Pendengar, Tari kabasaran merupakan tarian tradisional masyarakat Minahasa. Kata "Kabasaran" berasal dari kata "Wasal", yang berarti ayam jantan. Para penarinya disebut "Kawasalan", yang berarti menari dengan meniru gerakan dua ayam jantan yang sedang bertarung. Kata "Kawasalan" ini kemudian berkembang menjadi "Kabasaran" yang merupakan gabungan dua kata “Kawasal ni Sarian”. “Kawasal” berarti menemani dan mengikuti gerak tari, sedangkan “Sarian” adalah pemimpin perang yang memimpin tari keprajuritan tradisional Minahasa. Perkembangan bahasa melayu Manado kemudian mengubah huruf “W” menjadi “B” sehingga kata itu berubah menjadi "Kabasaran".
……. Musik……..
Pendengar, Gerakan tarian Kabasaran tergolong enerjik dan melambangkan semangat seorang prajurit perang, Gerak tari kabasaran dipimpin oleh seorang pemimpin pertunjukan yang disebut dengan "tombolu". Secara umum, struktur dasar tarian kabasaran terdiri dari sembilan jurus pedang (santi) atau sembilan jurus tombak (wengkouw). Mereka menari sambil membawa pedang warisan turun-temurun. Tarian ini umumnya terdiri dari tiga babak. Pertama, "Cakalele", yang berasal dari kata “saka” yang artinya berlaga, dan “lele” artinya berkejaran melompat – lompat. Babak kedua ini disebut "Kumoyak", yang berasal dari kata “koyak” artinya, mengayunkan senjata tajam pedang untuk menenteramkan diri dari rasa amarah ketika berperang. Dan terakhir "Lalaya’an". Pada bagian ini para penari menari bebas riang gembira. Dalam perkembangannya kini, tarian ini tak hanya dimainkan oleh lelaki dewasa saja, namun juga dilakukan oleh para wanita dan anak-anak.
…….Musik…….
Pendengar, Tarian Kabasaran diiringi oleh suara tambur atau gong kecil dan alat musik pukul lain seperti gong. Pakaian yang digunakan selain kemeja dan celana merah, juga menggunakan kain tenun Minahasa yang disebut, Kokerah, Pasolongan, Tinonton, dan Patola. Selain menggunakan kain, penari juga mengenakan topi kabasaran. Topi Kabasaran asli terbuat dari kain ikat kepala yang diberi hiasan bulu ayam jantan, bulu burung Taong dan burung Cendrawasih. Ada juga hiasan tangkai bunga kano-kano atau tiwoho. Hiasan ornamen lainnya yang digunakan adalah “lei-lei” atau kalung-kalung leher, “wongkur” penutup betis kaki, “rerenge’en” atau giring-giring lonceng terbuat dari bahan kuningan yang dikenakan dengan cara diikat di bagian tubuh yang mudah dan aktif bergerak, biasanya di bawah lutut atau di pergelangan kaki..
Pendengar, sekian Pesona Indonesia kali.
……….Tune Tutup Pesona Indonesia……
Desa Meat, yang terletak di Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba, propinsi Sumatera Utara. Desa ini jadi salah satu dari 34 spot pengembangan wisata Danau Toba yang digagas oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Krestif. Terletak di bawah perbukitan dengan jumlah penduduk kurang lebih 900 jiwa dengan luas desa kurang lebih 300 hektar, penduduk Desa Meat bermatapencaharian sebagai nelayan dan perajin ulos. Desa Meat juga menjadi salah satu lokasi event kegiatan tahunan '1000 Tenda Kaldera'. Event ini adalah satu-satunya festival berbasis masyarakat desa yang bertujuan untuk mengembangkan wisata melalui pendekatan seni dan budaya.
Tak hanya itu saja, desa yang diperkirakan berusia 300 tahun ini juga memiliki beberapa rumah adat Batak yang salah satu di antaranya dihiasi ukiran khas Batak. Ada juga lukisan orang-orang yang mengenakan pakaian seragam VOC yang dikenakan ketika zaman kolonial Belanda. Desa yang masih menjunjung tinggi budaya mereka melalui tradisi yang masih di lakukan sampai saat ini menjadi keunggulan desa wisata ini. Fasilitas bagi wisatawan yang berkunjung ke desa ini cukup lengkap. Mulai dari homestay dengan arsitektur khas Batak, Camping Ground, restoran makanan khas masyarakat desa Meat sampai dengan toilet semua terjaga kebersihannya.
