Taman Nasional Laiwangi Wanggameti, merupakan sebuah daerah perlindungan flora dan fauna di pulau Sumba, provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Terletak di bagian selatan pulau Sumba dan berjarak sekitar 100 Km dari kota Waingapu. Secara administrasi berada pada 3 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Tabundung, Paberiwai dan Pinu Pahar. Taman ini merupakan suatu perwakilan berbagai tipe hutan di pulau Sumba, termasuk “hutan elfin” yang jarang terdapat dan memiliki keanekaragaman jenis bernilai cukup tinggi terutama yang terdapat pada ketinggian 800 meter dari permukaan laut. Kawasan Taman Nasional Laiwangi Wanggameti merupakan rumah bagi 176 jenis burung, 22 jenis mamalia, 115 jenis kupu- kupu, 7 jenis amphibi, dan 29 jenis reptile. Taman Nasional ini juga merupakan bagian kawasan Hutan Wanggameti yang di dominasi pohon kayu omang atau cemara hutan. Selain itu, komposisi Taman Nasional Laiwangi Wanggameti meliputi 60 persen adalah stepa dan 40 persen adalah hutan hujan dataran rendah dan hutan hujan dataran tinggi.
Perpaduan beberapa tipe ekosistem dengan bentang alam yang berbukit terjal dan lembah yang dalam, merupakan pemandangan alam yang eksotis khas Taman Nasional Laiwangi Wanggameti. Untuk melihat panorama yang eksotis ini, kita dapat menikmati melalui paket kegiatan wisata jelajah rimba dan pendakian. Beberapa pintu masuk atau titik pemandangan yang paling ideal untuk menikmati keindahan panorama eksotis Taman Nasional Laiwangi Wanggameti tersebut antara lain: Desa Nangga, Desa Wanggameti, Dataran Tinggi Katikuwai, dan Puncak Wanggameti. Selain obyek panorama bentang alam, juga terdapat obyek-obyek khusus, seperti : Danau Laputih, Air Terjun Laputi, Air Terjun Waikanabu dan Air Terjun Wanggameti. Untuk Danau Laputi dan Air Terjun Laputi terdapat di Desa Praingkareha, Kec.Tabundung. Obyek ini sudah cukup dikenal dan banyak dikunjungi oleh masyarakat Sumba Timur. Air Terjun Waikanabu terletak di Desa Waikanabu, Kec. Tabundung.
Untuk mencapai Taman Nasional nan asri yang didirikan pada tahun 1998 ini, Anda terlebih dahulu harus melalui atau menuju Kota Kupang, Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dari Kupang mengambil penerbangan ke Bandara Umbu Mehang Kunda di Kota Waingapu. Kemudian perjalanan dilanjutkan menggunakan jalur darat dengan mobil yang berjarak 100 km dari kota Waingapu atau 2 jam perjalanan ke Taman Nasional Laiwangi Wanggameti di Desa Wanggameti, Tana Rara dan Tabundung.Memang terdengar sangat jauh, tapi Anda akan merasakan petualangan yang luar biasa dan menikmati keindahan alam yang disajikan oleh Taman Nasional Laiwangi Wanggameti. Persiapkan diri untuk petualangan seru di Nusa Tenggara Timur.
Berwisata ke Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Telaga Sarangan menjadi destinasi utama wisatawan yang berkunjung kesana. Selain Telagan Sarangan, kini Magetan punya ikon wisata baru. Namanya desa wisata Geniangit. Berlokasi di bawah lereng Gunung Lawu dan berjarak 1 jam dari Magetan Kota. Jauh dari hiruk pikuk perkotaan, desa wisata ini menawarkan pemandangan alam yang indah. Untuk masuk ke dalam objek wisata Genilangit, anda harus membayar tiket sebesar Rp. 5000,-.
