Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan, Umar Hadi, menyambut gembira kesepakatan kerja sama antara perusahaan Korsel LS Cable & System dan perusahaan Indonesia PT Artha Metal Sinergi yang akan membangun pabrik kabel listrik di Karawang Barat, Jawa Barat. Keputusan pendirian pabrik di atas areal seluas 64.000 meter persegi dengan nilai 50 juta dolar Amerika di kawasan Artha Hill tersebut sangat tepat.
Umar Hadi saat menyaksikan penandatanganan perjanjian kerja sama antara LS Cable & System dengan PT Artha Metal Sinergi di KBRI Seoul, Senin berharap rencana pendirian pabrik kabel tersebut memenuhi target pemerintah dalam mendistribusikan tenaga listrik yang memadai di seluruh pelosok nusantara. Ia menambahkan, pabrik tersebut siap beroperasi pada akhir tahun 2019 dan ditargetkan menghasilkan penjualan sebesar 100 juta dolar Amerika di tahun 2025. ant.19.6’18mar/edit r
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengimbau pemudik untuk kembali ke Jakarta sebelum atau sesudah tanggal 19 Juni (H+3) dan 20 Juni (H+4). Hal dikarenakan pada tanggal tersebut diperkirakan akan terjadi puncak arus balik.
“Saya menganjurkan agar pemudik yang akan kembali ke Jakarta tidak pada tanggal 19-20 Juni. Lakukan sebelumnya atau setelahnya (tanggal tersebut). Karena melalui hasil riset pada tanggal tersebut merupakan puncak tertinggi arus balik ke Jakarta,” jelas Menhub usai mengadakan konferensi pers di Posko Tingkat Nasional Angkutan Lebaran Terpadu Tahun 2018 di Kantor Kementerian Perhubungan, Minggu (17/6).
Untuk menghindari kepadatan di jalan tol, Menhub menganjurkan pemudik menggunakan jalur arteri atau jalan nasional.
“Tol fungsional bisa digunakan untuk arus balik. Namun untuk balik ke Jakarta tidak harus menggunakan jalur jalan tol saja tetapi gunakanlah jalan arteri. Karena jalannya juga bagus,” ujar Menhub.
Selain menghindari kepadatan, Menhub menambahkan jika melalui jalan arteri pemudik juga bisa menikmati keindahan kota yang dilewati.
“Pemudik yang akan balik ke Jakarta atau sebaliknya ke arah Semarang bisa menikmati kuliner ataupun berbelanja. Jadi punya pengalaman seperti melewati Pekalongan ada batik, Brebes ada telor asin, Tegal ada tahu aci, dan lain-lain,” urai Menhub.
Lebih lanjut pada jalur tol, Menhub juga akan menambah jumlah rest area sebagai tempat peristirahatan pemudik yang lelah setelah melakukan perjalanan.
“Titik yang harus di-improve itu adalah rest area supaya mereka yang lelah bisa berhenti, bisa ke toilet, makan, istirahat dan sebagainya. Kita akan melakukan suatu upaya penambahan rest area. Selain penambahan fasilitas tersebut, kami harap Kepolisian, Pertamina, Tim Kesehatan juga dapat meningkatkan kapasitas dan kualitasnya di rest area agar pemudik merasakan kenyamanan saat beristirahat,” terang Menhub.
Terkait rekayasa lalu lintas, Menhub mengungkapkan hal tersebut merupakan kewenangan dari Kakorlantas.
“Rekayasa lalu lintas adalah kewenangan Kakorlantas di lapangan. Yang pasti gerbang tol akan di-manage, jika terjadi antrean lebih dari 3 kilometer (km) maka akan ditutup dan dialihkan ke jalan nasional. Kedua adalah pemberlakuan contraflow,” kata Menhub.
Menhub juga memperkirakan arus balik ke Jakarta diperkirakan dimulai pada hari Senin (18/6) atau H+2. Menhub juga mengingatkan agar pemudik mempersiapkan diri serta kondisi kendaraan dengan baik agar nyaman dan aman di perjalanan. (Setkab)
Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya bersama Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas menghadiri Festival Barong Ider Bumi yang diselenggarakan pada di Desa Kemiren, Banyuwangi, Sabtu (16/6). Pada kesempatan tersebut, Menpar memberikan apresiasi untuk konsistensi Banyuwangi yang terus mengangkat tradisi budaya menjadi sebuah atraksi yang menarik. Sebagai informasi, Barong Ider Bumi adalah sebuah ritual tolak bala yang dilakukan di Desa Kemiren setiap tahunnya. Konon, sejarah tradisi Barong Ider Bumi dimulai pada tahun 1840. Saat itu Desa Kemiren diserang wabah penyakit yang mengakibatkan banyak warga meninggal dan petani juga mengalami gagal panen.