Desa Meat dapat dijangkau dalam jangka waktu sekitar 30 menit dari Bandara Internasional Sisimangaraja XII atau berjarak sekitar 8 km atau 20 menit perjalanan dari kota Balige. Desa Meat yang berada di kaki bukit ini, harus dicapai dengan jalan yang turun naik dan menukik namun menyuguhkan hamparan bukit hijau dari ketinggian dengan susunan dusun-dusun desa yang letaknya berjauhan sebagai latar belakangnya. Sekilas, pemandangan tersebut tampak seperti New Zealand atau persawahan yang ada di Bali. Pantai pinggir danau Toba di Desa Meat, merupakan pantai lembah yang dikelilingi hamparan sawah yang luas dan indah. Pantai Meat adalah salah teluk danau yang memiliki air yang sangat jernih.Hijaunya perbukitan, ditambah dengan sawah yang berundak-undak, plus pemandangan yang menghadap ke Danau Toba membuat siapapun yang datang terpesona.
Air terjun Niagara yang berada di Ontario, Kanada, menjadi air terjun paling terkenal di dunia karena keindahannya. Tapi Indonesia juga punya destinasi air terjun yang gak kalah cantiknya dengan Niagara, lho. Bahkan karena kemiripannya, tempat ini dijuluki sebagai air terjun "Mini Niagara" atau "Little Niagara Waterfall". Tempat ini terletak di Desa Kalianyar, Kecamatan Sempol, Bondowoso, Jawa Timur. Niagara Mini adalah satu dari tiga air terjun yang bisa Anda datangi ketika menuju wisata Kawah Ijen dan sebaliknya, melalui jalur Kota Bondowoso. Seperti namanya, ukuran air terjun ini memang mini dengan tinggi hanya sekitar 6 meter. Tapi justru itulah kelebihannya, karena Anda bisa melihat dari dekat dan cenderung aman kalau ingin bermain air. Untuk masuk ke sini, Anda hanya dikenakan retribusi parkir sekitar Rp 2.000 saja.
Dijuluki mirip Niagara karena susunan air terjunnya yang luas dan bertingkat. Di bawahnya mengalir sungai yang jernih dan sejuk, karena terletak di area pegunungan. Selain itu, air terjun ini dikelilingi bukit hijau dengan bunga bermekaran. Tempat ini jadi spot favorit fotografer atau pemburu feeds Instagram untuk mengambil gambar karena estetikanya. Terutama saat matahari terbit atau terbenam, semburat warna jingga langit sore akan berpadu dengan pepohonan hijau serta derasnya air terjun. Eksotis! Tidak hanya indah secara visual, suara air, dan serangga gunung yang saling bersahutan juga bikin hati tenang. Karena dikelilingi hutan dan bukit, otomatis udara yang ada di sini bersih dan sejuk.
hal lain yang bisa Anda lakukan di sana. Jika Anda sudah mulai kedinginan setelah basah-basahan di kaki air terjun, Anda bisa langsung menuju ke pemandian air panas yang tersedia di kawasan air terjun. Karena lokasinya ada di samping pabrik pengolahan kopi Arabica yang dikelola oleh PTP Nusantara XII, wangi semerbak kopi dijamin memanggil-manggil untuk diseduh. Anda bisa memesan secangkir kopi hangat dan menikmatinya sambil bercengkrama dengan orang tersayang. Liburan murah yang menyegarkan ini juga menerapkan protokol kesehatan ketat, jadi tidak perlu khawatir jika Anda mengikuti peraturannya dengan baik.
VOI PESONA INDONESIA Leuweung Geledegan atau hutan lebat atau belantara dapat menjadi tempat petualangan baru untuk berlibur bersama keluarga Anda tercinta. Namun jika Anda tidak ingin repot membawa semua peralatan berkemah, Anda dapat mengunjungi salah satu tempat yang menyediakan berkemah dengan fasilitas hotel atau biasa disebut juga dengan glamping - glamor camping. Glamoing di Leuweung Geledegan Ecolodge ini tidak seperti kampung pada umumnya karena disini tidak ada tenda untuk anda beristirahat. Lodge yang tersusun rapi sesuai kontur tanahnya merupakan tempat anda beristirahat sambil menikmati segarnya udara pegunungan karena Leuweung ini memang terletak di kaki Gunung Salak yang indah dan sejuk dengan pemandangan gunung. Tempat yang tenang dan nyaman untuk liburan dan rapat kerja. Tempat ini menghadirkan nuansa berbeda untuk masa menginap Anda.
