03
December

(voinews.id) Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan Perhelatan FIFA World Cup Qatar 2022, akan dimanfaatkan oleh Kemenparekraf sebagai peluang Indonesia untuk melakukan promosi pariwisata dan produk ekonomi kreatif.

“Indonesia Insya Allah akan memanfaatkan momentum World Cup yang menarik begitu banyak pengunjung dan penonton dari seluruh dunia ini untuk mempromosikan destinasi wisata dan juga produk ekonomi kreatif. Kami berharap Piala Dunia FIFA akan sukses dan membawa banyak peluang serta potensi kolaborasi dan kerja sama antara kedua negara. Kita bisa ikut andil dalam menyiapkan produk-produk kreatif anak bangsa dan mempromosikannya kepada dunia,” kata Menparekraf Sandiaga saat kunjungan kerja ke Doha, Qatar, Kamis, 1 Desember 2022.

Bentuk promosi tersebut dalam bentuk mengkampanyekan “It’s Time for Bali”, “Kick-off Your Wonderful Journey in Indonesia”, “Your Next Ultimate GOAL: Indonesia” dan “DIVE All The Excitement of Indonesia” dilengkapi dengan Bahasa Arab dan latar belakang Bali dan 5 Destinasi Super Prioritas, yaitu Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang.

Kampanye ini dilakukan melalui publikasi media luar ruang (DOOH) di tiga titik strategis berdekatan dengan stadium World Cup di Lusail Gateways, The Torch, Al Amiri Interchange & Bus Advertising dengan total estimasi viewer sebanyak 2,3 juta viewer. Aktivitas promosi ini diharapkan dapat meningkatkan awareness masyarakat internasional terhadap Indonesia dan memperkuat branding Indonesia sebagai destinasi unggulan dan penghasil produk ekonomi kreatif berkualitas yang wajib dikunjungi.

Selain monitoring promosi branding Wonderful Indonesia pada media luar ruang yang dapat dilihat oleh seluruh wisatawan dunia yang datang ke Qatar dalam rangka FIFA World Cup 2022, Menparekraf juga melakukan business meeting dengan Qatar Airways, Qatar Investment Authority (QIA), Power International Holding (PIH), para travel agent & tour operator Timur Tengah, serta pertemuan dengan diaspora dan para mahasiswa/pelajar Indonesia di Doha, Qatar.

“Berbagai pertemuan bisnis yang dilakukan di Qatar ini diharapkan dapat mendatangkan minat para investor dan stakeholder terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia serta dapat menjalin kerja sama dengan mitra bisnis pariwisata di Qatar untuk mendukung kebangkitan ekonomi dan terbukanya lapangan kerja yang ditargetkan sebanyak 1,1 juta tahun ini dan 4,4 juta di tahun 2024,” kata Menparekraf.

Pertemuan bisnis ini dilaksanakan sebagai uoaya mewujudkan resiliensi sektor pariwisata dengan semangat 3G dari Menparekraf yaitu Gerak Cepat (Gercep), Gerak Bersama (Geber), dan Garap Semua Potensi Online (Gaspol).

Di Qatar, Menparekraf juga akan berdiskusi dengan para diaspora pelaku ekonomi kreatif, terutama sektor kuliner untuk terus mendorong kuliner Indonesia hadir di mancanegara dan memberi nilai tambah bagi Indonesia. Menparekraf menyampaikan banyaknya diaspora Indonesia di Qatar tentu dapat membantu tercapainya program Indonesia Spice Up the World. Ia lembih lanjut menyampaikan, Indonesia Spice Up the World memiliki target hingga 2024 yaitu hadirnya 4 ribu restoran Indonesia di luar negeri dan juga peningkatan nilai ekspor bumbu dan rempah menjadi 2 miliar dollar.

03
December

(voinews.id) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menjalin kerja sama dengan Kementerian Pariwisata Kerajaan Arab Saudi dalam upaya memperkuat kemitraan pada sektor pariwisata sehingga berdampak besar bagi masyarakat khususnya dalam mendorong kebangkitan ekonomi dan terbukanya lapangan kerja. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan MoU (Nota Kesepahaman) yang dilakukan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno dengan Menteri Pariwisata Kerajaan Arab Saudi Ahmed Al Khatieb di sela-sela kunjungan kerja Menparekraf Sandiaga Uno ke Arab Saudi, 30 November 2022. Menparekraf Sandiaga Uno dalam keterangannya, 1 Desember 2022, menyampaikan, ruang lingkup nota kesepahaman ini mencakup beberapa hal di antaranya tentang pertukaran data, pertukaran best practice, serta joint promotion antara kedua negara.

