VOI PESONA INDONESIA Untuk merayakan Natal, umat Kristiani di berbagai daerah di Indonesia jaug-jauh hari sudah memasang beragam hiasan natal, seperti pohon natal, lonceng, patung sinterklas dan berbagai hiasan natal lainnya. Selain menghias rumah dengan berbagai ornamen Natal, umat Kristiani di Indonesia juga menyiapkan beragam kuliner khas Natal. Seperti yang dilakukan umat Kristiani di ambon. Mereka membuat Kue poporcis. Bagi masyarakat Ambon, Natal terasa kurang lengkap, jika belum menghidangkan kue Poporcis.
kue Poporcis sebenarnya diadaptasi dari kue khas Belanda bernama kue poffertjes. Bentuknya seperti pancake namun berukuran lebih kecil, sehingga kerap disebut pancake mini. Kue ini terbuat dari tepung terigu, kuning telur, baking powder, susu cair, mentega, dan garam. Uniknya, labu kuning juga ditambahkan dalam adonan kue ini. Ketika akan disajikan, kue ini ditaburi gula halus. Selain gula halus, ada juga yang menambahkan seperti es krim, madu, atau parutan keju. Tesktur kuenya halus dan empuk, dengan cita rasanya manis. Meskipun bentuknya kecil, kue ini cukup mengenyangkan.
Bagi masyarakat Ambon, Kue poporcis merupakan kue wajib saat perayaan hari Natal. Kue ini biasa disantap di pagi hari bersama dengan keluarga. Selain itu, Kue ini juga biasanya dijadikan suguhan kepada para tamu ketika berkunjung. Tak heran jika hari Natal tiba, anda bisa menemukan kue poporcis di tiap rumah umat Kristiani di Ambon.
VOI PESONA INDONESIA Museum Kota Batam Raja Ali Haji. Objek wisata di kota Batam ini baru dibuka 18 Desember lalu, bertepatan dengan peringatan Hari Jadi ke-191 kota Batam. Pembukaan ditandai dengan pembukaan tirai sketsa wajah Raja Isa bin Raja Ali atau Nong Isa oleh Walikota Batam Muhammad Rudi. Nong Isa adalah penerima mandat Sultan Abdul Rahman Muazzam Syah dari Kesultanan Lingga, untuk memerintah kawasan Nongsa dan sekitarnya pada 18 Desember 1829. Pemerintahan Nong Isa itu menjadi tonggak lahirnya Kota Batam.
Museum Batam Raja Ali Haji berlokasi di sekitar alun-alun kota, Dataran Engku Putri. Tak jauh dari pusat kota Batam. Museum ini memuat berbagai benda bersejarah dan foto peradaban kota kepulauan itu sejak masa Kerajaan Riau Lingga. Terdapat juga benda bersejarah pada waktu penjajahan Belanda, masuknya Tumenggung Abdul Jamal, Jepang, Kemerdekaan Indonesia. Selain itu di Museum ini juga ada berbagai benda benda bersejarah dari pemerintah Kabupaten Kepulauan Riau, awal pengembangan Otorita Batam, kepemimpinan BJ Habibie, Kota Administratif hingga masuk sejarah Astaka, Khasanah Melayu, dan infrastruktur Batam sekarang.
Bekunjung ke Museum ini, anda juga akan melihat beragam benda koleksi budaya Melayu, sekaligus belajar budaya melayu. Ada Bangkeng yang menjadi wadah penyimpanan baju pengantin Melayu. Umurnya diperkirakan mencapai ratusan tahun. Ada pula Pahar. Biasanya, Pahar digunakan untuk menyajikan hidangan. Bentuknya khas, lengkap dengan kakinya. Lalu ada Semberit, yaitu tempat hidangan berkaki dengan ukuran kecil. Koleksi museum berupa peralatan makan ala Melayu juga lengkap. Ada koleksi Sanggan, Talam, dan Sangku. Sangku adalah tempat mencuci tangan. Koleksi lainnya adalah Tepak Sirih lengkap dengan Kacipnya. Kacip ini digunakan untuk membelah pinang. Tepak Sirih semakin lengkap dengan Cembul tempat pinang, Gambir, Kapur, dan Tembakau. Ada juga Keto sebagai tempat membuang sisa makan sirih. Sebagai alasnya, Tepak Sirih dilengkapi dengan Puan. Ada pula Kaki Dian, tempat untuk meletakan lilin ini berasal dari zaman Riau-Lingga. Lalu, koleksi lainnya berupa Embat-Embat yang menjadi tempat air wangi. Ada juga Kupi yang notabene tempat penyimpanan peralatan menjahit. Tertarik melihat beragam koleksi ini, mari kunjungilah Museum Batam Raja Ali Haji.
