Pemerintah melalui Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi mengapresiasi pencapaian prestasi kontingen Indonesia dalam Test Event Asian Games yang telah berlangsung sejak 10-15 Februari 2018.
Indonesia resmi menjadi juara umum setelah berhasil mengoleksi 30 emas, 19 perak, dan 18 perunggu. Emas terakhir dipersembahkan dari olahraga Bola voli, yang menyelesaikan pertandingan dengan mempertemukan sesama tim Indonesia, Kamis (15/2/2018).
“Saya ucapkan selamat, kita berhasil menjadi juara dalam Test Event Asian Games 2018 ini. Medan perjuangan sesungguhnya dengan lawan-lawan yang jauh lebih kuat dan berkali lipat jumlahnya, menanti kita dalam Asian Games nanti. Saya meminta semua atlet yang turun disini bisa belajar dan memperbaiki kekurangan yang ada. Test event paling tidak telah memberikan pelajaran penting soal motivasi bertanding dan membangun mental sebagai pemenang,” tutur Menpora seperti rilis yang diterima Radio Republik Indonesia (RRI), Jumat (16/2/2018).
Emas terbanyak disumbang dari cabang olahraga pencak silat dengan meraih 11 emas, yang disumbang oleh tim ganda putra dan putri, beregu putra dan putri,Abdul Malik, Nirmalasari Octaviani, M Yachser Arafa, Iqbal Candra Pratama, Pipiet Kamelia, Komang Harik Adi Putra, dan Eko Febrianto. Satu-satunya perak untuk Indonesia disumbang oleh Ausri Bayusro dan satu perunggu lewat Selly Ardiani.
Berikutnya, olahraga angkat besi menyumbangkan Tujuh emas di JIExpo Kemayoran. Para atlet penyumbang emas untuk Indonesia adalah Surahmat Bin Suwoto, Eko Yuli Irawan, Deni, Sri Wahyuni Agustiani, Dewi Safitri, Melinda Gusti, dan Nurul Akmal. Sementara itu, medali perak disumbangkan oleh Muhammad Purkon, Syarah Anggraini, dan Acchedya Jagaddhita. Dua perunggu disumbang oleh I Ketut Ariana dan Yolanda Putri.
Selanjutnya, 6 emas para atlet taekwondo menambah koleksian untuk tuan rumah di JIExpo Kemayoran. Mereka itu adalah Mariska Halinda, Shaleha Fitriana Yusuf, Muhammad Alfi Kusuma, Defia Rosmaniar, Tim Poomsae putra dan juga putri. Sedangkan dua perak di Taekwondo disumbangkan Reinaldy Atmanegara dan Nicholas Armanto. Untuk perunggu, Indonesia mendapat empat medali yang diraih oleh Ibrahim Zarman, Dhean Titania, Permata Cinta, dan Delva Rizki.
Sedangkan, dari Stadion Utama Gelora Bung karno, cabang atletik menyumbang 4 emas untuk Indonesia. Emas disumbang melalui kategori 4 x 100 meter estafet putra dan putri, lompat galah oleh Idan Fauzan Richsan, dan lompat jauh oleh Maria Londa. Ada tujuh medali perak yang disumbangkan oleh Muhammad Lalu Zohri, Atjong Tio, Teuku Tegar, Ulfa Silpiana, Emilia Nova, Alvin Tehupeiory, dan Eki Febri. Sementara itu ada lima medali perunggu yang diraih oleh Nadia Anggraini, Yuliana, Dedi irawan, Elizar Gamashi, dan Rizky Ghusyafa.
Olahraga panahan, bola basket, dan bola voli masing-masing menyumbangkan satu emas untuk Indonesia. Dari panahan, disumbang oleh tim compound putri yang terdiri dari Triya Resky Adriyani, Yurike Nina Bonita, dan Rona Siska Sari.
Meski tidak menyumbangkan emas, cabang olahraga tinju menyumbang dua medali perak melalui Mario Blasius Kali dan Greece Savon. Sementara ada empat perunggu yang berhasil diraih petinju tuan rumah. Medali itu diraih oleh Matius Mandiangan, Libertus Gha, Aldryani Beatrichx, dan Novizar Maulina.
