08
December

 

 (voinews.id) Sektor investasi dinilai menjadi satu-satunya harapan pemerintah untuk  meningkatkan  pertumbuhan ekonomi di tengah ancaman krisis global saat ini.. Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto dalam Forum Kemitraan Investasi yang dipantau secara daring di Jakarta Rabu menilai investasi jadi kunci pertumbuhan ekonomi lantaran konsumsi serta kinerja ekspor dan impor akan cukup tertekan dengan kondisi yang terjadi.

Seto menjelaskan daya beli masyarakat pada 2023 diperkirakan akan menurun seiring dengan berkurangnya insentif yang diberikan pada saat pandemi COVID-19.Tekanan suku bunga dinilai akan menyebabkan konsumsi rumah tangga berkurang.. Di sisi lain konsumsi pemerintah juga diperkirakan akan mengalami tekanan karena defisit anggaran akan kembali ditetapkan kurang dari 3 persen. Oleh karena itu ia menilai investasi menjadi kunci ketahanan ekonomi pada tahun-tahun mendatang terlebih dengan kondisi dunia yang penuh tantangan. Ia juga mendorong terjalinnya kemitraan antara pengusaha besar dengan pengusaha di daerah dan UMKM. (antara)

07
December

 

Jakarta (voinews.id) : Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan pertemuan Indonesia-Pacific Forum for Development (IPFD) menghasilkan Bali Message on Development Cooperation in the Pacific.

“Pertemuan IPFD menghasilkan Bali Message on Development Cooperation in the Pacific yang berisi komitmen Indonesia dan negara Pasifik untuk meningkatkan kemitraan,” katanya dalam keterangan yang disampaikan secara virtual, Rabu (7/12) di Bali dan diikuti dari Jakarta. Menurutnya, Bali Message juga meneguhkan komitmen Indonesia untuk mengimplementasikan secara konkret visi Pacific Elevation melalui bantuan teknis dan bantuan pembangunan yang lebih intensif.

 

Retno pun menggaris bawahi Indonesia yang selama ini melakukan kerja sama dengan negara-negara Pasifik. “Selama periode 1999-2021 Indonesia telah memberikan 211 bantuan teknis dan pembangunan yang melibatkan sekitar 1.900 peserta dari negara-negara Pasifik,” katanya.

 

Sejumlah program kerja sama yang telah dilaksanakan selama ini diantaranya kerja sama bidang ketahanan pangan dan kesehatan. Ia menambahkan, Indonesia akan mempererat kerja sama perdagangan dan investasi dengan fokus pada pembangunan UMKM. Selain itu menurut Retno, Indonesia juga akan meningkatkan pemberian beasiswa bagi mahasiswa-mahasiswa dari negara Pasifik.

07
December

Jakarta (voinews.id) : Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan Forum Kerja Sama Pembangunan Indonesia-Pasifik (IPFD). Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut sebagai sesama negara Pasifik, Indonesia berbagi tantangan yang sama dengan negara-negara lain di Pasifik. Oleh karena itu, menurutnya, Indonesia dan negara-negara Pasifik harus mengatasi tantangan-tantangan tersebut secara bersama sebagai satu keluarga besar Pasifik.

“IPFD merupakan manifestasi visi Pacific Elevation Indonesia dan digunakan sebagai platform untuk engagement yang lebih luas antara Indonesia dan Pasifik,” katanya dalam keterangan yang disampaikan secara virtual, Rabu (7/12) yang diikuti dari Jakarta.

Dalam pidato pembukaan forum, Retno Marsudi mendorong negara-negara IPFD untuk berfokus pada pembahasan 3 isu utama.

“Pertama, memastikan Pasifik sebagai kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera,” katanya.

Untuk mencapai tujuan itu, menurut Retno, Indonesia bersama dengan negara-negara Pasifik harus memajukan kepercayaan strategis dan semangat kolaborasi. Menurutnya prinsip-prinsip hukum internasional termasuk penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah harus ditegakkan.