Salah seorang sesepuh desa mendapat petunjuk, meminta petunjuk, warga diminta melakukan arak-arakan Barong sebagai bentuk tolak bala. Ritual tersebut pun dilakukan secara turun-temurun. Festival Barong Ider Bumi ini ditandai dengan permainan angklung oleh para sesepuh di balai desa setempat. Lalu, Barong diarak keliling desa sambil diiringi nyanyian doa berbahasa Jawa. Nyanyian tersebut merupakan doa memohon keselamatan.
Arak-arakan dimulai dari gerbang hingga pintu keluar masuk desa. Selama proses pengarakan, tokoh adat akan melakukan “Sembur Utik-utik”. Yakni kegiatan menebarkan uang logam, beras kuning, dan bunga sebagai simbol tolak bala. Setelah arak-arakan mencapai ujung desa, warga akan berebut memakan pisang yang dipajang. Prosesi berikutnya adalah selametan dengan makan Pecel Pitik secara bersama.
Pecel Pitik adalah makanan khas Banyuwangi. Kulinernya menggunakan bahan utama ayam kampung yang masih muda. Setelah disembelih, ayam kampung dibersihkan lalu dipanggang secara utuh di perapian. Sedangkan bumbu yang digunakan sangat sederhana yaitu kemiri, cabai rawit, terasi, daun jeruk, dan gula. Setelah dihaluskan, bumbu dicampur dengan parutan kelapa muda.
“Yang dilakukan masyarakat Desa Kemiren dengan mengangkat tradisinya sebagai atraksi budaya sudah tepat untuk pengembangan pariwisata. Ini penting, karena wisatawan yang datang ke Indonesia, 60 persennya karena tertarik budaya,” sambung Menpar di sela-sela acara. Pada kesempatan itu, Menpar juga ikut melempar koin.
Menpar meneruskan, kegiatan ini harus dilestarikan karena merupakan salah satu syiar Budaya Banyuwangi untuk dunia. Barong Ider Bumi dilakukan setelah Hari Raya Idulfitri oleh Umat Islam.
Bupati Banyuwangi juga mengapresiasi kegiatan ini. Dia mengatakan, dampak ekonomi kegiatan festival budaya seperti itu sangat besar bagi Banyuwangi. Salah satunya, seluruh penginapan di sekitar lokasi penuh disewa para wisatawan.
“Homestay sekitar Kemiren jumlahnya ada 55. Ada yang dua kamar. Ada yang tiga kamar. Semua full, Hotel Sahid Osing Kemiren, Hotel Aston, Hotel Ikhtiar Surya, Hotel El Royale, Hotel Tanjung Asri hingga Desa Wisata Osing yang punya 10 villa juga full. Ini berkah besar buat Banyuwangi,” ucapnya.
Barong Ider Bumi disaksikan oleh sekitar 10 ribu wisatawan. Ada beberapa alasan mengapa para pengunjung rela berdesak-desakan menyaksikan ritual tersebut. Pertama, kegiatan tersebut menghadirkan story telling yang kuat. Barong dipercaya masyarakat Desa Kemiren sebagai makhluk mitologi yang menjaga desa.
Alasan berikutnya, ada arak-arakan budaya yang menarik. Barong yang memiliki sayap tersebut diarak warga Desa Kemiren menggunakan baju adat Osing yang dominan berwarna hitam. Sepanjang jalan, tokoh adat masyarakat Osing dan Menpar Arief Yahya menebarkan uang koin yang dicampur dengan beras kuning.
Uang koin yang disebar tersebut boleh diperebutkan oleh banyak orang terutama anak-anak. Maknanya, adalah shodaqoh masyarakat Kemiren kepada anak-anak. Membudayakan tradisi berbagi.
“Salah satu daya tariknya ya di sini. Karena setelah mangku barong mereka kembali lagi ke pintu masuk. Dan terakhir ditutup dengan selamatan makan bersama dengan menu pecel pitik,” jelas Suhaimi, Ketua Adat Desa Kemiren. Dia melanjutkan, selain sebagai daya tarik budaya, arak-arakan Barong Ider Bumi juga dilakukan untuk menjaga kerukunan masyarakat sekitar. (Setkab)
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI, Bambang Soesatyo, mengatakan, tradisi saling memaafkan dalam Hari Raya Idul Fitri merupakan momentum yang harus dimanfaatkan para elit dan pemimpin nasional untuk meredam suhu politik dan mencegah perpecahan. Antara melaporkan, Bambang Soesatyo mengatakan hal tersebut saat mengunjungi kediaman Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, di Malang, Jawa Timur, Minggu (17/6).
Menurutnya, momen silaturrahim antara pemimpin negara sangat diperlukan untuk mencairkan suhu politik jelang pemilihan kepala daerah serentak, pemilihan legislatif, dan pemilihan presiden. Ia menambahkan, silaturrahim bersama sanak saudara, kolega, dan masyarakat untuk saling bermaafan pada Hari Raya Idul Fitri merupakan ciri khas umat muslim di Indonesia. ant