"Juga kerja sama tentang investasi, publikasi juga akan fokus kepada pendidikan dan pelatihan serta penelitian di bidang pariwisata. Serta kerja sama yang komprehensif pada forum-forum internasional dan organisasi," kata Menparekraf Sandiaga.

Dari beberapa ruang lingkup kerja sama, rencana promosi bersama serta langkah-langkah untuk mempermudah kunjungan wisatawan akan menjadi fokus utama. Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dari Arab Saudi ke Indonesia menuju angka yang lebih besar dari kunjungan wisatawan Arab Saudi di saat sebelum pandemi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) Arab Saudi pada 2019 sebesar 157.512 dengan rata-rata pengeluaran sebesar 2.277 dolar AS per wisman per kunjungan.

"Berdasarkan data, wisatawan dari Arab Saudi menyukai pantai, pegunungan, dan wisata keluarga. Dan ini menarik, karena Arab Saudi telah mendeklarasikan bahwa pariwisata yang berkelanjutan menjadi fokus mereka dan Indonesia tentunya menjadi salah satu acuan dalam pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan," ujar Sandiaga. 

Lebih lanjut Sandiaga berharap, MoU ini akan mengakselerasi rencana investasi pemerintah Arab Saudi di Indonesia khususnya di bidang infrastruktur pariwisata.

"Penandatanganan ini juga bersejarah karena merupakan tindak lanjut pertama pasca-G20 dimana kita akan mengharapkan investasi Pemerintah Arab Saudi khususnya di bidang infrastruktur pariwisata. Salah satu yang sempat dibicarakan adalah kereta gantung yang rencananya akan ditempatkan di beberapa destinasi pariwisata unggulan seperti Puncak dan lain sebagainya," ujar Sandiaga.

02
December

 

(voinews.id) - Kementerian Luar Negeri RI akan kembali menyelenggarakan Bali Democracy Forum  ( BDF) pada 8 Desember 2022. BDF kali ini merupakan  perhelatan  yang ke-15 sebagai acara tahunan.Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah dalam acara Media Gathering di Aula Besar Kantin Diplomasi, Kementerian Luar Negeri RI Jakarta (02/12)  mengatakan Bali Democracy Forum kali  ini akan mengangkat tema Democracy in Changing World Leadership and Solidarity”  yang memiliki  dua sisi pandang untuk dimajukan yaitu  masalah aspek kepemimpinan dan aspek  solidaritas

Penyelenggaraan BDF tahun  ini diutamakan kehadiran   secara fisik yaitu untuk mencerminkan Bali yang sudah lebih baik lagi dan  Indonesia yang sudah lebih siap lagi untuk menerima kehadiran tamu-tamu undangan secara fisik ke tanah air

Menurut Teuku Faizasyah, BDF sebagai forum yang tepat untuk berbagi pengalaman demokrasi dari berbagai negara dunia.  Bahkan  dikatakannya melalui  pendekatan inklusif  diharapkan dapat memberi ruang pada semua negara untuk hadir dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan yang bersifat inter-governmental atau menghadirkan wakil-wakil pemerintah.

“ BDF adalah salah satu flagship program diplomasi Indonesia yang ditujukan  mendorong agar demokrasi tumbuh dari dalam.Ini merupakan forum yang sangat relevant bagi negara-negara untuk berbagi pengalaman mereka berdemokrasi.Itu yang sering kita istilahkan sebagai (home-grown)  demokrasi yang tumbuh dari dalam.

Dengan demikian kita tidak membeda-bedakan apakah pesertanya adalah negara yang sudah menganut atau mengambil sistem demokrasi ataukah mereka yang masih ingin dalam proses mempelajari demokrasi tersebut,” Ujar Faizasyah.

Selain itu, Teuku Faizasyah menjelaskan dalam BDF 2022 juga akan mengikutsertakan mahasiswa agar mereka dapat mendengarkan langsung mengenai paparan - paparan dari para pembicara.

 

“Dalam BDF kali ini kita akan lebih memberikan ruang bagi partisipasi stakeholder demokrasi dalam artian para peserta Civil Society dan media akan juga kita hadirkan sebagai peserta di dalam forum BDF nanti dan juga kita akan melibatkan mahasiswaSehingga penyelenggaraan BDF kali ini juga akan diikuti secara Live oleh kampus - kampus di tanah air. Mereka bisa ikut dalam mendengarkan discourse khusus mengenai demokrasi yang akan dibahas oleh para peserta secara Live di forum tersebut,” Katanya.