VOI PESONA INDONESIA Pulau Sulawesi memiliki banyak potensi tempat wisata menarik yang patut untuk anda kunjungi. Salah satu tempat yang menarik dan banyak dikunjungi wisatawan mancanegara untuk menikmati keindahan alam khususnya wisata bahari adalah provinsi Sulawesi Tenggara. Keindahan Tempat Wisata bahari Sulawesi Tenggara ini dijamin membuat Anda terpana. Sebagai bangsa Indonesia layak bangga karena sebagai negara maritime, Indonesia banyak memiliki surga bawah laut paling indah di dunia. Surga bawah laut tersebut salah satunya dikenal dengan Taman Nasional Wakatobi yang terletak di Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara. Wakatobi yang mulai dijadikan Taman Nasional pada tahun 1996, dengan total area 1,39 juta hektar, memiliki keanekaragaman hayati laut dan karang yang menempati salah satu posisi prioritas tertinggi dari konservasi laut di Indonesia. Keindahan dan kekayaan kawasan Taman Nasional Wakatobi sebenarnya sudah terkenal di mancanegara. Terutama setelah adanya Ekspedisi Wallacea dari Inggris tahun 1995. Dari hasil penelitian Ekspedisi tersebut ditemukan bahwa kawasan Sulawesi Tenggara ini memang kaya akan spesies koral.
Taman Nasional Wakatobi merupakan salah satu dari 50 taman nasional yang ada di Indonesia yang terletak di kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Wakatobi ditetapkan secara sebagai Taman Nasional ditetapkan secara resmi pada tahun 2002, dengan total area 1,39 juta hektar. Kekayaan yang dimiliki Wakatobi adalah keanekaragaman hayati laut, skala dan kondisi karang yang menempati salah satu posisi prioritas tertinggi dari konservasi laut di Indonesia. Di taman ini terdapat panorama keindahan alam bawah laut yang memiliki 25 buah gugusan terumbu karang. Gugusan terumbu karang dapat dijumpai sekitar 112 jenis dari 13 famili yang terletak pada 25 titik di sepanjang 600 km garis pantai. Di samping keindahan yang disajikan oleh beraneka ragam terumbu karang, taman tersebut juga memiliki ragam spesies ikan. Kekayaan jenis ikan yang dimiliki taman nasional ini sebanyak 93 jenis seperti ikan konsumsi perdagangan dan ikan hias.
Wakatobi sendiri sebenarnya merupakan singkatan dari gugusan pulau yang mengitarinya di antaranya ada Wangi-Wangi (Wa), Kaledupa (Ka), Tomia (To) dan Binongko (Bi). Semua pulau tersebut dapat di kunjungi oleh para wisatawan, Di Wakatobi, terdapat juga tiga jenis penyu yang sering mendarat di pulau-pulau yang ada di taman nasional yaitu penyu sisik, penyu tempayan, dan penyu lekang. Bagi para wisatawan yang menyukai keindahan alam bawah laut dapat melakukan beberapa kegiatan di Taman Nasional Wakatobi, seperti menyelam, snorkeling dan berenang untuk melihat gugusan terumbu karang yang indah dan berbagai hewan bawah laut dan juga menyaksikan berbagai kebudayaan masyarakat setempat. Jika Anda tidak bisa menyelam, Anda dapat melihat lumba-lumba yang muncul di atas permukaan. Tempat terbaiknya melihat lumba-lumba adalah di Pelabuhan Mola Raya yang bisa dicapai dalam waktu 20 menit saja. Anda bisa menggunakan perahu sewaan dari Kota Wanci, Wangi-Wangi. Fasilitas yang dimiliki ini juga cukup lengkap, mulai dari fasilitas jalan yang memadai hingga taksi yang lumayan jumlahnya. Tempat makannya juga tergolong bersih dan penginapan di sekitar harganya terjangkau. Untuk mencapai Wakatobi, kita dapat menggunakan pesawat terbang berangkat dari Jakarta menuju ibukota provinsi Kendari. Kemudian lanjutkan ke bandara Wakatobi. Namun, penerbangan hanya dilakukan dua kali seminggu saja.Jika menggunakan transportasi laut, maka kita harus melalu pelabuhan di Makassar, Sulawesi Selatan. Ada sarana kapal penumpang besar menuju Wakatobi. Sedangkan jika yang suka berpetualang jalur darat, bisa berangkat dari Makassar menggunakan bus atau mobil, kemudian perjalanan dilanjutkan ke Kolaka, dan berakhir ke Kendari. Dari Kendari kemudian menyeberang dengan kapal regular menuju Wakatobi.