spot foto yang ada disini antara lain, ayunan terbang, sepeda gantung, miniatur menara Eiffel, rumah hobbit dan perahu kayu di pinggir jurang.Ada juga spot foto dengan sayap kupu-kupu raksasa dan spot foto di tengah bunga teratai besar. Beberapa spot foto dikenai biaya, terutama spot foto yang membutuhkan alat keselamatan. Selain spot foto tersebut, ada spot foto utama, yakni Japan Corner. Di sini pengunjung bisa menyewa kimono untuk perempuan, dan baju samurai untuk laki-laki. Dengan properti pendukung seperti payung dan pedang, anda bisa foto a la Jepang. Di Genilangit juga terdapat wahana bermain anak-anak, permainan ATV dan flying fox. Hal menarik lainnya, anda akan menemukan Air Terjun Tirtosari yang terletak sekitar dua kilometer dari pintu masuk Taman. Anda akan disuguhi pemandangan hijaunya lahan pertanian penduduk sebelum mencapai air terjun ini. Di Air Terjun Tirtosari, anda bisa mencoba kesegaran airnya.
VOI PESONA INDONESIA Berselancar menjadi salah satu olahraga air yang cukup menantang dan menyenangkan bagi sebagian orang. Bagi para surfer pantai-pantai dengan gelombang ombak yang besar menjadi sebuah spot buruan yang dicari-cari. Salah satunya adalah Desert Point atau Pantai Bangko-Bangko di Pulau Lombok.
Secara administratif Pantai Bangko-Bangko termasuk dalam wilayah Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Propinsi Nusa Tenggara Barat. Lokasinya tepat berada dibagian barat daya pesisir pulau Lombok. Jarak dari Kota Mataram sekitar 70,5 km atau jarak tempuh sekitar 1 jam 48 menit dengan menggunakan kendaraan roda empat.
Pantai Bangko-Bangko menjadi salah satu spot surfing terfavorit di pulau Lombok dan cukup popular dikalakan peselancar lokal maupun mancanegara karena tipe ombak yang tidak mudah pecah hingga tepian, gulungannya yang dalam serta tingginya ombak menjadikan tempat ini sebagai salah satu dari 10 spot surfing dengan ombak terganas menurut International Surfing Association.
Bagi anda yang hobi berselancar, waktu terbaik untuk anda mengunjungi Pantai Bangko-Bangko adalah sekitar bulan Mei hingga Oktober. Dimana pada bulan-bulan tersebut terjadi pasang surut gelombang yang cukup berongga yang mampu membuat gulungan ombak sepanjang 300 meter dengan ketinggian ombak berkisar hingga 3 meter sehingga membuat para peselancar ingin menaklukkannya.
, daya tarik pantai Bangko-Bangko tidak hanya sebagai spot surfing saja. Keindahan pasir putih yang menghampar di sepanjang pantai semakin terlihat indah dengan latar jajaran perahu nelayan yang berwarna-warni dengan air laut yang jernih.
Keindahan lain yang tidak kalah menarik adalah wisata trekking dan peristiwa di kawasan Taman Wisata Alam Bangko-Bangko seluas 2.169 hektar area.
Rimba Taman Wisata Alam Bangko-Bangko termasuk dalam tipe ekosistem hutan pantai, hutan musim dataran rendah, dan hutan mangrove. Berbagai jenis fauna yang jarang dijumpai masih terjaga habitannya seperti elang bendol, ayam hutan, raja udang, koakiu, kupu-kupu troces helena, eleng laut, dan jenis fauna lainnya.
Kerbau rawa merupakan spesies asli dan salah satu kekayaan plasma nutfah Sumatera Selatan dengan penyebarannya hanya meliputi Kecamatan Pampangan dan Kabupaten Banyuasin. Kecamatan Pampangan merupakan daerah yang menjadi sentra kerbau rawa di Sumatera Selatan dan ternak kerbaunya dikenal sebagai kerbau pampangan. Ternak kerbau ini sebagian besar diambil dagingnya dan hanya sebagian kecil yang dimanfaatkan sebagai ternak kerja. Selain dagingnya, hasil sampingan dari ternak kerbau ini adalah susu kerbau.