Dilengkapi dengan fasilitas hotel berbintang untuk mendukung kegiatan Anda, Leuweung Geledegan Ecolodge hanya berjarak 7,6 Km atau sekitar 37 menit dari pusat kota Kota Bogor. Leuweung Geledegan Ecolodge menghadirkan akomodasi dengan konsep ramah lingkungan, dengan latar belakang hutan yang indah dan terletak di kaki Gunung Salak yang merupakan area Taman Nasional Gunung Halimun di Jawa Barat, itu membuat Leuweung Geledegan Ecolodge berpartisipasi dalam melestarikan hutan yang hampir semua wilayah diciptakan sebagai pendidikan alam. Disini akan lebih mengenal budaya lokal Sunda mulai dari makanan, permainan dan seni tradisional. Sore hari Anda dapat menikmati aneka sajian jajanan makanan dan minuman jadul tradisional priangan. Seperti, cuanki, kue balok, bandros, kue putu, bajigur, sekoteng dan lainnya. Para pedagang akan berkeliling melewati lodge demi lodge. Jadi seperti di rumah sendiri rasanya.
Leuweung Geledegan Ecolodge memiliki luas sekitar 3,1 hektar dengan total pondok efektif 82 unit dan luas outbound 1 hektar yang dapat menjadikan Leuweung Geledegan Ecolodge sebagai salah satu Lodge yang memiliki area outbound terbesar di kota Bogor. Sesuai dengan tag line “A Sanctuary for Natural & Cultural Experience” Leuweung Geledegan Ecolodge mencoba memberikan layanan dan mengemas semua fasilitas lengkap yang berisi daya tarik dan aktivitas yang menarik, seperti lima ruang pertemuan dengan konsep unik, tempat pernikahan outdoor dengan alam terbuka, berkonsep alam, area pemotretan tematik, coffee shop tematik, sungai tematik dan area menyenangkan untuk aktivitas anak-anak. Karena memiliki beragam fasilitas andalan unik, membuat Leuweung Geledegan Ecolodge menjadi tempat favorit yang sulit ditolak. Tentu berlibur yang nyaman dan aman akan lengkap dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ya.
VOI PESONA INDONESIA Ada beragam kuliner lezat yang hadir menyemarakkan bulan Ramadhan. Uniknya, rata-rata kuliner ini hanya ada di bulan istimewa ini. Jenisnya beraneka ragam, namun mayoritas masyarakat Indonesia menyukai kuliner bercita-rasa manis sebagai santapan berbuka. Salah satu yang selalu hadir dan dirindukan oleh masyarakat Indonesia sebagai santapan berbuka di kala Ramadhan tiba adalah kolak. Kuliner khas Indonesia ini punya jenis yang beragam dan diantaranya yang paling populer adalah kolak pisang. Edisi Pesona Indonesia Ramadhan kali ini, akan memperkenalkan kepada anda “Kolak Pisang”.
Pendengar, dari beberapa sumber, kolak diyakini berasal dari bahasa Arab, yaitu kul laka yang berarti makanlah, untukmu. Namun, ada yang berpendapat kata kolak berasal dari kata kholaqo yang biasa diturunkan menjadi kholiq (pencipta atau Allah SWT). Selain itu, kolak yang berbahan dasar pisang ini konon pada masa penyebaran Islam merupakan salah satu sarana dakwah. Kini, kolak mudah dijumpai di berbagai daerah dengan harga relatif murah sekitar Rp. 5.000,- hingga Rp. 10.000,- perbungkus.
Pendengar, Kolak Pisang berbahan utama pisang dengan tambahan ubi, kolang-kaling, pacar cina, santan dan gula merah. Unsur-unsur dalam santapan kolak ini pun punya kaitan dengan ajaran Islam. Misalnya saja pisang kepok yang paling umum digunakan, dikaitkan dengan kata kapok yang dalam bahasa Jawa berarti jera. Maknanya, manusia senantiasa diingatkan agar jera berbuat dosa dan segera bertobat kepada Allah SWT. Begitu pula dengan penggunaan ubi dalam kolak. Dalam bahasa Jawa, ubi disebut telo pendem. Filosofinya, manusia harus mengubur kesalahannya dalam-dalam. Unsur lainnya adalah santan atau dalam bahasa Jawa disebut santen. Kata Santen merupakan kependekan dari kata pangapunten yang berarti permohonan maaf. Oleh karena itu, kolak pun dapat dijadikan media pengingat agar manusia senantiasa meminta maaf atas kesalahannya.