 

Sampai saat ini terdapat 57 negara  yang sudah mendaftar  dan  ada pengamat dari 74 negara serta organisasi internasional yang akan berpartisipasi dalam BDF 2022. Kehadiran mereka diharapkan dapat memberikan berbagai perspektif pandangan tentang demokrasi dari negara - negara di kawasan dan Asia Pasifik// RRI-VOI / AF//===

02
December

 

(voinews.id)- Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, bersama dengan Yayasan Al Maksum Jlamprang Wonosobo melakukan kerja sama dalam pengembangan seni, budaya, dan pariwisata melalui pembentukan kampung bahasa berbasis pondok pesantren. Kepala Disparbud Kabupaten Agus Wibowo dalam taklimat media di Wonosobo, Jumat, menyebutkan perjanjian kerja sama tersebut telah ditandatangani oleh kedua belah pihak, yakni pihaknya dan Ketua Yayasan Al Maksum Wonosobo.

Ia menjelaskan ruang lingkup kerja sama yang telah disepakati antara lain terkait promosi wisata, membentuk destinasi wisata edukasi melalui kampung bahasa berbasis pondok pesantren, pengembangan SDM ponpes khususnya Yayasan Al-Maksum melalui pelatihan bahasa Arab, Inggris maupun Mandarin.

Selain itu, menjadikan sistem pembelajaran yang baik dan terintegrasi antara bidang keagamaan dan bahasa yang diyakini ke depan akan mendukung pengembangan industri pariwisata di Kabupaten Wonosobo. Menurut dia Yayasan Al Maksum selama ini telah mengelola Pondok Pesantren Rohmatul Umat, yang bertempat di Kampung Wonobungkah, Jlamprang Wonosobo. Saat ini Dinas Pariwisata telah mengirim tiga perwakilan santri terbaik yang sudah memiliki kemampuan dasar berbahasa Inggris, Arab dan Mandarin.

Adapun untuk pelatihan bahasa Arab dan bahasa Inggris dilakukan di Laboratorium Bahasa Universitas Sains Al Qur'an (UNSIQ) Wonosobo, sedangkan pelatihan bahasa Mandarin dilakukan di Xin Long Yogyakarta. Ia menjelaskan setelah menjalani kursus atau pelatihan, mereka agar mentransfer ilmunya kepada santri yang lain di ponpes tersebut. "Dengan semakin luasnya kemampuan berbahasa asing di Ponpes Rohmatul Ummat dan pemanfaatan bahasa Inggris, Arab, dan Mandarin menjadi alat komunikasi di antara santri, tentu hal ini menjadi sesuatu yang menarik," katanya.

Ia berharap para santri yang juga hidup di tengah-tengah masyarakat Kampung Wonobungkah Jlamprang juga akan membudayakan komunikasi dengan ketiga bahasa tersebut kepada masyarakat di sekitar ponpes sehingga nantinya akan terbentuk kampung bahasa berbasis pondok pesantren.

Jika hal ini bisa terwujud, katanya, akan menjadi daya tarik bagi orang di luar kampung baik lokal Wonosobo maupun luar Wonosobo yang penasaran ingin lebih mengenal kampung bahasa ini. Kampung bahasa ini tentunya akan menjadi destinasi wisata baru yang menarik untuk dikunjungi wisatawan baik yang hanya sekedar penasaran ingin berkunjung, maupun orang-orang yang sengaja datang untuk ikut belajar di kampung bahasa tersebut.

"Hal ini jelas akan merangsang tumbuhnya ekonomi baru di sekitar pondok pesantren dan kampung bahasa tersebut. Banyak orang akan datang belajar, tentu butuh penginapan dan amenitas yang lain. Kegiatan ini akan merangsang munculnya homestay, warung, rumah makan, lahan parkir, dan fasilitas lainnya," kata Agus Wibowo. Ketua Yayasan Ali Maksum Wonosobo, Agus Wahid bersyukur apa yang telah dilakukan di pondok pesantren yang dikelola bersama pengurus di yayasan selama ini membuahkan kemajuan.

Pihaknya berterima kasih karena potensi para santri dan sistem edukasi di Ponpes Rohmatul Ummat didukung oleh Pemkab Wonosobo, bahkan telah ditangkap oleh Disparbud Wonosobo melalui kerja sama ini dan telah diimplementasikan dengan mengirim tiga orang santri mengikuti pelatihan atau kursus bahasa Inggris, Arab, dan Mandarin.

"Dengan adanya ragam bahasa asing yang membudaya menjadi alat komunikasi di kalangan santri dan masyarakat kampung di sekitar ponpes, menjadi keunikan dan keunggulan tersendiri dan jelas akan menarik banyak wisatawan untuk datang ke kampung bahasa. Pendidikan di ponpes juga akan lebih berkembang dan kualitas SDM santri maupun pendidik di ponpes juga akan meningkat," demikian Agus Wahid.

 

antara