Masyarakat Pampang, Kabupaten Ogan Komering Ilir mengolah susu kerbau menjadi berbagai macam olahan, seperti gula puan, sagon puan, minyak kerbau, dan makanan dadih. Diantara makanan tersebut, Gula Puan menjadi olahan makanan yang paling disukai oleh masyarakat Sumatera Selatan. Puan berarti ’susu’ dalam bahasa daerah setempat. Gulo puan bisa diartikan ’gula susu’ sesuai bahan dasarnya, yaitu gula dan susu. Teksturnya lembut sedikit berpasir dengan warna coklat. Untuk membuatnya susu dicampur dengan gula, dengan perbandingan 5 liter susu dan 1 kilogram gula. Campuran tersebut dimasak dengan api kecil sambil diaduk. Setelah sekitar 5 jam, susu mengental hingga mengering dan membentuk gumpalan kecoklatan. Gulo puan bisa disantap langsung dan sangat cocok untuk teman minum kopi atau olesan roti dan pisang goreng.
dulunya Gula Puan hanya dikonsumsi oleh para Sultan di Kesultanan Melayu. Karenanya kuliner ini merupakan penganan istimewa, sehingga tidak mengherankan harganya sangatlah mahal. Kini Gula Puan sudah menjadi penganan khas masyarakat Palembang. Sayangnya, Gula Puan sudah sangat langka. Harganya pun cukup mahal mencapai Rp.100.000 per kilogram. Mahalnya Gula Puan ini membuat makanan ini menjadi berkelas. Untuk mendapatkannya pun sangat terbatas, karena tidak dijual bebas, hanya dijual di Pelataran Mesjid Agung Palembang. Dan hanya dijual pada hari Jumat saja. Waktunya pun terbatas, jelang dilaksanakannya Sholat Jumat hingga berakhirnya sholat.
Bayuwangi kini menjadi salah satu tujuan wisata favorit di Indonesia, karena kebupaten ini menawarkan paket wisata yang lengkap, dari wisata alam, budaya hingga kuliner. Berwisata kuliner di kota berjuluk Sunrise of Java ini, hasrat wisata kuliner anda akan terpuaskan. Ada beragam kuliner lezat yang wajib anda coba. Salah satunya Jangan Uyah Asam. Jangan Uyah Asam merupakan makanan kuno warga Banyuwangi yang masih dilestarikan. Kuliner ini biasanya selalu hadir ketika upacara upacara adat suku Osing yaitu suku asli Banyuwangi digelar. Dalam bahasa Indonesia "Jangan" artinya adalah sayur. Bentuknya seperti sop, namun kuahnya pedas dan asam. Isinya adalah potongan besar ayam kampung yang rasanya gurih dan nikmat. Bahan dasarnya tentu ayam kampung dan ditambah papaya muda. Ayam kampung dipilih karena mempunyai tekstur yang lebih padat daripada ayam potong, selain itu rasanya juga lebih gurih.
Untuk bumbunya, Jangan Uyah Asam menggunakan cabe merah, cabe rawit, tomat, gula dan garam yang dihaluskan. Jika ingin lebih memberikan rasa yang lebih asam lagi bisa ditambahkan dengan irisan-irisan belimbing wuluh. Bisa juga ditambahkan dengan daun wadung yang rasanya asam. Cara memasaknya, ayam direbus hingga empuk, kemudian masukkan irisan pepaya mentah dan bumbu yang sudah dihaluskan. Masak hingga matang danJangan Uyah Asem pun siap dihidangkan. Kuliner ini sangat cocok dinikmati dengan sepiring nasi panas, sambal dan kerupuk.
tidak seperti kuliner khas Bayuwangi lainnya, tidak mudah menemukan penjual Jangan Uyah Asam di Banyuwangi. Salah satu warung makanan yang menjual kuliner ini berada di di Jalan Raya Glagah Dusun Jambean Kecamatan Glagah. Jika anda memesan satu porsi Jangan Uyah Asem, anda akan mendapatkan semangkuk Jangan Uyah Asem, sambal mentah yang rasanya pedas dan juga beberapa potong tempe. Harga satu porsi Jangan Uyah asem sekitar Rp 10.000 hingga 20.000.