Makasar ibukota Sulawesi Selatan mempunyai jajanan khas tempo dulu yang bernama Bubur Bassang. Biji jagung pulut berwarna putih adalah bahan utama Bubur Bassang, dan jagung pulut atau jagung ketan seperti ini hanya ada di Makasar. Selain harga jagung pulut ini mahal, kurang lebih Rp. 9000 per liter, ternyata mencari jagung bahan utama Bubur Bassang ini juga tidak mudah.
Bubur Bassang adalah makanan yang dapat mengenyangkan. Oleh karena itu bubur ini lebih sering disantap sebagai sarapan atau dimakan menjelang senja sambil ditemani secangkir teh atau kopi. Untuk membuat Bassang, biji jagung pulut yang sudah tua dan berwarna putih harus direndam selama satu malam dan kemudian dimasak hingga biji jagung melunak. Jagung ini dimasak bersama dengan air, vanila dan daun pandan, tepung terigu, gula dan garam, kemudian masukkan santan kelapa dan direbus hingga matang.
Bubur Bassang lebih lezat bila dihidangkan dalam keadaan panas dan diberi gula pasir secukupnya. Akan lebih nikmat lagi apabila dalam penyajiannya diberi taburan keju atau meises lalu disiram dengan susu kental manis sesuai selera. Karena selera orang berbeda-beda, ada juga yang menambah dengan taburan rempah-rempah lain seperti jahe. Tetapi untuk Bassang yang asli, cukup diberi taburan gula pasir di atas bubur Bassang itu.
Bagi anda pecinta kuliner, anda harus mencoba Bubur Bassang yang sekarang mulai susah dicari di Makasar. Dijamin anda akan merasakan kenikamatan yang berbeda dari Bubur Bassang ini. Pendengar, karena bahan utama Bassang hanya bisa ditemukan di Makasar, Sulawesi selatan, bagi anda yang ingin membuatnya di rumah, sekarang sudah ada bahan utama Bubur Bassang yaitu jagung pulut dalam kemasan, yang bisa dijadikan oleh-oleh untuk teman dengan harga kurang lebih Rp. 10.000.
Umma Bokulu adalah sebutan untuk rumah adat Sumba. Ada yang mengatakan Umma Bokulu berarti rumah besar, sedangkan Umma Mbatangu adalah rumah bermenara. Tetapi keduanya ini benar semua. Karena Umma Bokulu dan Umma mbatangu semuanya menunjuk pada rumah panggung khas Sumba dengan atap menara yang menjulang tinggi. Umma Bokulu ini dibangun di kampung adat Wainyapu, kecamatan Kodi, Sumba Barat. Sedangkan bentuk rumah adat di luar kampung adat umumnya tidak bermenara. Puncak atap Umma Bokulu ini tinggi sekali, kurang lebih 20 meter. Oleh karena itu disebut rumah menara.
Rumah ini dibangun dari bahan-bahan alami. Lantai dan kerangkanya dari bambu. Atapnya dari rumput ilalang atau jerami. Kekuatan bangunan ini terletak pada 4 tiang utama berupa batang kayu gelondongan ukuran raksasa yang disebut Kambaniru Ludungu. Di sekitar tiang utama terdapat 36 tiang pendukung yang disebut Kambaniru. Umma Bokulu dibangun secara bergotong royong melalui upacara adat. Untuk membangun rumah besar tidak mempergunakan paku, tetapi dengan tali rotan. Saat memasang atap ilalang, mereka tidak boleh beristirahat makan sebelum penutupan atap selesai. Keunikan Umma Bokulu adalah bentuk bubungan yang mengerucut yang disebut toko umma. Di dalamnya terdapat ruangan yang digunakan sebagai lumbung untuk menyimpan bibit, bahan makanan dan benda-benda pusaka.
