21
March

 

VOInews, Jakarta: Indonesia kembali menegaskan komitmennya untuk mendukung pembangunan di negara-negara Pasifik, termasuk di Papua Nugini. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan pertemuan Indonesia-Pacific Forum for Development (IPFD) yang diselenggarakan pada Desember 2022 lalu telah menjadi landasan untuk keterlibatan Indonesia dalam mendukung pembangunan di Pasifik.

“Seiring upaya kita untuk tumbuh dan berkembang bersama, IPFD Desember lalu telah berfungsi sebagai platform untuk keterlibatan yang lebih besar antara Indonesia dan Pasifik, menetapkan area proyek yang akan mendukung pembangunan dan kemakmuran di Pasifik,” kata Retno Marsudi dalam keterangan yang disampaikan secara daring, usai menghadiri pertemuan Joint Ministerial Commission (JMC) ke-3 bersama Menteri Luar Negeri Papua Nugini Justin Wayne Tkatchenko, di Jakarta, Selasa (21/3).

Selain itu, Retno Marsudi juga menegaskan komitmen Indonesia untuk memperkuat kerja sama di bidang pendidikan. Menurutnya Indonesia siap menawarkan beasiswa bagi pelajar dari Papua Nugini untuk melanjutkan pendidikan di Indonesia.

“Dan kami juga berkomitmen untuk melanjutkan kerja sama dalam merevitalisasi fasilitas umum dan kesehatan di Vanimo dan Port Moresby,” tambahnya.

Sebagai bagian dari Pasifik, Indonesia, menurut Retno Marsudi, akan terus memastikan Kawasan Asia-Pasifik menjadi bagian tak terpisahkan dari Indo-Pasifik yang stabil dan makmur.

Selain itu, ia mengatakan, sebagai Ketua ASEAN, Indonesia juga ingin mendorong keterlibatan yang lebih era tantara ASEAN dan negara-negara Pasifik, termasuk dengan mendorong kerja sama antar sekretariat, yaitu antara Sekretariat ASEAN dan Sekretariat Pacific Islands Forums (PIF).

“Sehubungan dengan itu, Indonesia mengajak negara-negara Pasifik, tentunya termasuk Papua Nugini, untuk berpartisipasi dalam Indo-Pacific Infrastructure Forum (IPIF), sebagai wadah untuk mendorong kerja sama konkrit antar negara di Indo-Pasifik,” katanya.

Lebih lanjut, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut, Indonesia dan Papua Nugini berbagi visi yang sama tentang pentingnya suara Pasifik didengar dalam mengatasi tantangan umum global seperti manajemen bencana, perubahan iklim dan ekonomi biru.

“Indonesia berkomitmen kuat untuk tujuan ini dan akan terus menjembatani Pasifik ke dunia,” tambahnya.

Retno Marsudi menggaris bawahi komitmen Indonesia untuk menjadikan Papua Nugini sebagai salah satu tetangga terdekat dan mitra strategis Indonesia. Dirinya pun menyampaikan kesiapan Indonesia untuk terus membina kerja sama yang erat dengan Papua Nugini berdasarkan rasa saling menghormati, percaya dan menguntungkan.

21
March

 

VOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengadakan pertemuan Joint Ministerial Commission (JMC) ke-3 dengan Menteri Luar Negeri Papua Nugini Justin Wayne Tkatchenko di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Selasa (21/3). Dalam pertemuan tersebut, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut sejumlah ruang yang dapat dimanfaatkan kedua negara untuk mengembangkan kerja sama bilateral di bidang perdagangan.

“Termasuk melalui penyederhanaan dan perampingan proses bea cukai, memfasilitasi jaringan logistik yang lebih kuat, serta mendorong pembentukan Joint Business Council Indonesia – Papua Nugini,” katanya dalam keterangan yang disampaikan secara daring usai menghadiri JMC.

Dirinya pun mengapresiasi tren positif yang terus berlanjut dalam perdagangan bilateral Indonesia dan Papua Nugini dalam lima tahun terakhir.

“Dibukanya kembali perbatasan Wutung – Skouw pascapandemi, turut mendorong meningkatnya jumlah kunjungan warga Papua Nugini ke Pasar Skouw,” katanya.