VOI PESONA INDONESIA Pontianak adalah ibu kota provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Kota ini dikenal sebagai Kota Khatulistiwa karena dilalui garis khatulistiwa. Pariwisata Kota Pontianak didukung oleh keanekaragaman budaya penduduk Pontianak. Salah satu bentuk keanekaragaman budaya tersebut dapat dilihat dari keberadaan Keraton Kadariah. Keraton Kadariah tidak lepas dari sosok Sayyid Syarif Abdurrahman Alkadrie,yang masa mudanya telah mengunjungi berbagai daerah di Nusantara dan melakukan kontak dagang dari para Saudagar di berbagai Negara.
Secara historis Keraton Kadariah mulai dibangun pada tahun 1771M dan baru selesai pada tahun 1778M. Tak lama setelah Keraton selesai dibangun Sayyid Syarif Abdurrahman Alkadri di nobatkan sebagai sultan pertama Kesultanan Pontianak. Dalam perkembanganya, keraton ini terus mengalami proses renovasi dan rekonstruksi hingga menjadi bentuk yang sekarang ini. Struktur bangunan Keraton Kadariah terbuat dari kayu pilihan. Pada bagian depan, tengah, dan kiri depan Keraton kita dapat melihat 13 meriam kuno buatan Portugis dan Prancis. Sebuah ruangan berupa mimbar yang menjorok kedepan yang dulunya digunakan Sultan sebagai tempat peristirahatan atau sekadar untuk menikmati keindahan pemandangan sungai kapuas dan sungai landak.
Keraton Kadariah juga masih memiliki koleksi benda- benda bersejarah yang cukup lengkap seperti beragam perhiasan yang digunakan secara turun temurun, benda-benda kuno seperti benda pusaka dan artefak, barang pecah belah, foto keluarga Sultan dan arca-arca. Beberapa ruangan pribadi milik keluarga kesultanan juga dibuka untuk umum, walaupun terdapat beberapa larangan ketika pengunjung luar memasukinya.
Keraton ini berada di dekat pusat Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Letaknya yang berada di pusat kota memudahkan wisatawan untuk mengunjunginya. Akses ke keraton ini dapat dilalui dengan jalur darat ataupun jalur sungai.
Jika menggunakan jalur darat anda dapat menggunakan kendaraan roda dua ataupun roda empat sedangkan jika menggunakan jalur sungai anda dapat menggunakan perahu atau speedboat dari pelabuhan Senghie. (voi)
VOI PESONA INDONESIA Kepulauan Kei terletak di selatan jazirah Kepala Burung Irian Jaya, di sebelah barat Kepulauan Aru, dan di timur laut Kepulauan Tanimbar, provinsi Maluku. Kepulauan Kei terdiri atas dua pulau utama, Kei Kecil dan Kei Besar. Keduanya berada di Kabupaten Maluku Tenggara, dengan ibu kota Langgur. Maluku Tenggara memiliki 119 pulau. Dengan 119 pulau yang dimilikinya, kei layak menjadi destinasi wisata bagi anda pencinta wisata bahari. Untuk berwisata Kei, anda bisa naik pesawat udara dari kota Ambon menuju Bandara Internasional Karel Satusuituben di pulau Kei Kecil.Berwisata ke Kepulauan Kei, ada berbagai objek wisata yang bisa anda kunjungi. Salah satunya pantai Ngurbloat. Lokasinya di Desa Ngilngig, Kabupaten Maluku Tenggara.
Pantai Ngurbolat terletak di Desa gilngig, Kabupaten Maluku Tenggara. Ngur dalam bahasa Kei artinya pasir. Pantai ini letaknya bersebelahan, berjarak sekitar 18 kilometer dari Langgur, Ibu Kota Maluku Tenggara. Karena letaknya menghadap barat, pantai ini cocok menjadi tempat memburu matahari tenggelam.