VOI PESONA INDONESIA Kali ini, akan memperkenalkan kepada anda objek wisata “Goa Jatijajar”, salah satu destinasi unggulan Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Goa ini terletak di kawasan pegunungan kapur yang membentang di sisi selatan Kecamatan Gombong, Kebumen, tepatnya berada di Desa Jatijajar, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen. Jarak goa dari Kota Kebumen sekitar 32 kilometer dengan waktu tempuh kurang-lebih satu jam. Tiket masuknya sebesar Rp. 12.500,- per orang dengan tarif parkir Rp. 5000,- untuk mobil dan Rp. 2000,- untuk motor.
Gua Jatijajar ini memiliki panjang 250 meter, tinggi 12 meter, lebar 15 meter dan berada di ketinggian 50 meter di atas permukaan laut (Mdpl). Menjelang masuk kawasan Gua, terdapat logo fosil dinasaurus. Ada pula patung raksasa dinosaurus yang mengeluarkan air menjelang sampai mulut goa. Masuk ke dalam goa, anda akan melihat pesona keindahan stalagmit dan stalagtit yang menggantung di dinding dan di lantai gua. Selain stalagtit dan stalagmit, terdapat pula banyak tiang kapur. Fenomena tiang kapur itu merupakan pertemuan stalagtit dan stalagmit yang terbentuk selama jutaan tahun.
Ada pula beberapa sendang atau kolam di dalam Goa Jatijajar yang menjadi sumber aliran sungai. Terdapat empat sendang yaitu sendang Puser Bumi, Sendang jombor, Sendang Mawar, dan Sendang Kantil. Air di keempat sendang itu juga dipercaya memiliki khasiat masing-masing. Air Sendang Puser Bumi dan Sendang Jombor dipercaya dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan menurut kepercayaan masing-masing. Sementara Sendang Mawar dipercaya dapat membuat seseorang awet muda jika mandi atau mencuci muka disana. Sedang Sendang Kantil, konon dipercaya jika seseorang mandi atau mencuci muka di sana, niat dan cita-citanya akan mudah tercapai.
Goa Jatijajar juga tidak lepas dari legenda Raden Kamandaka – Lutung Kasarung. Cerita ini memang khas Jawa Barat karena berasal dari Kerajaan Padjajaran. Karenanya, Gua ini juga dipercantik dengan 8 diorama dan 32 patung yang mengisahkan legenda Raden Kamandaka Putera Mahkota dari Kerajaan Pajajaran atau dikenal Lutung Kasarung dengan versi cerita rakyat Jawa Tengah. Patung-patung ini juga diberi lampu-lampu dan terlihat lebih estetik. Sepanjang jalan gua juga dilengkapi penerangan. Saat di dalam gua Anda perlu hati-hati karena cukup licin. Setelah menikmati gua, Anda bisa mengunjungi taman labirin untuk bersantai. Disana juga terdapat tempat main anak-anak. Fasilitas lain yang tersedia adalah toilet, mushola, tempat makan dan parkir.
