Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan kenegaraan ke Selandia Baru (18/3). Kunjungan ini sekaligus menandai peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Selandia Baru.
Presiden Jokowi akan melakukan sejumlah pertemuan, mulai dari pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri dan Gubernur Jenderal Selandia Baru, hingga bertemu dengan sejumlah CEO dalam sebuah forum bisnis.
Saat tiba di Bandara Militer Wellington, Selandia Baru, pada pukul 22.20 WS atau 16.20 WIB, Menteri Keuangan, yang juga Menteri Olahraga, Selandia Baru Grant Robertson dan Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru Tantowi Yahya serta Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia Trevor Matheson menyambut kedatangan Presiden.
Turut mendampingi Presiden dan Ibu Iriana dalam penerbangan menuju Wellington, Selandia Baru, adalah Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto, Menteri Sekreteris Negara Pratikno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Kepala BKPM Thomas Lembong. Setkab)
Duta Besar RI untuk Tunisia, Prof. Dr. Ikrar Nusa Bhakti, melaksanakan Courtessy Call kepada Menteri Kebudayaan Tunisia, Mohamed Zine El Abidine, di kantor Kementerian Kebudayaan, Le Kasba, Tunis, Kamis (13/3). Pada kesempatan tersebut, Dubes RI Tunis mengucapkan apresiasi dan berharap kerja sama dalam bidang kebudayaan antara kedua negara dapat terus meningkat.
Dubes RI menyampaikan bahwa KBRI Tunis senantiasa aktif untuk berpartisipasi dalam event-event budaya yang diselenggarakan di Tunisia dan juga terus berupaya mengenalkan Tunisia kepada masyarakat Indonesia dengan mendatangkan jurnalis Indonesia untuk mempromosikan beberapa destinasi pariwisata Tunisia di Indonesia.
Kunjungan ini juga dimanfaatka oleh Dubes RI untuk menyampaikan bahwa MoU bidang kebudayaan yang dimiliki oleh Tunisia dan Indonesia akan berakhir pada 9 Juni 2018. Indonesia berharap bahwa kerja sama kebudayaan kedua negara akan terus berlanjut dan meningkat pada masa yang akan datang.
Menteri Mohamed Zine El Abidine menyambut baik kedatangan Dubes RI dan mengapresiasi kerjasama yang terlah terjalin serta berharap kedua negara dapat mendorong kerja sama dalam bidang budaya agar terus meningkat. Menteri Mohamed Zine El Abidine menambahkan bahwa ada beberapa kerja sama dalam bidang kebudayaan yang dapat dikembangkan seperti penyelenggaraan Indonesian Day di City of Culture Tunis.
Menteri Kebudayaan Tunisia berkomitmen untuk memperbaharui MoU kerja sama dalam bidang kebudayaan antara Indonesia-Tunisia dan secara teknis akan dilakukan melalui korespondensi antara KBRI dengan Kementerian Kebudayaan Tunisia. (Kemlu)
Selain menginduk dan bekerjasama dan dengan Curtin University di Perth, Australia, Curtin University Malaysia yang berlokasi di Miri, Sarawak, Malaysia juga melakukan kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Kerjasama yang selama ini sudah dijalin Curtin University Malaysia dengan beberapa perguruan tinggi di Indonesia salah satunya adalah kerjasama pertukaran pelajar. Hal tersebut disampaikan oleh salah satu staf pengajar dari Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik dan Sains, Curtin University Malaysia, Agus Saptoro kepada awak media pada Sabtu, 17 Maret 2018, di Miri, Sarawak.
“Tapi kalau konteks yang Malaysian campus, kita dengan satu dari Belgia ya, sementara ini. Indonesia kita dengan UI, jadi UI itu bisa dua plus dua, jadi dua tahun di UI dua tahun disini atau tiga tahun di UI, satu tahun disini. Itu kita ada agreement, Indonesia dengan UI sementara dan Politeknik Caltex, exchange ya, short term atau longterm,” kata Agus Saptoro.
Agus Saptoro menambahkan, selain kerjasama pertukaran pelajar, kerjasama lain yang dijalin oleh Curtin University Malaysia dengan beberapa perguruan tinggi negeri di Indonesia adalah kerjasama riset di berbagai bidang. Ia menyebutkan, selain Universitas Indonesia (UI) dan Politeknik Caltex, di Pekanbaru, Riau, kampus lain yang juga melakukan kerjasama riset dengan Curtin University Malaysia adalah Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta dan Institut Teknologi Nasional (Itenas), Bandung, Jawa Barat. Untuk pendanaan kerjasama riset tersebut, menurut Agus Saptoro, Curtin University Malaysia dan perguruan tinggi dari Indonesia memiliki porsinya masing masing, tergantung pada pihak mana yang menginisiasi riset tersebut. (Rezha)
Presiden Joko Widodo menghadiri acara santap siang di Admiralty House Sydney, kediaman resmi Gubernur Jenderal Australia Peter Cosgrove, seusai menghadiri sesi pleno ASEAN-Australia Special Summit 2018 di International Convention Center (ICC), Minggu.Presiden Joko Widodo keluar dari ICC sekitar pukul 12.00 waktu setempat, berjalan bersama Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull di barisan terdepan untuk menuju dermaga Darling Harbour.
Bersama kepala pemerintahan negara ASEAN dan Australia, Presiden kemudian naik ke kapal Victor Chang yang membawa mereka ke Sydney Harbour untuk menuju kediaman Gubernur Jenderal Australia.Gubernur Jenderal Persemakmuran Australia mengadakan jamuan khusus untuk para Kepala Negara/Pemerintahan peserta ASEAN-Australia Special Summit 2018 di Admiralty House.Dalam acara tersebut, Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.Sore harinya, Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana beserta rombongan akan melanjutkan perjalanan menuju Wellington, Selandia Baru. (ANTARA)