Di lantai atas Umma Bokulu merupakan ruang hunian yang disebut bei uma. Di tengah-tengah ruangan, di antara 4 tiang utama digunakan sebagai dapur. Di depan dapur diletakkan meja makan, dan di depan meja makan ada beranda tempat bapak-bapak bermusyawarah. Pada bagian beranda atau teras biasanya diipasangi tanduk kerbau atau taring babi. Ini sebagai bukti kalau pemilik rumah telah memotong hewan ternak, selain itu juga sebagai tanda si pemilik rumah merupakan orang penting di masyarakat. Tinggal di umma Bokulu sangat nyaman. Udara yang bebas keluar masuk melalui celah-celah lantai dan dinding bambu, membuat udara di Umma Bokulu ini sangat nyaman. Lantainya juga tidak perlu dipel atau disapu, karena di antara batang bambu gelondongan yang ditata menjadi lantai, terdapat celah-celah sehingga debu dan kotoran langsung jatuh ke kolong rumah. Kolong Umma Bokulu ini disebut kali kabunga. Kolong ini biasanya digunakan untuk menyimpan kayu bakar dan juga digunakan sebagai kandang ternak. Pendengar, rumah adat khas Sumba sampai sekarang masih terjaga keasliannya. Rumah-rumah menara beratap ilalang ini bisa di jumpai di desa-desa adat seperti di Wainyapu, Ratenggaro, Tarung, Waitabar, Lamboya, Wanokaka.
VOI PESONA INDONESIA Pulau Air adalah stasiun kereta api tertua di Sumatera Barat. Setelah 44 tahun tak beroperasi, stasiun tersebut akan diaktifkan kembali. Rencananya stasiun tersebut digunakan untuk akses menuju sejumlah kawasan wisata. Anggaran sebesar Rp 40 miliar disiapkan untuk menghidupkan kembali Stasiun Pulau Air beserta jaringan rel baru sepanjang 2,5 km menuju Stasiun Padang. Salah satunya Pelabuhan Muaro yang menjadi pintu masuk menuju Kepulauan Mentawai. Dibukanya kembali Stasiun Pulau Air bersamaan dengan hadirnya Bandar Udara Internasional Minangkabau dengan fasilitas kereta bandara, Minangkabau Ekspress. Dikutip dari buku Sejarah Perkeretaapian Indonesia, Stasiun Pulau Air adalah bagian dari jaringan kereta api pertama di Pulau Sumatra. Jaringan tersebut selesai dibangun pada tahun 1891 oleh Sumatra Staatspoorwegen, jawatan kereta api milik pemerintahan Hindia Belanda di Sumatra.
Jalur kereta api ini berawal dari Stasiun Pulau Air ke Padangpanjang yang menempuh jarak sekitar 70 kilometer. Jalur tersebut berlanjut ke Kota Bukittingi sejauh 90 kilometer. Jalur ini resmi dipakai pada 1 Oktober 1892 bersamaan dengan dioperasikannya Pelabuhan Emmahaven, yang sekarang dikenal sebagai Pelabuhan Teluk Bayur. Adanya jaringa kereta api tersebut tak lepas dari adanya tambang batu bara di Omblin, Kota Sawahlunto pada tahun 1868 oleh geolog terkemuka Hindia Belanda, Willem Hendrik de Greve. Awalnya jalur tersebut digunakan untuk mengangkut batu bara, serta hasil perkebunan dan penunpang menuju Pelabuhan Muaro dan Emmahaven yang berada di Kota Padang.
:
Nama Stasiun Padang adalah nama baru Stasiun Simpang Haru yang merupakan stasiun utama Minangkabau Ekspress. Upaya menghidupkan kembali jalur kereta Stasiun Pulau Air bukanlah perkara mudah. PT Kereta Api Indonesia (KAI) pun mengganti seluruh besi rel dengan model baru dan membangun ulang bangunan baru serta mendirikan pagar pembatas di sepanjang jalur rel. Sementara itu bangunan stasiun lama Pulau Air tetap dipertahankan dan ditambah dengan bangunan baru yang dilengkapi sejumlah fasilitas. Di antaranya, ruang kepala stasiun, ruang khusus laktasi, musala, toilet, serta peron baru. Stasiun pun dilengkapi lapangan parkir untuk 15 kendaraan mobil dan 40 motor. Stasiun itu juga menjadi akses tercepat menuju kawasan Kota Lama dan Kampung Cina, obyek wisata heritage Kota Padang.