Selama satu minggu sejak tanggal 8 Februari lalu, sebanyak 17 negara bertanding dalam test event yang mempertandingkan 8 cabang olahraga mulai dari Angkat Besi, Atletik, Basket, Bola Voli, Taekwondo, Tinju, Panahan, dan Pencak Silat, yang penyelenggaraannya berlokasi di 3 tempat, yakni Kompleks Stadion Gelora Bung Karno, JIEXPO Kemayoran dan Padepokan Pencak Silat, Taman Mini Indonesia Indah.
Sukses Prestasi, diikuti dengan catatan dari sisi penyelenggaraan,terkait keluhan soal venue pertandingan sempat mengemuka di arena atletik, dimana harus dilakukan penyesuaian arena lompat jauh agar sesuai dengan standar Internasional. Seperti pernah diberitakan sebelumnya, tiga bak pasir di arena atletik terancam tidak bisa dipergunakan di Asian Games, karena dekat dengan pembatas dan membahayakan atlet. Begitu pula dengan genangan air di venue pertandingan yang sempat dikeluhkan oleh atlet panahan negara tetangga, Malaysia.
Keluhan juga masih dirasakan dari sisi pelayanan di wisma atlet, dan juga soal tranportasi menuju venue pertandingan. Mengomentari hal ini, Menpora berharap, waktu 6 bulan yang tersisa, akan dimaksimalkan untuk membenahi kekurangan yang ada.
“Ini semua menjadi bahan evaluasi dan kajian penting bagi kita. Kita harus akui masih banyak kekurangan yang kita miliki dalam penyelenggaraan test event, mulai dari pelayanan kepada atlet, soal penyediaan fasilitas di wisma atlet, mobilisasi ke venue pertandingan, hingga kesiapan venue. Kalau tidak ada simulasi nyata seperti ini, kita tidak bisa hanya membayangkan saja Asian Games nanti seperti apa dan bagaimana. Sekarang kita punya gambaran kecilnya dan bisa lebih baik dalam mempersiapkan diri,” kata cah Imam yang segera mengevaluasi pasca, test event Asian Games.
Indonesia menargetkan 4 sukses di pesta akbar tingkat Asia ke-18, yaitu sukses prestasi, sukses penyelenggaraan, sukses administrasi, dan sukses ekonomi.
“Saya mencatat dan memperhatikan semua masukan yang disampaikan kepada saya. Semua pihak yang bertanggung jawab dalam pencapaian target sukses penyelenggaraan dan sukses prestasi akan mengevaluasi hasil yang ada, agar kita lebih siap menghadapi Asian Games nanti,” tutup Menpora. (KBRN)
Ketua delegasi RI, Mayjen TNI Hartind Asrin, mengatakan, atas inisiatif Indonesia, telah diselenggarakan Side Event yang mendorong cara-cara Inovatif untuk mengatasi kesenjangan kapabilitas dalam misi pemeliharaan perdamaian (MPP) PBB, 14 Februari 2018, di sela-sela Sidang C-34 di New York, Amerika Serikat.
"Side Event diorganisasikan oleh Indonesia, dan didukung oleh Ethiopia, dan PBB sebagai co-host," ujar Dirjen Strahan Kemhan Mayjen TNI Hartind Asrin yang juga Ketua Delegasi RI di New York, Jumat (16/2/2018).
Hartind mengatakan, pertemuan tahunan C-34 dimulai pada Senin (12/2/18) dan berlangsung hingga 9 Maret 2018. Pertemuan C-34 merupakan badan subsider SMU PBB yang mengadakan pertemuan tahunan dengan tugas untuk membahas seluruh kebijakan Misi Pemeliharaan Perdamaian (MPP) PBB, termasuk analisa berbagai masukan dan evaluasi kinerja misi dengan hasil pembahasan dilaporkan kepada Majelis Umum PBB.
Pada penyampaian national statement Indonesia, delegasi Indonesia juga meminta agar C-34 dapat memfokuskan pembahasan pada aspek keamanan dan keselamatan peacekeepers, mengingat tahun 2017 telah menjadi tahun paling berbahaya dalam sejarah MPP dimana 56 peacekeepers gugur dalam tugas.
Indonesia juga menyampaikan pentingnya kesinambungan capacity-building bagi peacekeepers dan dukungan finansial yang kuat untuk mengatasi kesenjangan kapabilitas di MPP PBB, sehingga dapat mewujudkan perdamaian berkelanjutan atau sustaining peace di negara yang baru pulih dari konflik.
