Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyebutkan sejak ditenggelamkannya 363 kapal asing pencuri ikan, lautan Indonesia menjadi yang paling menakutkan bagi semua pencuri ikan di dunia. Hal itu dikatakan Menteri Susi saat berceramah tentang wawasan kelautan dan perikanan ketika melakukan kunjungan silaturahmi di Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, Selasa (31/7). Dia mengungkapkan, pada saat awal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan mengawali menenggelamkan kapal asing yang melakukan pencurian ikan di Indonesia, banyak orang di jajaran KKP merasa takut.
Penenggelaman ratusan kapal asing pencuri ikan tersebut, menurut Susi, terbukti mampu menjadi efek jera. Akibat dari efek jera, sekarang tidak ada lagi pencuri ikan. Sehingga stok ikan di Indonesia naik dari 6,5 juta ton menjadi 12,5 juta ton (per tahun). Tanpa menyebut angka, Susi mengatakan ekspor ikan mengalami kenaikan. Dan Presiden Joko Widodo, berkomitmen untuk menjadikan laut sebagai masa depan bangsa. Jadi asing tidak boleh lagi masuk di perikanan tangkap. Antara
Utusan Pemerintah Jepang mengunjungi Yayasan Lingkar Perdamaian yang dipimpin bekas teroris Ali Fauzi di Desa Tenggulun, Solokuro, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Selasa. Kunjungan itu bagian dari upaya pemerintah Jepang mempelajari pendekatan lunak yang ditempuh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam menangani pelaku terorisme. Kedatangan delegasi yang berasal dari badan antiteror yang juga mewakili salah satu kementerian Jepang yang didampingi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme-BNPT Komjen Pol Suhardi Alius itu disambut hangat oleh Ali Fauzi beserta pengurus dan binaan yayasan tersebut.
Menurut Suhardi dikutip dalam siaran pers, mereka sangat antusias bahkan terharu melihat fakta di Tenggulun ini. Ia mengatakan, setiap orang punya hati dan sepanjang mampu menyentuhnya, mereka pasti mau kembali. Delegasi Jepang mengaku tidak pernah membayangkan cara-cara lunak seperti itu sebelumnya dalam menangani terorisme. Pendekatan lunak yang digunakan BNPT menarik perhatian sejumlah negara. Sebelumnya Menlu Belanda juga datang ke Tenggulun. Delegasi Amerika Serikat juga pernah hadir dan melihat langsung upaya kontraradikalisasi dan deradikalisasi yang dilakukan BNPT. Antara
Menteri Keuangan Republik Indonesia (RI) sekaligus Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Sri Mulyani Indrawati menyatakan stabilitas sistem keuangan Indonesia pada kuartal II-2018 terjaga baik meski adanya peningkatan tekanan ekonomi global. Hal itu disampaikan Sri Mulyani dalam konferensi pers yang digelar di Kementerian Keuangan RI, Jakarta, Rabu malam, 31 Juli 2018. Sri Mulyani menjelaskan, stabilitas sistem keuangan Indonesia ditunjukkan dengan tingkat inflasi terjaga, likuiditas yang mencukupi, cadangan devisa terjaga, tingkat defisit yang terkendali, surplus pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018, serta membaiknya kinerja perbankan.
‘’KSSK - Komite Stabilitas Sistem Keuangan menyimpulkan bahwa stabilitas sistem keuangan triwulan II tahun 2018 tetap terjaga di tengah meningkatnya tekanan yang berasal dari global. KSSK memandang bahwa kondisi fundamental serta stabilitas perekonomian dan sistem keuangan masih terjaga. Hal ini ditunjukkan oleh tingkat inflasi yang terjaga, likuiditas sistem keuangan yang mencukupi, cadangan devisa yang masih memadai, tingkat defisit APBN yang terkendali, surplus keseimbangan primer dari APBN sampai dengan semester pertama serta kinerja perbankan yang membaik. Sebagaimana tercermin dari peningkatan pertumbuhan kredit dengan tingkat resiko kredit yang terkendali serta permodalan dan likuiditas perbankan yang kuat’’.
Namun demikian, menurut Sri Mulyani KSSK tetap akan mewaspadai gejolak ekonomi global akibat kebijakan yang diambil oleh Amerika Serikat (AS) serta perang dagang AS dengan para mitra dagangnya. Terutama terhadap pelemahan nilai tukar Rupiah. Dikatakannya, KSSK sendiri telah mencermati adanya tekanan pada nilai tukar dan SBN (Surat Berharga Negara) terutama yang berasal dari ekspetasi lanjutan kenaikan Fed Fund Rate dan sentimen dari perang dagang antara pemerintah AS dan mitra dagang utamanya. Selain itu, KSSK juga akan mewaspadai dampak dari gelaran pemilihan umum (Pemilu) pada 2019 mendatang terhadap stabilitas sistem keuangan sistem terjaga. Ia berharap, tidak ada gejolak yang berlebihan yang akan mengganggu stabilitas sistem keuangan nasional. VOI/Rezha
Bank Indonesia (BI) memastikan akan fokus dalam upaya menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah agar sesuai dengan nilai fundamentalnya. Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan hal tersebut, dalam konferensi pers usai rapat terbatas Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) pada Selasa malam, 31 Juli 2018. Perry Warjiyo menyebutkan, untuk mengantisipasi melemahnya nilai tukar rupiah akibat adanya ketidakpastian perekonomian global. Dikatakannya, BI sendiri telah menyiapan langkah – langkah stabilisasi nilai tukar rupiah dengan menjaga berjalannya mekanisme pasar, intervensi ganda baik di pasar valas maupun pembelian Surat Berharga Negara (SBN).
‘’Bank Indonesia saat ini terus melakukan langkah – langkah stabilisasi nilai tukar sesuai dengan nilai fundamentalnya dengan tetap menjaga bekerjanya mekanisme pasar. Dalam konteks seperti ini kami terus melakukan langkah – langkah stabilisasi itu melalui yang kita sebut intervensi ganda baik di pasar valas maupun pembelian SBN dari pasar sekunder dalam hal pasar mendapatkan tekanan – tekanan khususnya dari tekanan global. Rupiah saat ini tercatat 14,420 rupiah per Dollar Amerika Serikat atau melemah enam persen year to date kalau kita hitung dari 1 Januari sampai dengan tanggal ini’’.
Lebih lanjut Perry mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah masih lebih rendah dibandingkan pelemahan mata uang negara berkembang lainnya seperti Filipina, India, Afrika Selatan, Brazil, dan Turki. Selain melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah, KSSK yang terdiri dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia (RI), Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) juga akan terus memperkuat bauran kebijakan moneter dan makroprudensial dalam menjaga daya tarik pasar keuangan domestik sekaligus menjaga momentum pemulihan ekonomi melalui perubahan suku bunga kebijakan Bank Indonesia BI 7-day Reverse Repo Rate telah menjadi 5,25 persen pada 29 Juni 2018 dan pelonggaran kebijakan Loan to Value Ratio (LTV) yang dilakukan untuk mendorong sektor perumahan.VOI/Rezha