Pantai ini membentang sejauh 3 kilometer, itulah kenapa pantai ini juga dikenal dengan nama Pantai Pasir Panjang. Pasirnya pun begitu halus dan lembut sebagaimana National Geographic menjulukinya sebagai: pantai dengan pasir paling lembut di Asia. Lautnya landai dan dangkal. Anda tak perlu takut berenang di sini, karena ombak sudah pecah pada jarak 100 meter dari daratan. Kalau surut, area yang dangkal itu berubah wujud menjadi padang pasir putih.
berada di pantai Ngurbolat Anda juga dapat mengamati dari jauh bagaimana nelayan setempat menebarkan jala mereka. Ini menjadi pemandangan yang menarik untuk diamati. Waktu terbaik untuk mengunjungi Pantai Ngurbloat adalah antara bulan April-Mei dan Oktober-Desember, karena selama bulan-bulan ombak yang relatif lebih tenang dan iklim yang menyenangkan.Beberapa penginapan berupa vila dan bungalo sederhana dengan tarif sekitar Rp 500 ribu semalam bisa ditemui di sepanjang pantai. (VOI)
VOI PESONA INDONESIA Berwisata ke Yogyakarta, ada beragam objek wisata menarik yang bisa kita kunjungi. Salah satunya Desa Wisata Srikeminut. Desa wisata ini begitu asri dan sejuk karena berada di tengah bukit dan dilintasi Sungai Oya. Lokasinya di Sriharjo, Kedungmiri, dan Wunut di Kecamatan Imogiri, kabupaten Bantul. Untuk berkunjung ke Desa Wisata Srikeminut, anda bisa masuk secara gratis. Anda hanya perlu membayar parkir Rp 2.000 untuk motor dan Rp 5.000 untuk mobil. Desa Wisata Srikeminut buka setiap hari mulai pukul 6 Pagi hingga 5 Sore pada hari biasa, dan mulai pukul 6 pagi hingga 6 Sore pada akhir pekan.
di Desa Wisata Srikeminut terdapat tiga titik wisata yakni Area Terasering atau Bukit Sriharjo, Ngepohsari atau Area Sepeda Air, dan Padusan Banyu Bening. Di Area Terasering, anda bisa berfoto-foto di area persawahan hijau bertuliskan “Sriharjo”. Persawahan hijau ini dikelilingi oleh pepohonan rindang. Tak hanya itu, ada juga kegiatan Techno Eco Park bagi anda yang ingin mempelajari seputar cara bertani dengan teknik modern. Sementara di Ngepohsari dan Padusan Banyu Bening yang berada di Sungai Oya, ada beberapa kegiatan yang bisa dilakukan, seperti bermain air, berenang, dan bermain sepeda air. Anda juga bisa naik prosotan, perahu, dan jembatan. Di tempat wisata tersebut juga tersedia area bermain air untuk anak-anak
di desa wisata ini, anda juga bisa menelusuri alam sekitar dengan trekking ke puncak Watu Manjung dan Air Terjun Watu Lawang. Untuk trekking, terdapat paket wisatanya.. Paket trekking dengan satu pemandu cukup bayar Rp 250.000 untuk lima orang. Dengan nominal tersebut, peserta trekking akan difasilitasi air mineral, kopi atau teh sesuai keinginan wisatawan, helm, tongkat trekking, dan kotak P3K. Saat berada di puncak Watu Manjung, anda bisa melihat pemandangan matahari terbit atau terbenam sambil menikmati kopi atau teh yang telah diberikan. Selepas berwisata, jangan lupa beli hasil panen penduduk setempat untuk oleh-oleh anda.
