotong. Kawasan wisata ini seperti sebuah potongan pantai dengan pasir putih yang pesisirnya tidak begitu luas.
Garis pantai ini hanya sekitar 150 meter. Di bagian sisi kanan dan kirinya dibatasi oleh batu karang. Batu-batu karang ini yang membuat objek wisata ini terpisah dari pantai lainnya. Karena itu, suasana di pantai ini terasa begitu tenang.
Ada beragam aktivitas wisata menarik bisa anda lakukan jika mengunjungi pantai ini, seperti berjemur di pantainya, berenang, snorkeling, diving, surfing, atau bahkan berendam di laguna kecil yang terdapat di daerah karang Pantai Bias Tugel.
Pantai Bias Tugel membentang di kawasan Padang Bai, Kabupaten Karangasem, Bali. Butuh waktu sekitar 2 sampai 2,5 jam dari Kota Denpasar, ibukota provinsi Bali untuk menuju pantai ini.
Tidak ada kendaraan umum, sehingga sangat disarankan untuk menyewa kendaraan bila ingin mengunjungi pantai ini. Tidak ada tiket masuk untuk menikmati Pantai Bias Tugel. Tetapi, Anda tidak bisa menginap di pantai ini, karena tidak tersedia penginapan.(VOI)