VOI PESONA INDONESIA Papua Barat tak hanya Raja Ampat. Ada banyak destinasi yang mengagumkan dari ujung barat Papua. Provinsi yang beribukota di Manokwari ini punya deretan tempat wisata yang tidak kalah sama Papua. Salah satunya adalah Danau Framu, surga tersembunyi di Papua.
Tak banyak yang mengetahui keberadaan danau ini. Selain karena lokasinya di Papua, danau ini juga berada di tengah hutan.
Danau Framu terletak di dalam hutan. Dari jalan utama menuju danau Framu anda harus jalan kaki sekitar 10 hingga 15 menit menyusuri hutan kecil Papua Barat yang didominasi dengan tumbuhan semak belukar. Di antara rerimbunan semak belukar itulah danau yang didominasi warna biru toska ini berada.
Danau indah ini begitu bersih karena orang Papua asli alias penduduk lokal menjaganya. Danau Ayamura menyimpan banyak ikan yang sering diambil oleh penduduk setempat untuk makan sehari-hari. Karena memberi manfaat, maka penduduk lokal merawat danau ini.
Meski indah luar biasa, namun hati-hati jika ingin berenang di danau ini. Airnya yang tenang pertanda bahwa danau ini cukup dalam. Katanya kedalaman danau ini bisa mencapai 6 meter. Namun, anda dapat berenang di tepian danau atau sekedar menceburkan kaki dan berjalan di bebatuan yang jelas terlihat dari pinggir danau.
Danau Framu adalah bagian dari Danau Ayamaru yang terletak di Kota Ayamaru, Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat, sekitar 216 kilometer arah barat dari Kota Sorong. Dari kota Sorong menuju Ayamaru bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum selama 4 hingga 5 jam perjalanan.
Jalan menuju Danau Framu lumayan sulit karena tidak semua rutenya melalui jalan raya beraspal mulus. Hampir semua jalannya merupakan jalan kecil dan bergelombang serta berbatu. Kondisi jalan yang seperti inilah yang membuat Danau Framu tak sering dijamah oleh para pengunjung.
VOI PESONA INDONESIA Brekecek adalah salah satu masakan tradisional khas Cilacap Jawa Tengah yang menggunakan kepala ikan, yaitu ikan Jahan sebagai bahan dasarnya. Makanan ini sangat unik dan memiliki cita rasa yang khas, sehingga masyarakat Cilacap dan sekitarnya juga wisatawan asing yang datang ke sana menggemari masakan ini.
selain mempunyai cita rasa yang khas, nama Brekecek juga sangat unik, sehingga membuat orang yang tidak tahu menjadi penasaran dan ingin mencicipinya. Konon, nama Brekecek diambil dari kata Brek yang mempunyai arti dijatuhkan atau diletakkan dan Kecek yang berarti dikecek atau dicampur.
ada dua jenis Brekecek, yaitu Brekecek ikan dan brekecek basur atau itik serati. Walaupun bahan dasar yang digunakan tidak sama, tetapi bumbu yang digunakan tetap sama. Bumbu tersebut juga akan disesuaikan dengan bahan dasarnya sehingga memiliki cita rasa yang cocok dengan bahan dasarnya. Jenis Brekecek yang paling digemari dan dijual adalah Brekecek ikan. Karena Cilacap merupakan daerah pesisir pantai dan penghasil ikan, maka mudah mencari bahan dasar yang akan digunakan.
kuah brekecek mempunyai rasa yang khas; gurih, manis dan pedas . Rasa ini meresap ke dalam ikan atau daging itik, sehingga memberikan kelezatan tersendiri pada masakan ini. Aroma rempah yang terasa pada kuahnya juga menambah nikmatnya Brekecek ini. Apalagi bila Brekecek ini disajikan bersama dengan nasi hangat. Karena menggunakan kepala ikan sebagai bahan dasarnya, maka pada waktu menikmatinya banyak orang yang suka menyeruput kepala ikan ini. Itulah yang menjadi sensasi dalam menikmati brekecek ini.