VOI PESONA INDONESIA Gua Pindul menawarkan wisata sungai bawah tanah. Ayo, berbasah-basahan dari start sampai finis di goa yang ada di Gunungkidul, Yogyakarta itu. Goa Pindul adalah salah satu tempat wisata di Yogyakarta berupa gua dengan aliran sungai bawah tanah berwarna kehijauan. Goa Pindul menjadi salah satu destinasi favorit traveler nusantara ataupun asing. Cobalah menjajal cave tubing di sungai di bawah perut bumi. Kita cuma perlu duduk di atas ban dalam dan hanyut mengikuti arus air. Goa Gunung Pindul berada di desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Lokasinya memiliki jarak kurang lebih 60 kilometer dari pusat Kota Yogyakarta ke arah timur menuju arah Kota Wonosari, Gunung Kidul.
Wisata Goa Pindul ini diresmikan pada tahun 2010, akan tetapi baru populer di kalangan wisatawan di tahun 2014. Goa Pindul memang memiliki daya tarik tersendiri berkat keeksotikannya. Goa Pindul memiliki panjang sungai sekitar 350 meter dengan lebar gua yang mencapai 5 meter dengan kedalaman air sungai 5 meter hingga 12 meter, tergantung dari intensitas hujan. Mengunjungi Goa Pindul kamu dapat menikmati keindahannya di tiga zona. Mulai dari zona terang, zona remang dan zona gelap yang bisa dinikmati dalam waktu 45 menit. Saat berada di dalam gua, wisatawan dapat menemukan sebuah stalaktit yang menyatu dengan stalakmit, sehingga tampak seperti sebuah pilar dengan ukuran lebar. Bahkan, Goa Pindul ini memiliki stalaktit terbesar peringkat nomer 4 di dunia.
Harga tiket wisata Goa Pindul cukup terjangkau, hanya Rp 35.000 untuk wisatawan lokal dan Rp 50.000 untuk wisatawan mancanegara. Fasilitas yang disediakan di wisata Goa Pindul ini adalah jaket pelampung hingga ban tubing. Selain itu, fasilitas parkir juga cukup luas yakni area parkir luas dengan kapasitas 30 unit bus, area parkiran mobil lebih dari 50 unit dan parkir sepeda motor khusus yang berada di dalam ruangan. Jika anda ingin berlibur ke goa Pindul ini, selalu ingat untuk mengikuti protokol kesehatan yang ada ya. (VOI)
Cilacap, adalah kabupaten di Jawa Tengah yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Barat. Selain itu, lokasinya juga berdekatan dengan lautan, sehingga memiliki objek wisata pantai. Salah satunya adalah Pantai Teluk Penyu, yang begitu eksotis dengan pasir hitamnya.
Ombaknya yang tinggi menjadi ciri khas objek wisata ini. Pantai ini sebenarnya merupakan objek wisata yang satu paket dengan wisata lainnya, yaitu Pulau Nusakambangan dan Benteng Pendem, yang menjadi wisata vital di Cilacap.
pantai ini dinamai Teluk Penyu karena dulunya di pantai ini terdapat banyak penyu. Serta menjadi tempat berkembang biak dan tumbuh para penyu. Karena dulu tempat ini masih sangat asri dan belum banyak dikunjungi wisatawan.
Pantai ini memiliki laut yang begitu jernih meskipun tidak tampak bergradasi dari tepi hingga tengah lautnya. Pasir hitam menghampar bagaikan karpet lembut di atas lantai. Warna hitamnya terlihat kontras dengan air laut yang jernih.
Di sini juga terdapat jembatan yang menjorok ke laut, sebagian tertutup pasir. Area ini sering dijadikan pengunjung untuk tempat berfoto dengan latar belakang lautan luas.
objek wisata ini terletak di Pantai Selatan, Cilacap, Kabupaten Cilacap. Dari pusat kota Cilacap pantai ini cukup dekat hanya berjarak sekitar 5 km dan bisa ditempuh dalam waktu 15 menit berkendara.
Pengunjung dapat datang ke objek wisata ini kapan pun tetapi anda perlu membayar tiket masuk yang tidak terlalu mahal yaitu Rp. 5.000 per orang.