Menurut Hartind, slide event merupakan intellectual contribution Indonesia bagi upaya peningkatan kapabilitas MPP PBB, khususnya peran yang dapat dimainkan industri strategis nasional, serta sekaligus sebagai ajang promosi produk Alpahankam Indonesia yang terbukti berhasil mendukung kinerja kontingen Indonesia di MPP kepada negara-negara kontributor peacekeepers.
Dalam ajang diskusi tersebut, juga diadakan mini exhibition dimana Indonesia menampilkan PT Pindad (Persero), PT Dirgantara Indonesia (Persero) dan PT. Sri Rejeki Isman (Sritex) dengan tujuan untuk mempromosikan produk-produk Alpahankam Indonesia di Markas Besar PBB yang akan berlangsung dari 12 Februari hingga 23 Februari 2018.
"Kita juga ingin mengenalkan Alpahankam kita agar dikenal dunia, dan mempromosikan Industri Pertahanan kita," ujar Hartind di New York. (KBRN)
Kesepakatan kerja sama “Our Eyes“ yang dilakukan antara Indonesia, Malaysia, dan Filipina semakin memperkuat komitmen 3 negara untuk melakukan pengawasan di kawasan Asia Tenggara secara terpadu. Demikian dikatakan Kepala Bidang Pemberitaan, Pusat Komunikasi Publik, Kementerian Pertahanan RI, Kolonel CZI Heru Prayitno, di Balai Media Kementerian Pertahanan Jakarta, Kamis (15/2). Menurut Heru Prayitno, kesepakatan itu untuk menekankan pentingnya saling bertukar informasi strategis dalam pengamanan di kawasan..
Indonesia, Malaysia, dan Filipina sepakat untuk melaksanakan kerja sama trilateral dalam bidang pengamanan di kawasan utara kita itu, ditambah 3 negara lain Singapura, Thailand dengan Brunei sebagai Observers Dengan adanya launching Our Eyes Initiatives di Bali, ketiga Negara Observers sudah bergabung di dalam Our Eyes Initiatives, dan ini sudah ditandatangani kesepakatannya di Singapura kemarin pada saat Menteri (Pertahanan) ke Singapura”.
Beberapa poin penting dari kerja sama “Our Eyes“, menurut Kolonel Heru, adalah mengidentifikasi ancaman dan tantangan yang sedang berkembang, seperti terorisme, radikalisme, dan ekstrimisme yang dapat merusak perdamaian dan stabilitas di kawasan Selain itu, menjawab isu keamanan maritim melalui pertukaran informasi strategis. Ahmad Faisal VOI RRI
Wakil Tetap Republik Indonesia untuk PBB di New York, Dian Triansyah Djani, mengatakan, jelang pemilihan anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada bulan Juni mendatang, Indonesia kembali menggaungkan reformasi dalam tubuh organisasi multilateral tersebut. Reformasi yang digaungkan tersebut bertujuan untuk menciptakan Dewan Keamanan PBB yang lebih efisien dan mengikuti perkembangan zaman.
Dian Triansyah Djani kepada media di Jakarta, Rabu (14/2) menyebutkan, terdapat tiga pilar Dewan Keamanan PBB yang mesti direformasi, yaitu manajemen, operasi penjaga perdamaian, dan juga sistem pembangunan di PBB.
“ Sekarang proses di PBB reformasi berjalan dengan tiga pilar, reformasi manajemen, reformasi terkait dengan peacekeeping, dan reformasi terkait dengan UN Development System, ini sedang dalam proses negosiasi, dan Indonesia berulang kali menyampaikan statemen ingin adanya PBB yang semakin responsive, semakin bisa adapt to new challenges, dan juga semakin dapat mentackle isu perkembangan berkaitan dengan development, kadang – kadang kita lupa aspek itu “.
Dian Triansyah Djani menambahkan, Indonesia juga menekankan perlunya kontribusi langsung dari negara–negara yang mengirimkan penjaga perdamaian atau peacekeeping dalam manajemen pengiriman yang selama ini berada di tangan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa–Bangsa. Terkait peluang Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, Dian Triansjah Djani memastikan kesempatan itu terbuka lebar. Ia juga memastikan, banyak negara yang telah berkomitmen memberikan suaranya bagi Indonesia. (Rezha)