07
December

 

(voinews.id) Pemerintah Indonesia menjajaki kerja sama bidang jaminan produk halal dengan Selandia Baru, dengan tujuan menjadi pemimpin industri halal global pada 2024. Pembahasan terkait kerjasama tersebut menjadi salah satu topik pembicaraan dalam pertemuan Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi dengan Menteri Pertanian Selandia Baru Hon Damien O’Connor di Selandia Baru.

Zainut dalam keterangan tertulis yang diterima Selasa berharap kedua negara dapat segera menindaklanjuti pembicaraan yang telah dilakukan menjadi perjanjian kerjasama yang lebih konkret. Zainut mengatakan banyak peluang kerja sama jaminan produk halal yang dapat dilakukan dengan Selandia Baru, di antaranya terkait pasokan daging halal. Ia berharap kerjasama jaminan produk halal yang dilakukan dapat memberikan keuntungan bagi dua negara. (antara)

07
December

 

(voinews.id) Indonesia berencana menggelar konferensi tingkat tinggi (KTT) Archipelagic and Island States (AIS) Forum di Bali pada September 2023. yang  akan  dihadiri oleh kepala negara.kepala pemerintahan dari 47 negara anggota AIS Forum. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) RI Luhut Binsar Pandjaitan mengumumkan rencana itu pada pertemuan tingkat menteri ke-4 AIS Forum di Nusa Dua, Bali Selasa.

.Luhut Pandjaitan  saat memberi sambutan saat Forum AIS Pertemuan Tingkat Menteri ke-4  di Bali mengatakan. untuk memperkuat kerja sama ini, pihaknya  juga mempersiapkan pertemuan tingkat tinggi AIS Forum. Kerja sama ini akan lebih kuat apabila disuarakan langsung oleh para pemimpin negara. KTT ini telah diusulkan sejak 2019 dan berharap tidak ada halangan untuk menggelar itu pada 2023. Oleh karena itu Luhut meminta menteri luar negeri dari masing-masing negara anggota untuk ikut membantu mempersiapkan pertemuan para pemimpin negara AIS Forum. (antara)

06
December

 

Jakarta (voinews.id) : Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mendorong Forum Negara Pulau dan Kepulauan (Archipelagic and Island State Forum-AIS Forum) untuk membawa semangat kolaborasi dalam menghadapi tantangan global.  

Hal itu disampaikannya dalam pembukaan Pertemuan Tingkat Menteri ke-4 Negara-negara Kepulauan dan Pulau Kecil (Archipelagic and Island States Forum/AIS Forum), Selasa (6/12), di Bali.

Menurutnya sejumlah tantangan global yang dihadapi dunia saat ini hanya mampu diselesaikan jika masyarakat dunia memajukan langkah pembagian beban dibandingkan pengalihan beban.

"Kita harus membawa semangat yang sama, semangat kolaborasi," kata Menlu Retno.

Selain itu Menteri Retno juga menggaris bawahi pentingnya persatuan untuk mencapai tujuan bersama.

“Ekonomi kelautan berkelanjutan adalah tujuan bersama yang menyatukan kita. Kita semua bergantung pada laut sebagai sumber makanan dan kehidupan, namun di saat yang sama laut juga menghadirkan tantangan besar," ujar Menlu.

Di antara tantangan tersebut adalah naiknya permukaan air laut, sampah laut, dan eksploitasi sumber daya laut berlebihan.

“Jika tidak ditangani, negara-negara kepulauan akan merasakan dampak yang paling besar," kata Menlu.

Dalam sambutannya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan ditengah tantangan yang kompleks saat ini, masyarakat global sepatutnya tidak kehilangan harapan dan optimisme.

Ia mengatakan KTT G20 di Bali bulan lalu telah menunjukkan para pemimpin dunia yanh bersedia mengesampingkan perbedaan dan menjaga semangat kolaborasi.

Menurutnya KTT G20 memberikan pelajaran penting yaitu bahwa semua negara memiliki posisi yang setara dalam membentuk agenda global.

Selain itu KTT G20 juga mendorong agar seluruh pihak fokus mencapai hasil nyata yang berdampak bagi masyarakat dan dunia. (Ndy)

06
December

 

 

(voinews.id)-Indonesia dan Ekuador pada tahun 2023 akan menindaklanjuti sejumlah kesepakatan yang telah disepakati kedua negara. Hal itu disampaikan Duta Besar Republik Ekuador untuk Indonesia, Santiago Chávez dalam wawancara khusus bersama RRI Voice of Indonesia, Senin (5/12) di Jakarta.

Pada 27 Mei 2022, Indonesia dan Ekuador menandatangani kerja sama penanganan risiko bencana di Bali oleh Kepala BNPB RI Suharyanto dan Kepala Badan Penanganan Bencana Ekuador (SNGRE) Christian Torres.
Menurut Santiago Chávez, kerja sama bidang penanganan risiko bencana menjadi salah satu poin kerja sama yang akan ditindak lanjuti di tahun depan.

“Pada tahun 2022, kedua institusi yang bertanggung jawab atas manajemen risiko, baik di Ekuador dan Indonesia telah mencapai kesepakatan dan telah menandatangani nota kesepakatan untuk bekerja sama dalam hal manajemen risiko”
“Jadi, pada tahun 2023 mendatang, kedua negara akan mengembangkan nota kesepahaman tersebut dengan membahas poin-poin spesifik yang dapat diaplikasikan, terutama dalam hal pertukaran pengalaman, pengembangan kapasitas, penggunaan teknologi yang benar-benar dapat saling membantu satu sama lain”, jelas Santiago Chávez.

Selain penanganan bencana, Indonesia dan Ekuador juga akan menindaklanjuti kerja sama bidang penanggulangan perdagangan obat-obatan terlarang.
Santiago Chavez mengatakan, kedua negara telah menandatangani kerja sama ini pada 25 Mei 2022.
“Kami juga mengupayakan kerja sama dalam perang melawan narkoba dan jaringan transnasional yang terkait dalam bidang narkoba”, imbuhnya.
Santiago Chavez menambahkan, baik Indonesia maupun Ecuador memiliki kesamaan dalam banyak hal. Oleh karena itu menurutnya, banyak potensi kerja sama yang dapat dilakukan dan dikembangkan. (Borgias)

 

voinews.id