Brekecek sangat mudah ditemukan di daerah Cilacap Jawa Tengah, karena di sini banyak warung makan yang menyajikan makanan tradisional ini. Sejalan dengan perkembangan jaman, Brekecek juga disajikan di hotel-hotel dan restoran di daerah Cilacap yang bertujuan untuk memperkenalkan dan melestarikan kuliner ini。
Pesona Indonesia kali ini, akan memperkenalkan kepada anda objek wisata yang saat ini sedang viral di media sosial di Indonesia. Letaknya di kabupaten Pengalengan, Jawa Barat. Sempat viral di media sosial, karena objek wisata bernama Wayang Windu Panenjoan menawarkan beragam spot selfie dengan panorama indah perkebunan teh di segala penjuru dan suasana alam yang asri. Kata “panenjoan” sendiri berarti selayang pandang atau penglihatan. Jadi sejauh mata memandang, keasrian, dan kesejukan yang terlihat.
Wayang Windu Panenjoan terletak di Kebun Teh Kertamanah yang memiliki luas mencapai 13 hektar dan berada di ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut (mdpl). Harga tiket masuknya adalah Rp 10.000 per orang, dengan tarif parkir Rp 3.000 untuk sepeda motor, dan Rp 5.000 untuk mobil. Ada beragam aktivitas wisata menarik yang bisa dilakukan disana. Anda bisa menikmati suasana asri Pengalengan. Bagi yang suka foto, disini tersedia beragam spot selfie. Ada menara pandang tinggi yang terbuat dari kayu. Dari sana anda bisa melihat pemandangan Pangalengan dari ketinggian sekaligus berfoto dengan latar belakang alam yang hijau. Ada pula jembatan kayu yang melintang di atas hamparan kebun teh. Selain itu ada juga ornamen menyerupai pintu yang terbuka yang terbuat dari kayu. Selain berfoto dengan latar belakang langit cerah Pangalengan, jangan lupa juga menantikan momen sunset yang jadi ikon dari Wayang Windu Panenjoan.
Anda juga bisa datang pada malam hari, untuk mendapatkan lukisan langit malam yang indah dengan bintang- bintang yang terang. Selain spot foto, ada pula wahana wisata lainnya yang bisa dicoba. Pengelola menyediakan wahana ATV mengelilingi kawasan Wayang Windu Panenjoan. Tarifnya Rp 50.000 untuk satu putaran. Setiap putaran jaraknya kurang lebih 1,2 kilometer. Jika ingin berkemah, anda juga bisa melakukannya di sini. Tersedia beberapa spot yang bisa digunakan sebagai camping ground. Untuk tarif camping ground terdiri dari tiket masuk Rp 20.000, belum termasuk biaya keamanan Rp 10.000. Ada pula biaya parkir Rp 6.000 untuk sepeda motor dan Rp 10.000 untuk mobil. Wayang Windu Panenjoan punya fasilitas yang lengkap, seperti toilet, mushola, rumah makan,hingga gazebo. Bagi anda yang suka foto dan panorama alam yang asri, Wayang Winduu Panenjoan cocok menjadi destinasi wisata anda selanjutnya.
Kali ini saya akan memperkenalkan kepada anda salah satu kuliner tradisional khas Gorontalo yang melegenda, bernama Llabulo. Kuliner yang berbahan utama tepung sagu ini, selain merupakan makanan kegemaran raja-raja Gorontalo juga sebagai menu favorit untuk berbuka puasa.
Llabulo merupakan makanan yang terbuat dari tepung sagu yang ditambahkan aneka isi seperti telur ayam, daging ayam, daging sapi atau ampela yang kemudian diberi bumbu rempah khusus. Proses memasak dari makanan ini adalah dengan cara membungkus menggunakan daun pisang dan direbus. Tetapi bagi yang lebih suka dengan cita rasa makanan yang dibakar, anda bisa membakarnya sesuai dengan selera. Oleh karena itu tidak mengherankan, jika makanan ini selalu diburu oleh wisatawan dan warga lokal, terlebih pada bulan Ramadhan.
liabulo yang merupakan makanan khas Gorontalo berbungkus daun pisang ini, sebenarnya bisa dimakan langsung karena telah matang setelah proses perebusan. Tetapi tidak jarang masyarakat juga bisa mengolahnya lagi dengan dibakar maupun digoreng. Llabulo yang berisi adonan sagu, air kaldu, hati, ampela , lemak ayam beserta bumbu halus seperti bawang putih , bawang merah, cabe, lada dan garam sangat cocok bila dinikmati bersama makanan pendamping berupa bubur jagung. Bubur Jagung yang di Gorontalo dikenal dengan Binte Biluhuta berisikan sayuran , ikan cakalang, udang , jagung manis , tomat dan kemangi.