Selain itu, ia menegaskan, Pasifik harus menjadi bagian integral dari kawasan Indo-Pasifik yang damai, stabil, dan sejahtera.

“Hal kedua yang saya sarankan adalah pentingnya membangun kerja sama konkret,” katanya.

Retno mendorong negara-negara IPFD untuk mewujudkan kerja sama yang menguntungkan rakyat semua negara di Pasifik. Beberapa hal yang dapat dibahas antara lain ketahanan pangan, perubahan iklim, dan pengurangan resiko bencana.

Ia pun mendorong pemajuan kerja sama ekonomi kelautan berkelanjutan, sekaligus peningkatan people-to-people contact untuk mendorong konektivitas dan ikatan kekeluargaan lebih dalam antara negara Pasifik.

“Hal ketiga yang perlu menjadi fokus adalah membuat platform pembangunan yang komprehensif dan inklusif,” katanya.

Pertemuan IPFD dilaksanakan di Bali sejak tanggal 7-8 Desember 2022 dan diikuti oleh 17 negara dan teritori dari Pasifik, 4 organisasi sub-regional, regional dan multilateral, serta 5 negara undangan. Termasuk diantara yang hadir adalah Perdana Menteri Nieu dan 6 menteri dari Australia, Cook Islands, Micronesia, Selandia Baru, Papua New Guinea, dan Timor Leste serta 1 Wakil Menteri dari Tonga.

Pertemuan IPFD mengangkat tema “Grow and Prosper Together," dengan 2 isu utama yang dibahas yaitu pembangunan ekonomi dan pengembangan sumber daya manusia.

07
December

Jakarta (voinews.id) : Wakil Menteri Luar Negeri Azerbaijan Elnur Mammadov mengatakan dalam 30 tahun hubungan diplomatik Republik Azerbaijan dan Republik Indonesia kedua negara telah meningkatkan sikap saling percaya yang patut dirayakan.

“Saya ingat satu hal penting. Kita telah mengembangkan sikap saling percaya dalam 30 tahun terakhir. Ini adalah sesuatu yang patut dirayakan,” katanya dalam acara Peringatan 30 Tahun Hubungan Diplomatik antara Indonesia dan Azerbaijan, Selasa (6/12) di Jakarta.

Disela kunjungannya ke Indonesia dalam rangka menghadiri Forum Demokrasi Bali (BDF) 2022, Elnur Mammadov mengatakan Indonesia dan Azerbaijan memiliki tantangan jarak geografis yang cukup jauh.

“Kita tahu ada jarak geografis diantara kedua negara sehingga tak mungkin hubungan ini akan berkembang dengan sendirinya. Kita harus melakukan upaya agar hubungan ini meningkat. Inilah yang kami lakukan dengan melakukan kunjungan ini,” kata Elnur Mammadov.

Wakil Menteri Luar Negeri Azerbaijan Elnur Mammadov menambahkan dalam kurun 30 tahun terakhir, Indonesia dan Azerbaijan telah mengembangkan kerjasama dan dialog bukan hanya di tingkat bilateral namun juga multilateral.

“Ini juga berlangsung di sela-sela banyak acara internasional seperti Sidang Umum PBB, pertemuan Gerakan Non-Blok, dan Organisasi Kerjasama Islam dimana kami berbagi nilai dan solidaritas Islam,” katanya.

Elnur mengatakan, ada pula saling kunjung oleh masing-masing pejabat negara hingga anggota parlemen kedua negara.

“Jadi pertemuan dan kunjungan telah dilaksanakan meskipun bukan pertemuan bilateral (kedua kepala negara) secara fisik,” katanya.

Elnur Mammadov berharap pemimpin pemerintahan Indonesia dan Azerbaijan dapat segera bertemu dalam sebuah pertemuan bilateral agar kerja sama keduanya dapat terus ditingkatkan.