VOI PESONA INDONESIA Pesona Indonesia Hari ini akan memperkenalkan kepada anda Museum W.R Soepratman. Pendengar, Melalui Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 2013, setiap tanggal 9 Maret, masyarakat Indonesia kini merayakan Hari Musik Nasional. Hari Musik Nasional jatuh pada 9 Maret karena dianggap sebagai tanggal lahir Wage Rudolf Soepratman, seorang pahlawan dan pencipta lagu 'Indonesia Raya'. Karenanya, di peringatan Hari Musik Nasional ini, kami ajak anda berkelana ke Museum W.R Soepratman. Museum W.R Soepratman berlokasi di Jalan Mangga 21, Tambaksari, Surabaya. Museum ini diresmikan oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pada 10 November 2018. Risma menyatakan bahwa tujuan dibangunnya museum itu adalah sebagai tanda apresiasi bagi para pahlawan yang pernah mewarnai sejarah perjuangan bangsa di Surabaya. Selain itu juga, sebagai pengingat dan pembelajaran bagi generasi bangsa agar tahu dan menghargai jasa para pahlawan.
Museum WR Soepratman merupakan bekas rumah tinggal W.R Soepratman selama di Surabaya. Rumah ini sebenarnya adalah milik kakak dari W.R Soepratman, yaitu Rukiyem Supratijah. Pada 1936, barulah W.R Soepratman menempati rumah tersebut untuk bersembunyi dari kejaran pasukan Belanda akibat menciptakan lagu Indonesia Raya.Bentuk Museum ini pun masih tetap dibuat sama seperti rumah W. R Soepratman dahulu dengan aksen tempo dulu yang khas. Mengunjungi Museum ini, anda akan melihat tepat di depan museum patung W.R Soepratman tengah memainkan biola di samping bendera merah putih.Biasanya, wisatawan akan berfoto di spot depan patung W.R Soepratman ini.
ada banyak spot foto menarik di Museum ini dengan nuansa vintage atau zaman dulu. Misalnya, anda bisa berfoto di depan berbagai kotak kaca koleksi museum. Ada juga koleksi replika biola W.R Soepratman di museum ini. Ada juga satu ruangan yang menggambarkan beberapa penghargaan dari negara untuk W.R Soepratman, misalnya perangko lama, uang rupiah bergambar W.R Soepratman, hingga nama jalan di beberapa titik Kabupaten - Kota di Jawa Timur. Museum W.R Soepratman buka setiap Selasa sampai Minggu mulai pukul 09.00 hingga 17.00 WIB. Pengunjung tak dipungut biaya untuk tiket masuk alias gratis. Museum ini juga dilengkapi dengan fasilitas pendingin ruangan dan WiFi gratis.
Batu Angus merupakan salah satu wisata andalan Kota Ternate. Batu Angus merupakan objek wisata paling diminati wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri. Wisatawan yang berkunjung ke Ternate, pasti akan mengunjungi Batu Angus. Objek wisata Batu Angus letaknya sekitar 10 kilometer dari Kota Ternate. Objek wisata ini bisa dijangkau menggunakan angkutan kota dengan tarif sekitar Rp3.000 atau menggunakan taksi. Tiba di lokasi, anda masih harus berjalan sejauh 200 meter hingga tiba di Batu Angus.
Batu Angus merupakan hamparan batu yang tampak seperti hangus terbakar. Hamparan batu itu membentang dari kaki Gunung Gamalama hingga ke pantai. Bebatuan ini merupakan sisa lahar letusan Gunung Gamalama pada abad ke-17. Lahar yang telah berubah menjadi batu itu tampak seperti batu yang hangus terbakar. Karenanya masyarakat setempat menamainya Batu Angus. Selain terdapat hamparan batu yang hangus terbakar, di kawasan Batu Angus juga ada situs sejarah berupa tempat tewasnya seorang tentara Jepang yang parasutnya tidak terbuka normal setelah terjun dari pesawat pada Perang Dunia II.
Pemandangan menarik berupa hamparan bebatuan hangus ini menjadi daya tarik wisatawan berkunjung ke Batu Angus. Kebanyakan wisatawan yang datang mengabadikan pemandangan unik ini dengan berfoto. Selain berfoto, anda yang datang ke Batu Angus juga bisa menyaksikan dan menikmati pemandangan Gunung Gamalama yang menghijau, bentangan laut dan juga pulau Halmahera yang bisa dilihat dari ketinggian di kawasan Batu Angus. Di lokasi seluas 10 hektar ini, anda pun bisa berkemah sambil menanti pemandangan matahari terbenam yang indah. Sayangnya, di lokasi wisata ini belum tersedia rumah makan. Karenanya, anda harus membawa sendiri bekal makanan anda.