Llabulo yang mempunyai tekstur kenyal dengan rasa sedikit pedas ini berharga sekitar Rp. 5000 sampai dengan Rp. 7500 per bungkus. Ini juga bisa dijadikan oleh-oleh karena bisa bertahan kurang lebih 3 hari walaupun tidak dimasukkan ke dalam lemari pendingin.
Oleh karena itu bila Anda berkunjung ke Gorontalo, cicipilah llabulo ini, karena tidak lengkap jika belum mencicipi kuliner khas Gorontalo tersebut.
Kota Bandung, Jawa Barat merupakan salah satu tujuan wisata di pulau Jawa, termasuk wisata kuliner. Berbagai menu makanan murah dan enak mudah dijumpai di kota Bandung. Dari kuliner khas sampai makanan barat. Edisi pesona Indonesia kali ini akan memperkenalkan kepada anda salah satu kuliner khas Bandung, yang mudah dijumpai, bahkan di pinggir-pingir jalan, yakni Cireng. Cireng berasal dari bahasa Sunda yang artinya adalah Aci Goreng. Dinamakan demikian, karena bahan utama pembuatnya adalah tepung aci atau tepung kanji yang dicampur dengan sedikit tepung terigu, air, merica, garam, bawang putih dan daun bawang.
Kuliner ini berbentuk bulat. Rasanya gurih, kenyal dan enak. Meski terkesan sederhana, kuliner ini disukai oleh banyak orang. Seiring berjalannya waktu, jajanan khas Sunda ini semakin berkembang. Beberapa orang menambah isi pada cireng, sehingga kuliner ini memiliki variasi rasa yang beragam. Ada rasa dan isi daging ayam, daging sapi, sosis, baso, hingga keju dan ayam teriyaki
Cireng paling enak disajikan saat masih hangat. Cireng disantap sambil dicocol bumbu kacang, saus sambal, bumbu rujak, atau bumbu lainnya. Cireng bisa juga dimakan langsung atau original. Kuliner ini tidak hanya mudah dijumpai di pinggir jalan. Kini Cireng juga dijual secara online. Harganya relative murah, sekitar Rp. 10.000 hingga Rp. 20.000 per bungkus tergantung jenis variasi isian cireng itu sendiri.
Ngobeng adalah tradisi menghidangkan makanan dalam kegiatan adat Palembang, seperti dalam acara pernikahan, khitanan, syukuran, dan perayaan hari-hari keagamaan.
Tradisi ini diperkirakan dimulai pada era Kesultanan Palembang Darussalam dan merupakan tradisi Islam yang telah terasimilasi dengan budaya lokal, yakni makan bersama menggunakan tangan secara langsung sambil duduk bersila sesuai sunnah Nabi Muhammad.
secara teknis, ngobeng dilakukan dengan mengoper hidangan ke tempat makan yang dilapisi taplak meja. Mengoper tersebut bertujuan agar makanan segera tiba dan meringankan orang yang membawanya. Ada orang yang bertugas membawa baskom atau ceret berisi air untuk tamu mencuci tangan. Sebab, tamu makan tanpa menggunakan sendok.
Satu hidangan dalam ngobeng ditujukan bagi delapan orang agar hadirin tetap dapat menjangkau sajian yang telah dihidangkan penyelenggara acara. Sajian makanan dalam ngobeng berupa iwak (lauk), pulur (sayur, sambal, dan buah-buahan), serta nasi putih atau nasi minyak yang dihidangkan di dalam dulang yang diletakkan di tengah-tengah hidangan.
tradisi ngobeng sudah mulai jarang dilakukan dan masyarakat Palembang, terutama muda-mudinya, tidak begitu mengenal tradisi ini karena penyajian makanan dalam berbagai acara di Palembang semakin tergantikan dengan metode prasmanan.