Selain itu, ia mengatakan, secara keseluruhan, kedua negara sepakat untuk mengambil langkah konkrit untuk memulai negosiasi Preferential Trade Agreement (PTA).

“Indonesia berkomitmen untuk mempercepat proses dengan menyiapkan studi kelayakan bersama yang akan menggabungkan pandangan kedua negara kita,” kata Menlu Retno.

Sementara di bidang investasi, Retno Marsudi mengatakan, kedua negara juga membahas kemungkinan kerja sama dalam melibatkan BUMN Indonesia untuk berinvestasi di Papua Nugini, antara lain di sektor energi, jasa komunikasi dan industri farmasi.

“Kami sepakat untuk mengeksplorasi hasil ekonomi yang konkret di masa depan,” katanya.

21
March

 

VOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi bertemu dengan Menteri Luar Negeri Papua Nugini Justin Wayne Tkatchenko dalam rangka pertemuan Joint Ministerial Commission (JMC) ke-3 antara Indonesia dan Papua Nugini. Kedua negara mengadakan pertemuan yang sama pada 2010 yang lalu.

“Bagi kami berdua ini adalah pertemuan kedua dalam 4 bulan setelah pertemuan terakhir kami di sela-sela pertemuan IPFD, AIS dan BDF di Bali pada bulan Desember lalu,” kata Retno dalam keterangan bersama usai pertemuan, di Kantor Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, yang dipantau secara daring, Selasa (21/3).

Retno Marsudi mengatakan di dalam pertemuan JMC, kedua negara bertukar pandangan tentang kemajuan hubungan bilateral Indonesia-Papua Nugini. Menurutnya, Indonesia menyambut baik ratifikasi Papua Nugini pada dua perjanjian bilateral dengan Indonesia.

“Persetujuan Pelaksanaan Pembebasan Visa bagi Pemegang Paspor Diplomatik dan Kedinasan serta Perjanjian Dasar tentang Pengaturan Perbatasan,” kata Retno.

Sementara di bidang pertahanan, menurut Retno Marsudi, Indonesia berharap agar Papua Nugini dapat mendukung percepatan proses ratifikasi yang masih berjalan.

Selain itu, menurut Retno, kedua negara juga berkomitmen untuk memastikan perlindungan warga negara di luar negeri.

“Sehubungan dengan ini, kami sepakat untuk menugaskan pejabat kami untuk menyusun Perjanjian Pemberitahuan Konsuler Wajib,” katanya.

Papua Nugini merupakan negara tetangga dekat dengan Indonesia. Menurut Retno, kedua negara berbagi perbatasan darat yang panjang, dan merupakan mitra strategis bagi Indonesia dalam menjalin kemitraan yang lebih dalam dengan negara-negara Pasifik.

Indonesia menurut Retno, juga sangat menghargai dukungan Papua Nugini yang kuat dan konsisten terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Indonesia.

21
March

VOInews, Jakarta: Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mengungkapkan keikutsertaan Indonesia dalam Malaysia Association of Tour and Travel Agent (MATTA) Fair 2023 di Kuala Lumpur, Malaysia, berhasil menciptakan potensi transaksi hingga Rp53 miliar.

Dalam "The Weekly Brief With Sandi Uno" di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, Senin (20/3), Menparekraf Sandiaga mengatakan, dalam kegiatan yang digelar pada 17-19 Maret 2023 ini, Kemenparekraf mengajak 20 sellers untuk mengisi "Paviliun Indonesia" dengan mengusung tema lima destinasi pariwisata super prioritas.

"Hari ini (MATTA Fair) ditutup dengan sales mission di mana angka (pencapaian) terakhir mencapai potensi kunjungan 1.351 pax dengan nilai transaksi Rp5,3 miliar dan ini masih terus bertambah," kata Sandiaga.

Sandiaga mengungkapkan angka ini diperkirakan terus bertambah. "Harapannya jumlah kunjungan wisatawan Malaysia ke Indonesia akan semakin meningkat mengingat Malaysia adalah salah satu pasar utama pariwisata Indonesia," katanya.